Medan, KoverMagz – Penyakit liver atau hepatitis yang menyerang hati memang salah satu penyakit cukup berbahaya dan mematikan. Timbulnya penyakit liver atau penyakit hati ini dapat dikarenakan berbagai faktor. Makanan bukan penyebab mutlak dan utama seseorang bisa terinveksi penyakit yang mematikan ini. Cara pola hidup yang tidak sehat bisa menjadi salah satu faktor yang paling fatal menyebabkan Liver menjadi rusak, seperti minum minuman beralkohol, merokok, sering berganti-ganti pasangan dan usahakan untuk tidak terpapar oleh zat kimia di lingkungan anda berada. Lalu apakah tato bisa menjadi penyebab terjadinya penyakit Liver ? Bagaimanakah kaitannya ?
Saat melakukan tindikan di tubuh jika tidak tepat bisa menyerang ke Liver. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan bahwa tato jika tidak dirajah dengan baik atau menggunakan tinta yang tidak aman ternyata juga bisa memicu datangnya infeksi hati. Hal ini disebabkan oleh darah yang sudah terkontaminasi tinta yang tentu bisa memicu dampak buruk bagi kesehatan tubuh.
“Tato dan tindik bisa menjadi media penularan Hepatitis C dan infeksi lain, apalagi jika peralatan yang dipakai untuk membuat tato atau tindik tidak steril,” ucap Rania Tohme dari CDC.
Hepatitis C merupakan masalah kesehatan utama bagi orang di Amerika Serikat. Sekitar 75 – 85% warga di sana memiliki infeksi kronis yang menyebabkan penyakit serius seperti sirosis dan kanker hati.
Lebih jelasnya hati merupakan organ yang dapat melakukan regenerasi dengan cepat untuk mengganti sel-selnya yang rusak. Akan tetapi, jika sel-sel yang rusak cukup banyak, fungsi dan kerja hati dapat terganggu. Biasanya, fungsi hati akan mulai terlihat penurunannya ketika kerusakan sel-sel hati mencapai 75%. Tak hanya bisa dialami oleh orang dewasa, penyakit liver juga bisa dialami oleh anak-anak dan bayi.
Di Amerika Serikat, sekitar 18.000 terdapat kasus baru hepatitis C setiap tahun. Hampir semua dari mereka tertular penyakit itu ketika menyuntikkan obat ke dalam tubuh mereka dengan jarum yang terkontaminasi. “Jika sampai kita mendapatkan tato atau tindik di tempat yang tidak profesional, maka risiko untuk terkena hepatitis C bisa meningkat hingga 2-4 kali lipat,” lanjut Tohme.
Mengutip laman U.S. Food & Drugs Administration (FDA) dengan judul Think Before You Ink: Are Tattoos Safe? Sekitar 3 dari 10 (atau 29%) orang yang disurvei memiliki setidaknya satu tato.
FDA juga melihat laporan orang-orang yang mengembangkan infeksi dari tinta tato yang terkontaminasi, serta reaksi yang merugikan terhadap tinta itu sendiri
Maka sudah sebaiknya untuk mencegah hal tersebut saat melakukan penindikan badan diharapkan untuk memakai tenaga ahli/seniman tato yang profesional.
Menurut Dr. Linda Katz, M.D., M.P.H., direktur FDA of Office Cosmetic and Colours, saat ingin mentato tubuh perhatikan hal berikut ini:
- Meskipun bisa mendapatkan infeksi serius dari praktik dan peralatan yang tidak higienis yang tidak steril, infeksi juga dapat terjadi akibat tinta yang terkontaminasi bakteri atau jamur. Menggunakan air non-steril untuk mencairkan pigmen (bahan yang menambah warna) adalah penyebab umum terjadinya infeksi, meskipun bukan satu-satunya. Tidak ada cara pasti untuk mengetahui apakah tinta aman. Tinta dapat terkontaminasi bahkan jika wadah disegel atau ada label steril.
- Penelitian yang dipublikasikan telah melaporkan bahwa beberapa tinta mengandung pigmen yang digunakan pada toner printer atau cat mobil. FDA belum menyetujui pigmen untuk injeksi ke kulit untuk tujuan kecantikan. FDA meninjau laporan reaksi merugikan atau infeksi dari konsumen dan penyedia layanan kesehatan.
- Reaksi ruam — kemerahan atau benjolan — di kulit yang ditato adalah yang kerap dijumpai usai tindakan tato. Bahkan kita bisa mengalami demam.Infeksi yang lebih agresif dapat menyebabkan demam tinggi, gemetar, kedinginan, dan berkeringat. Mengobati infeksi semacam itu mungkin memerlukan berbagai antibiotik — mungkin selama berbulan-bulan — atau bahkan rawat inap dan / atau pembedahan. Ruam juga bisa berarti Anda mengalami reaksi alergi. Dan karena tinta itu permanen, reaksinya akan terus berlanjut.
- Merek ayang ditato akan mendapatkan jaringan parut, atau “granuloma,” simpul kecil atau benjolan yang dapat terbentuk di sekitar materi yang dianggap tubuh asing.
- Beberapa orang mungkin mengalami pembengkakan atau pembakaran di tato ketika mereka melakukan magnetic resonance imaging (MRI).Meskipun ini jarang terjadi dan tidak berlangsung lama.
- Dalam dunia tato ada yang namaya tinta dan kit tato do-it-yourself. Tapi FDA tetap khawatir jika konsumen tidak tahu cara mengendalikan dan menghindari semua sumber kontaminasi infeksi.
- Meskipun penelitian sedang berlangsung di FDA dan di tempat lain, masih ada banyak pertanyaan tentang efek jangka panjang dari pigmen, bahan lain, dan kontaminan yang mungkin dalam tinta tato. FDA telah menerima laporan tentang reaksi buruk terhadap tinta tato tepat setelah tato dan bahkan bertahun-tahun kemudian.
Jika anda sudah melakukan penindikan di tubuh dalam jangka waktu yang sudah lama terjadi iritasi atau keluhan lainnya maka segeralah menanyakan pada seniman tato anda untuk mengidentifikasi tinta, mintalah merek, warna, dan banyak atau jumlah bets tinta atau pengencer untuk membantu menentukan sumber masalah dan bagaimana mengobatinya lalu hindarilah seniman yang sama.
Penulis : Annette Thresia Ginting
Berbagai Sumber