Sobat kover, pernahkah anda mendengar istilah generasi stroberi? Jika belum, maka inilah saatnya bagi anda untuk mengenalinya.
Seiring berkembangnya zaman, ada banyak sekali istilah yang kerap muncul untuk menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tertentu. Seperti salah satunya dengan istilah generasi stroberi tersebut. Lantas, apa sebenarnya generasi stroberi itu? Bagi Anda yang penasaran akan hal ini, yuk simak ulasannya di sini.
Pengertian Istilah Generasi Stroberi
Generasi stroberi adalah suatu istilah yang menggambarkan fenomena generasi anak muda saat ini. Yang mana mereka biasanya memiliki ide dan kreatifitas yang tinggi, namun saat dihadapkan dengan berbagai masalah dan tekanan, mereka mudah hancur layaknya buah stroberi.
Melansir dari website Kementerian Keuangan RI, Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya dan dalam kuliah online yang pernah dilakukan melalui streaming youtube pernah mendefinisikan tentang generasi stroberi.
Menurutnya, generasi stroberi adalah generasi yang penuh dengan gagasan ide cemerlang serta kreatifitas yang tinggi. Namun sayangnya, mereka juga mudah sekali untuk menyerah, mudah sakit hati, lamban, egois, serta pesimis terhadap masa depan.
Adapun bukti nyata dari generasi stroberi ini dapat kita lihat pada media sosial. Banyak sekali hal-hal kreatif yang dibagi di media sosial dari generasi anak muda, tetapi banyak pula curahan hati penuh resah, sedih, dan stres yang mereka alami.
Bahkan muncul candaan atau lelucon yang digunakan untuk menyindir generasi stroberi ini. Seperti tidak bisa bertahan di dunia kerja, lalu sedikit-sedikit healing dan sebagainya.
Di lain sisi, jika meninjau dari sisi Psikolog, Samanta Elsener, seorang psikolog mengatakan bahwa memang generasi muda saat ini memiliki kerentanan yang lebih tinggi terhadap gangguan psikologis seperti cemas dan stres.
“Yang perlu ditonjolkan dalam hal ini adalah latar belakang dan faktor yang membuat generasi muda tampak lemah. Mereka punya banyak faktor yang memengaruhi kerentanan mereka terhadap gangguan psikologis,” ungkap Samanta.
Intinya, generasi masa kini memiliki kecerdasan tinggi, tetapi dihantui pula dengan kecerdasan emosional yang lebih rentan.
Karakteristik Generasi Stroberi
Kendati begitu, tidak semua generasi anak muda dapat dikatakan generasi stroberi loh. Hal ini dikarenakan ada beberapa karakteristik tertentu yang menjadikan seseorang termasuk ke dalam bagian tersebut. Adapun karakteristik yang muncul untuk generasi ini terbagi menjadi dua jenis yakni positif dan negatif.
Karakteristik Generasi Stroberi Secara Positif
-
Menyukai Tantangan
Perlu anda ketahui, generasi stroberi cenderung menghindari kegiatan yang monoton atau rutinitas yang di lakukan secara terus-menerus. Mereka lebih suka terhadap sesuatu yang baru dan menantang. Hal ini dikarenakan kegiatan tersebut dapat membantu karir mereka di masa mendatang.
-
Bekerja Tidak Melulu Karena Uang
Sudah bukan rahasia umum lagi, jika salah satu tujuan dari bekerja adalah mencari uang untuk menyambung hidup. Namun bagi generasi stroberi, mereka punya cara pandang yang berbeda. Bagi mereka, bekerja tidak melulu karena uang melainkan juga pengembangan minat dan bakat (passion). Tak heran bila generasi yang satu ini punya banyak ide dan berkreatif tinggi.
-
Berani Menyampaikan Pendapat
Karakteristik lainnya yang patut diacungi jempol dari generasi ini ialah berani menyampaikan pendapat. Ya, bisa di bilang generasi stroberi tidak segan-segan dalam mengutarakan berbagai perasaan yang mereka rasakan ataupun ide-ide cemerlang yang mereka miliki. Hal inilah yang dapat membuat suatu bisnis atau perusahaan menjadi maju dan berprofit untung.
-
Mudah Beradaptasi dengan Teknologi
Terakhir, generasi stroberi memiliki pemahaman yang cukup baik dalam urusan teknologi. Mereka juga mudah beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan selalu update dengan berbagai informasi teknologi. Kemampuan mereka yang mudah beradaptasi dengan kemajuan zaman inilah yang akhirnya dapat membantu berbagai aspek kehidupan menjadi lebih baik.
Karakteristik Generasi Stroberi Secara Negatif
-
Terjebak dalam Zona Nyaman
Pola asuh memainkan faktor penting dalam terciptanya generasi stroberi. Didikan orangtua yang terlalu memanjakan anak dapat berimbas pada pola pikir yang tidak realistis. Sebagai contoh dalam ranah pekerjaan, banyak generasi muda saat ini cenderung meminta gaji yang besar tanpa tahu kapasitas skill yang mereka miliki atau belum sesuai dengan kebutuhan pasar.
-
Tidak Memiliki Rasa Tanggung Jawab
Ada keengganan yang melekat pada generasi ini untuk bertanggung jawab atas tindakan yang mereka lakukan secara sadar. Tak jarang, banyak diantara mereka yang bahkan melimpahkan kesalahan tersebut pada orang lain.
-
Mudah Menyerah
Karakteristik yang ketiga ini menjadi ciri khas dari generasi stroberi yang mudah untuk anda kenali, yakni mudah menyerah. Ya, generasi yang satu ini sangat rapuh dan mudah menyerah terhadap berbagai tekanan sosial yang muncul di sekitar mereka. Mereka juga mudah sekali untuk mengeluh dan merasa tersinggung.
-
Memiliki Harapan yang Tidak Realistis
Harapan dan keinginan tidak selalu terwujud sesuai rencana. Generasi yang satu ini dikenal memiliki harapan yang tidak realistis dan seringkali memaksakan kehendak. Dalam dunia kerja mereka mendapat julukan sebagai pekerja yang lamban, suka membangkang, sombong, dan egois.
Penyebab Muncul Generasi Stroberi
Prof Rhenald Kasali mengatakan ada empat hal yang memicu tumbuhnya generasi stroberk di Indonesia.
-
Karakter Generasi
Setiap generasi memiliki karakter yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada lingkungan pembentuknya. Lingkungan membentuk generasi saat ini menjadi orang-orang yang mudah lari dari kesulitan atau mudah menyerah dengan dalih kesehatan mental. Untuk itu, tak heran bila hal inilah yang dapat menjadi penyebab munculnya generasi stroberi.
-
Self-Diagnosis Dini
Kemajuan teknologi saat ini banyak mendukung masyarakat kita menjadi lebih maju dan mudah mendapatkan informasi terbaru. Namun sayangnya, adanya kemudahan teknologi ini tidak cukup kuat dengan pemahaman literasi yang cukup, sehingga banyak generasi stroberj yang menelan segala sesuatunya secara mentah-mentah tanpa mau meluangkan sedikit waktu untuk menggali kebenaran yang ada.
Serupa juga halnya dengan kesehatan mental (mental health). Banyak generasi jaman sekarang cukup aware tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. Namun sayangnya, tanpa disadari banyak dari mereka yang justru self diagnose.