Medan, KoverMagz – Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa China merahasiakan data terkait asal-usul virus corona kepada tim penyelidik
Tim investigasi dipimpin WHO telah menjalankan misi untuk mengungkap sumber virus corona di Wuhan, China pada Januari dan Februari lalu. “Dalam diskusi saya dengan tim, mereka mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi dalam mengakses data mentah,” kata Tedros, Selasa (30/3) seperti dikutip dari Reuters.
“Saya berharap studi kolaboratif di masa mendatang mencakup berbagi data yang lebih tepat waktu dan komprehensif.”
Tedros mengatakan perlu penyelidikan lebih lanjut dan mengirim lebih banyak misi ke China untuk menguak misteri corona.
“Saya tidak percaya bahwa penilaian ini cukup ekstensif. Data dan studi lebih lanjut sangat dibutuhkan untuk mencapai kesimpulan yang lebih kuat.”
Pemimpin tim WHO, Peter Ben Embarek, menambahkan sangat mungkin virus tersebut telah beredar pada November atau Oktober 2019 di sekitar Wuhan, dan berpotensi menyebar ke luar negeri lebih awal dari yang didokumentasikan sejauh ini.
“Kami mendapat akses ke cukup banyak data di banyak area berbeda, tetapi tentu saja ada area di mana kami mengalami kesulitan untuk mendapatkan data mentah dan ada banyak alasan untuk itu,” katanya. Dia menilai studi fase kedua sangat diperlukan.
Tim peneliti itu berada di China dengan pengawasan ketat dari pihak berwenang. Dalam studi itu, peneliti membuat daftar empat skenario kemungkinan awal mula virus corona menyebar.
Berikut 5 hasil temuan sumber virus corona berdasarkan laporan kolaborasi WHO dan China :
Ditularkan dari Kelelawar
Laporan hasil penelitian kolaborasi WHO dan China menunjukkan bahwa kemungkinan besar virus corona yang menyebabkan Covid-19 awalnya ditularkan kelelawar ke manusia melalui hewan lain.
Dalam studi itu, peneliti membuat daftar empat skenario kemungkinan awal mula virus corona menyebar. Kemungkinan paling atas dalam daftar itu adalah penularan dari kelelawar melalui hewan lain.
Namun mereka juga masih mengevaluasi kemungkinan penyebaran langsung dari kelelawar ke manusia. Tim WHO juga belum dapat menemukan bukti penular inang perantara.
Kemungkinan Kecil dari Kebocoran Lab
Tim WHO yang meneliti asal virus corona mengatakan kebocoran labarotorium adalah kemungkinan yang paling kecil. Sehingga menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus masalah tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
“Saya tidak percaya penilaian ini cukup ekstensif. Data dan studi lebih lanjut akan dibutuhkan untuk mencapai kesimpulan yang lebih kuat,” ujar Tedros kepada negara-negara anggota dalam sambutan yang dirilis oleh WHO.
Lewat Makanan Beku
Dalam laporan itu, para peneliti juga menyebut penyebaran melalui produk makanan beku mungkin terjadi, tetapi jarang ditemukan.
Hal itu membuka kemungkinan baru bahwa virus corona bisa jadi berasal dari luar kota Wuhan.
Pemimpin tim WHO Peter Ben Embarek mengatakan virus tersebut sangat mungkin beredar pada November atau Oktober 2019 di sekitar Wuhan.
Artinya, virus berpotensi menyebar ke luar negeri lebih awal daripada yang diketahui sejauh ini.
“Kami mendapat akses ke cukup banyak data di banyak area berbeda, tetapi tentu saja ada area di mana kami mengalami kesulitan untuk mendapatkan data mentah dan ada banyak alasan bagus untuk itu,” kata Ben Embarek, mengutip undang-undang privasi dan batasan lainnya.
Dari Luar China
Laporan hasil penyelidikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan China terkait asal muasal virus corona membuka kemungkinan bahwa virus berassal dari luar China.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa peredaran SARS-CoV-2 lebih awal beberapa minggu dari sejumlah kasus corona yang pertama kali terdeteksi. Beberapa sampel yang diduga positif (Covid-19) terdeteksi bahkan lebih awal dari kasus positif di Wuhan, yang menunjukkan kemungkinan penyebarannya terlewat di negara lain,” bunyi laporan WHO tersebut.
Meski begitu, dalam laporan itu WHO mengatakan kualitas studi terkait penyebaran virus corona pertama dari luar China masih terbatas.
Peran Pasar Hewan
Tim WHO telah mengkonfirmasi bahwa ada kontaminasi dengan SARS-CoV-2 di pasar Huanan di Wuhan, namun tidak dapat menentukan sumber kontaminasi ini.
Laporan itu juga tidak menunjukkan kepastian wabah ini dimulai di pasar makanan laut Wuhan yang merupakan salah satu tempat pertama kasus corona ditemukan.
Penelitian lebih lanjut menjadi rekomendasi dari laporan itu termasuk analisis lengkap mengenai perdagangan hewan dan produk di pasar seluruh Wuhan, terutama yang berkaitan dengan kasus manusia purba. Peran hewan liar yang dibudidayakan dalam memperkenalkan virus ke pasar di Wuhan dan sekitarnya juga penting untuk diidentifikasi dalam penelitian.
Terlepas dari hasil studi WHO masalah lain yang menyelimuti penelitian ini adalah data yang dirahasiakan dan kesulitan dalam mengakses oleh tim penyelidik.
Salah satu penyelidik tim telah mengatakan bahwa China menolak memberikan data mentah tentang kasus awal COVID-19 kepada tim yang dipimpin WHO, sehingga mempersulit upaya memahami pandemi global dimulai.
“Dalam diskusi saya dengan tim, mereka mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi dalam mengakses data mentah,” kata Tedros, Selasa (30/3), dikutip dari AFP.
“Saya berharap studi kolaboratif di masa mendatang mencakup berbagi data yang lebih tepat waktu dan komprehensif.”
Sejumlah pihak dan ahli kesehatan menyayangkan hasil penyelidikan WHO ini yang dianggap tidak banyak menjawab pertanyaan terkait asal muasal kemunculan dan penyebaran virus corona.
Penulis : Annette Thresia Ginting
Sumber : CNN Indonesia