Sejarah Kucing Menjadi Hewan Peliharaan Manusia

ejarah kucing menjadi peliharaan manusia

Kucing menjadi salah satu hewan peliharaan paling populer di dunia. Bagaimana tidak? Tingkahnya yang lucu menjadikan hewan berbulu ini sangat disukai banyak orang. Apakah sobat Kovermagz adalah salah satu pecinta kucing?

Selain tingkahnya yang lucu, perawatan yang terbilang cukup mudah bila kita bandingkan sengan hewan lain yang  menjadikan kucing jadi kesukaan banyak orang. Sifatnya yang jinak, penurut,, dan menggemaskan, wajar saja bila hewan ini jadi pilihan sebagai peliharaan. Apalagi kucing juga termasuk hewan yang mudah untuk dirawat.

Tapi, pernahkah terpikirkan mengenai bagaimana awal mula hewan ini bisa menjadi dekat dengan kehidupan manusia? Sebagai pecinta kucing, tentu kamu harus mengetahui bagaimana sejarah panjang si kecil berbulu ini menjadi teman dalam peradaban manusia.

Artikel ini akan membantu Anda untuk menemukan jawabannya. Melansir dari berbagai sumber, berikut ini Kovermagz merangkum informasi tentang sejarah kucing menjadi peliharaan manusia.

Sudah Bermula Lebih dari 10.000 Tahun yang Lalu

Secara ilmiah, kucing disebut sebagai Felis silvestris catus atau Felis catus. Inilah jenis yang sekarang menjadi pilihan sebagai hewan peliharaan. Karena termasuk ke dalam keluarga Felidae, kucing juga masih tergolong kerabat dengan macan, harimau, singa, hingga jaguar.

Para ahli menyebutkan bila domestikasi atau awal mula kucing menjadi peliharaan manusia ini bermula di daerah Timur Tengah, khususnya di daerah bulan sabit subur (fertile crescent). Spesies awal yang menjadi peliharaan diperkirakan adalah kucing liar afrika (Felislybica). Bisa kita atkan bahwa hewan inilah yang menjadi nenek moyang kucing rumahan yang ada pada saat ini.

Domestikasi kucing ini tidak terlepas dari aktivitas manusia yang dulu kerap bercocok tanam. Yang mana, kucing orang manfaatkan sebagai hewan penjaga hama. Mengingat pada masa tersebut, wilayah bulan sabit subur juga menjadi awal dari munculnya masyarkat pertanian.

Dilansir dari Smithsonianmag.com, bukti arkeologis mengenai kucing ini cukup banyak ditemui dan kebanyakan juga berasal dari daerah tersebut. Bahkan, sebagaimana tertulis dalam jurnal penelitian Science di situs tersebut, spekulasi dari peneliti menyebutkan bila proses domestikasi ini sudah terjadi sejak 12.000 tahun yang lalu.

Dulu, Mesir menjadi tempat dari awal mula domestikasi kucing, tepatnya sekitar 3600 tahun yang lalu. Selain itu, kucing adalah hewan yang sangat begitu orang hargai pada negara ini. Tentunya kamu sudah tahu kan bila Sphinx yang berada dekat Piramida Giza memiliki bentuk kucing. Bahkan, bangsa Mesir kuno juga punya dewi yang juga memiliki rupa kucing, yaitu Dewi Bastet.

Namun anggapan tentang Mesir sebagai awal mula domestikasi ini berubah setelah ada penemuan kerangka kucing yang peneliti temukan pada Pulau Siprus dengan usia 9.500 tahun. Hal ini sebagaimana tertulis dalam sebuah penelitian berjudul The Taming of The Cat yang dipublikasikan oleh Scientific American.

Uniknya, kerangka kucing ini peneliti temukan terkubur bersama dengan kerangka manusia. Ini mengindikasikan bila sejak saat itu, kucing sudah menjadi sahabat manusia jauh sebelum peradaban bangsa Mesir Kuno.

Hal yang tak kalah menarik, Siprus juga sebenarnya bukanlah asal dari kucing tersebut. Artinya, kucing tersebut kemungkinan orang bawa menggunakan kapal dari wilayah Syam atau Levant.

Bagaimana kucing bisa tersebar ke seluruh dunia?

Sobat Kovermagz, perlu Anda ketahui bahwa tak hanya bangsa Mesir kuno, dalam sejarah berbagai peradaban, kucing juga menjadi salah satu hewan yang sangat begitu orang hargai. Di Eropa, bangsa Romawi menganggap kucing sebagai simbol kebebasan. Bergeser ke benua Asia, kucing juga punya anggapan sebagai simbol keberuntungan di Tiongkok.

Bila memang kucing ini asalnya dari Timur Tengah, lantas apa yang membuat kucing ini menjadi menyebar ke seluruh belahan dunia? Seperti cerita mengenai kucing yang ada di Siprus, jawabannya adalah dengan dibawa oleh manusia.

Bersumber dari businessinsider.org, karena pada saat itu kucing sangat populer sebagai pengusir hama, tren ini mulai menyebar ke utara Turki, tepatnya oleh orang-orang Rumania dan Bulgaria.

Kemudian, orang Viking dan Romawi juga tertarik dengan hewan berbulu ini. Mereka pun akhirnya memanfaatkan kucing sebagai pengusir hama yang mereka tempatkan pada geladak kapal. Dari sinilah, gelombang kepopuleran kucing semakin tersebut semakin besar hingga akhirnya menyebar ke seluruh dunia.

Hal ini juga semakin kuat dengan sebuah penelitian dari Claudio Ottoni dari University of Rome. Sebagaimana dilansir dari detik.com, hasil penelitiannya menyebutkan kalau DNA kucing purba kerap orang temukan pada berbagai kota pelabuhan di seluruh dunia.

Jadi, begitulah sejarah panjang dari nenek moyang anabul atau ‘anak bulu’ yang hobi mengeong ini. Seiring dengan berlalunya zaman, dari kucing liar afrika, kini mereka berevolusi menjadi kucing domestik hingga bisa menjadi hewan peliharaan yang orang-orang sukai seperti sekarang.

Bagi Anda pecinta kucing perlu tahu juga bahwa sebuah studi tahun 2020 di jurnal PLOS One menemukan bahwa bermain dengan membelai, melatih, dan memberi makan kucing. Aktivitas ini semuanya, termasuk dapat mengaktifkan wilayah korteks pprefontal, yang terkait dengan empati dan komunikasi nonverbal. Jadi, selain kedekatan kucing dengan manusia sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, ternyata kucing juga dapat memberikan dampak positif pada pemiliknya. Semoga penjelasan ini bermanfaat Sobat Kovermagz!