Medan, KoverMagz – Dislipidemia merupakan kondisi saat kadar lipid atau zat lemak seperti trigliserida dan kolesterol dalam darah yang tidak normal. Kadar lipid bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Lipid adalah zat lemak yang terdiri dari kolesterol dan trigliserida. Komponen-komponen ini tersimpan di dalam tubuh dan berperan sebagai sumber tenaga untuk tubuh.
Istilah ini juga berkaitan dengan kondisi kolesterol tinggi, walaupun sebenarnya dislipidemia adalah istilah yang mencakup lebih dari sekadar kolesterol tinggi.
Kolesterol sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu kolesterol baik dan kolesterol jahat.
Seseorang dikatakan mengalami dislipidemia apabila pemeriksaan lemak darahnya setelah puasa menunjukkan nilai kolesterol total di atas 200 mg/dL, dengan rincian:
- Kolesterol baik High-density lipoprotein atau HDL di bawah 40 mg/dL untuk pria, atau di bawah 50 mg/dL untuk wanita.
- Kolesterol jahat low-density lipoprotein atau LDL di atas 100 mg/dL.
- Trilgliserida lebih dari 150 mg/dL
Total kolesterol yang seharusnya dimiliki oleh orang yang sehat di bawah 200 mg/dL.
Komponen lain dari lipid adalah trigliserida. Kadar trigliserida yang normal di dalam tubuh seharusnya di bawah 150 mg/dL.
Tingkat lipid dalam darah yang sehat secara alami bervariasi pada setiap orang. Namun, orang yang mengalami dislipidemia memiliki risiko tinggi terhadap aterosklerosis.
Aterosklerosis terjadi saat plak menumpuk di pembuluh darah sehingga membuat aliran darah menjadi tidak lancar. Seiring waktu, penumpukan plak ini dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Menyerang siapa sajakah ?
Dislipidemia adalah kondisi yang cukup umum terjadi. Menurut sebuah artikel yang dimuat dalam International Journal of Gerontology, angka kejadian penyakit ini paling banyak terjadi di negara-negara Eropa dan Amerika, dengan persentase kejadian 53,7% dan 47,7% secara berurutan.
Sementara itu, di negara-negara Asia Tenggara, penyakit ini memiliki persentase kejadian setinggi 30,3%. Di Indonesia, sebanyak 36% populasi yang berusia 25 tahun ke atas menderita penyakit ini, dengan 33,1% pasien pria dan 38,2% pasien wanita.
Sementara kondisi yang bisa meningkatkan risiko dislipidemia adalah:
- Penyakit hati, sindrom metabolik, penyakit jantung, diabetes yang tidak terkontrol, dan hipotiroidisme.
- Berat badan berlebih atau obesitas.
- Penyakit ginjal, seperti batu ginjal dan gagal ginjal.
- Konsumsi obat penurun tekanan darah golongan beta blocker, kortikosteroid, diuretik, pengobatan HIV, atau pil KB.
Berikut beberapa gejala dislipidemi, mengutip Medical News Today:
– sakit kaki, terutama saat berjalan atau berdiri
– nyeri dada
– sesak atau tekanan di dada
– rasa sakit, sesak di leher
– gangguan pencernaan dan mulas
– masalah tidur dan kelelahan di siang hari
– pusing
– palpitasi jantung
– keringat dingin
– muntah dan mual
– bengkak di kaki, perut, dan pembuluh darah di leher
Untuk mengetahui apakah Anda mengalami dislipidemia, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Dokter juga akan memberitahukan pola diet, jenis olahraga, serta obat yang tepat untuk menurunkan kadar kolesterol, sesuai kondisi Anda.
Penulis : Annette Thresia Ginting
Sumber : Hellosehat,CNN,Medical News Today