
Kabar membanggakan menyelimuti dunia bulutangkis Indonesia. Tepat pada Minggu, 17 November 2024, Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto sukses memastikan diri menjadi juara BWF World Tour Super 500 Kumamoto Masters 2024.
Di final, FajRi mengandaskan perlawanan wakil tuan rumah Jepang. Fajar/Rian menekuk Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dalam duel yang digelar di Kumamoto Prefectural Gymnasium. Pertarungan sengit rubber game ini terjadi dalam 68 menit. Fajar/Rian menjadi juara usai menang 21-15, 17-21, 21-17.
Jalannya Pertandingan
Di gim pertama, Fajar/Rian tampil dominan. Mereka sudah unggul 11-5 saat interval. Takuro/Yugo berusaha mengejar. Namun, FajRi tetap tampil apik dan menutup gim pertama dengan kemenangan 21-15.
Gim kedua berlangsung lebih ketat. Takuro/Yugo unggul, tapi Fajar/Rian tak membiarkan pasangan Jepang tersebut unggul jauh. Takuro/Yugo akhirnya memaksakan rubber game. Mereka mampu memenangkan gim ketiga 21-17.
Di gim ketiga, kembali terjadi pertandingan ketat. Fajar/Rian sempat unggul jauh 11-6 saat interval. Namun, Takuro/Yugo terus berusaha mengejar. Semakin menegangkan di akhir, karena FajRi hanya unggul tipis 17-16. Bahkan, kedudukan menjadi imbang 17-17.
Beruntung, di saat krusial, Fajar/Rian mampu merebut poin. Mereka menjadi juara usai menang 21-17. Kejuaraan yang mereka dapatkan ini semakin mempertegas posisi Fajar/Rian sebagai salah satu ganda putra terbaik dunia. Gelar juara di Kumamoto Masters Japan 2024 menjadi bukti konsistensi mereka di kancah internasional. Kali terakhir Fajar/Rian mencicipi manisnya gelar juara terjadi di All England 2024 (Super 1000) yang berlangsung 12–17 Maret lalu.
“Alhamdulillah senang dan bersyukur bisa di podium tertinggi lagi setelah terakhir di All England bulan Maret,” kata Fajar Alfian seusai laga.
“Kami meraih hasil yang terbaik (di Kumamoto Masters 2024) tetapi kami berharap bisa lebih dan lebih baik lagi ke depannya.”
Terkait jalannya laga final, Fajar/Rian mengaku sempat mengalami kesulitan menghadapi Hoki/Kobayashi terutama terkait kondisi angin di lapangan.
“Pastinya tidak mudah melawan Hoki/Kobayashi karena mereka bermain luar biasa. Selain itu, kondisi angin sangat berpengaruh di turnamen ini,” kata Muhammad Rian Ardianto.
“Pada gim pertama, kami bisa sangat enak menyerang. Kebalikannya di gim kedua, mereka bisa membalikkan keadaan.”
“Pada gim ketiga, kami tidak mau kalah start jadi kami mencari poin sebanyak-banyaknya sebelum interval,” ujar pemain yang baru saja melepas masa lajangnya itu.
Pada sisi lain, Fajar Alfian mengungkapkan ada makna lain di balik kemenangannya atas wakil tuan rumah di final Kumamoto Masters 2024. Fajar menyebut hasil kali ini merupakan momen revans usai Timnas Indonesia kalah 0-4 saat menjamu Jepang dalam lanjutan Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Jumat (15/11/2024).
“Kami punya motivasi dan tekad lebih karena saya dan Rian sangat mengikuti perkembangan sepak bola Indonesia. Kami cukup sedih kemarin Timnas kalah dari Jepang di Jakarta,” katanya.
“Jadi kami tidak mau menyerah di bulu tangkis, kami mau menang atas pasangan Jepang di rumahnya sendiri.”
Selain itu, Fajar juga mengungkap perjalanannya yang tak mudah untuk bisa naik podium tertinggi. Bahkan, Fajar mengaku sempat sakit sebelum tampil di Kumamoto Masters 2024. Fajar mengatakan kondisi fisiknya yang tak prima bahkan sampai membuatnya merasa demam hinga muntah-muntah. Alhasil, Fajar sampai harus mendapat perawatan ekstra dari tim PBSI.
“Champions Kumamoto Japan master 2024. Perjalanan menuju juara yang tidak mudah di kejuaraan ini, dimulai dari persiapan yang keras untuk kejuaraan ini dan juga sempat berpikir tidak akan berangkat ke Kumamoto karena sakit dari hari Rabu sampai Sabtu menjelang keberangkatannya,” ujar Fajar Alfian, dikutip dari Instagram pribadinya, Senin (18/11).
“Tidak pernah latihan dan pegang raket sama sekali karena demam, muntah-muntah dan pegal linu sampai perawatan extra dari tim medis PBSI,” lanjutnya.
“Tidak yakin bisa bermain karena badan masih lemas setelah sampai di Kumamoto Japan. Babak pertama pun main tidak ada feeling bagus dan kepala masih pusing,” tutur Fajar.
Tak ayal, Fajar Alfian merasa sangat bersyukur bisa mencapai kesuksesan ini. Dia tak lupa mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pihak yang membantunya untuk menghentikan puasa gelar juara yang terakhir kali dicapai di All England 2024.
“Tapi berkat kerja keras dan tekad akhirnya bisa melewati pertandingan ini. Terimakasih juga buat pelatih, partner, dan tim pendukung atas support dan perawatannya,” ucap Fajar.
Resmi mengunci kemenangan di Kumamoto Masters 2024, Fajar / Rian digadang-gadang akan mendapatkan kucuran hadiah fantastis. Ditambah lagi, mereka telah mendapatkan tambahan poin yang penting untuk mengamankan posisi WTF dan rangking dunia.
Melansir dari berbagai sumber, Kumamoto Masters 2024 menawarkan total hadiah uang turnamen ini yakni 420.000 dolar AS atau sekitar 6,60 miliar rupiah dengan distribusi hadiah uang sesuai peraturan BWF.
Sebagai informasi Jepang Masters 2024 adalah turnamen kedua puluh delapan dalam rangkaian seri Tur Dunia BWF 2024 dan termasuk dalam kategori turnamen BWF grade 2 dengan level 4 atau Super 500. Selain Fajar dan Rian, Gregoria Mariska Tunjung harus puas menjadi runner-up Kumamoto Masters Japan 2024 setelah kalah dari Akane Yamaguchi dalam final tunggal putri.
Dalam pertemuan ke-20 dengan Akane Yamaguchi, Gregoria kalah dua gim langsung dengan skor 12-21, 12-21. Meskipun sempat berjuang keras dan menyulitkan Akane Yamaguchi dengan pukulan-pukulan menyilang, Gregoria pada akhirnya harus mengakui keunggulan sang lawan asal Jepang.