Santa Claus atau Sinterklas memang menjadi ikon yang mem-branding perayaan Natal di seluruh dunia. Sosok lelaki tua ramah, bertubuh gemuk, dengan janggut panjang berwarna putih, memakai kostum berwarna merah dan menaiki kereta salju yang ditarik rusa-rusa seakan-akan, dengan salahnya, dikenal dunia sebagai tokoh utama hari besar (hari libur) Natal.
Bukan berasal dari Kutub Utara sebagaimana kisah-kisah tradisi Natal, kisah Sinterklas berawal jauh ke belakang ketika seorang Santo Nicholas menjadi sosok pelindung anak-anak di abad ke-4.
1. Santo yang Dermawan
Saint (Santo) Nicholas lahir sekitar tahun 280 di Patara, Lycia, sebuah daerah yang merupakan bagian dari Turki saat ini. Dia kehilangan kedua orang tuanya saat masih muda dan menggunakan warisannya untuk membantu orang-orang miskin dan sakit. Sejak muda, dia adalah seorang Kristen yang taat, hingga dia kemudian menjabat sebagai uskup Myra, sebuah kota yang sekarang disebut Demre.
2. Uskup yang Berani Menantang
Image St.Nicholas pada masa ia hidup, bukanlah sosok gemuk atau periang seperti yang saat ini digambarkan. Namun ia memiliki reputasi sebagai pembela doktrin gereja yang berapi-api, cekatan dan penantang selama Penganiayaan Besar (the Great Persecution) pada tahun 303M, ketika Alkitab dibakar dan para pendeta / pastor dipaksa untuk meninggalkan agama Kristen atau menghadapi eksekusi. St Nicholas menentang fatwa ini dan menghabiskan bertahun-tahun di penjara sebelum kaisar Romawi Konstantinus mengakhiri penganiayaan Kristen pada tahun 313.
3. Menonjol di Kalangan Para Santo
St. Nicholas adalah seorang santo (orang suci) yang dipercaya sebagai pelindung banyak orang, dari anak yatim, pelaut, hingga tahanan. Ketenaran St. Nicholas bertahan lama setelah kematiannya (pada 6 Desember di pertengahan abad keempat, sekitar tahun 343). Menurut sejarawan Universitas Manitoba Gerry Bowler, penulis Santa Claus: A Biography, pada era 1200-an, dua kisah hebat St. Nicholas naik ke permukaan.
Kisah pertama adalah bagaimana tiga gadis muda diselamatkan dari kehidupan pelacuran ketika Uskup muda Nicholas diam-diam memberikan tiga kantong mas kawin kepada ayah mereka yang berhutang agar mereka bisa menikah.
Kisah kedua menceritakan St. Nicholas memasuki sebuah penginapan yang penjaganya baru saja membunuh tiga anak laki-laki dan mengasinkan tubuh mereka yang terpotong-potong di tong bawah tanah. Nicholas bukan hanya merasakan kejahatan itu, tetapi juga menghidupkan kembali para korban.
4. Menjadi Pemberi Hadiah
Selama beberapa ratus tahun, sekitar tahun 1200 hingga 1500, image St. Nicholas adalah pemberi hadiah yang dirayakan pada peringatan hari kematiannya yakni setiap tanggal 6 Desember. Sosoknya berubah, dari orang suci yang tegas, kini menjadi pria berjanggut putih yang memiliki kekuatan magis seperti terbang. Dia juga memastikan bahwa anak-anak berdisiplin dalam berdoa dan berperilaku yang baik.