Posisi Tidur Ibu Bisa Membahayakan Janin Dalam Kandungan

Keguguran adalah salah satu hal yang paling ditakuti saat hamil. Masa kehamilan yang paling rentan dengan keguguran adalah saat usia kandungan memasuki usia antara minggu ke-4 hingga minggu ke-12 atau yang biasa dikenal dengan trimester pertama. Penyebabnya memang beragam, mulai dari kondisi janin, riwayat kesehatan ibu, kegiatan fisik ibu sehari-hari  hingga konsumsi obat-obatan tertentu.

Selain memakan makanan yang bergizi dan menjauhi segala pantangan, beristirahat adalah satu kebutuhan yang cukup vital bagi kesehatan kandungan. Durasi tidur dan kualitas tidur mempengaruhi kehamilan Anda, itu sudah jelas. Tapi, tahukah Anda bahwa posisi tidur juga mempengaruhi kehamilan bahkan bisa mengakibatkan keguguran?

Posisi Janin Usia 7 Bulan

HINDARKAN POSISI TIDUR TERLENTANG 

Saat usia kandungan memasuki trimester kedua (minggu ke 14 hingga ke 28) sebaiknya ibu yang hamil perlu menghindari posisi tidur terlentang karena ini akan membahayakan ibu dan juga si janin. Apabila ibu terlalu lama tidur pada posisi terlentang, aliran darah ke plasenta janin akan tersendat dan menjadi lebih kecil, sehingga aliran nutrisi dan oksigen ke janin terhambat.

Efek bagi ibu adalah ketika tidur terlentang secara terus menerus, ibu bisa mengalami sakit punggung dan wasir yang akan semakin parah. Selain itu, posisi tidur ini membuat ibu hamil rentan mengalami tekanan darah rendah sehingga membuat ibu menjadi pusing. 

PENELITIAN BUKTIKAN PENINGKATAN RESIKO KEGUGURAN

Sebuah penelitian yang cukup terkenal di Australia, mengambil masa lima tahun berjudul ‘Sydney Stillbirth Study‘, telah menyimpulkan bahwa wanita hamil yang tidur telentang dapat meningkatkan risiko keguguran (janin berusia di bawah 24 minggu) atau bayi lahir mati (janin berusia di atas 24 minggu).

Data sampel adalah 295 ibu hamil dari delapan rumah sakit di seluruh Australia, dimana penelitian tersebut melaporkan bahwa wanita yang tidur telentang enam kali lebih mungkin memiliki bayi lahir mati.

Vena besar, vena cava, yang membawa darah dari kaki kembali ke jantung berada di bawah sisi kanan rahim. Semakin besar kehamilan ibu, berbaring telentang atau pun berbaring menghadap ke kanan, beban rahim yang berat dapat menekan vena ini, mengurangi aliran darah ke janin. Para peneliti percaya bahwa pengurangan aliran darah ke janin, jika cukup parah dan berkepanjangan, dapat menyebabkan hingga kematian janin.

Selain telentang, para wanita hamil juga disarankan untuk tidak tidur miring ke kanan karena kedua posisi itu sama-sama mengurangi suplai darah ke rahim.

Beberapa penelitian termasuk di New Zealand dan di Inggris secara jelas telah menunjukkan hubungan antara posisi tidur terlentang ibu dan lahir mati khususnya pada usia kehamilan yang semakin tua. Wanita yang tidur terlentang memiliki peluang lebih tinggi untuk memiliki bayi lahir mati dibandingkan wanita yang tidur dengan posisi lain.

 

BAYI LAHIR MATI BISA DIHINDARKAN

Statistik yang menyeramkan ini bisa dihindarkan. Adalah penting untuk mengedukasi ibu-ibu hamil mengenai posisi tidur yang kedengarannya sepele, namun faktanya tidak. 

Studi-studi tersebut di atas menemukan bahwa resiko memiliki bayi lahir mati meningkat menjadi 2,5 hingga 8 kali lebih besar untuk wanita yang tidur telentang. Penelitian menunjukkan bahwa 1 dari 10 kelahiran mati yang terjadi pada akhir kehamilan (kehamilan > 28 minggu) berpotensi dapat dihindari jika wanita tidak tidur telentang selama waktu ini.

 

Baca Juga:  Waspada! Ini 4 Jenis Kanker yang Sering Menyerang Perempuan

Pada  ibu yang berbaring terlentang selama kehamilan, dengan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI), terlihat pada akhir kehamilan adai tekanan pada vena cava inferior, yang dapat mengurangi aliran darah hingga 80%. Aorta ibu hamil juga sebagian tertekan di posisi ini sehingga mengurangi aliran darah dan pengiriman oksigen ke rahim hamil, plasenta, dan janin. Posisi ini juga berakibat mengurangi gerakan janin dan memperlambat detak jantung janin.

 

POSISI TIDUR LAIN YANG PERLU DIHINDARI

Beberapa posisi tidur lain juga perlu dihindari saat ibu sedang hamil, agar pertumbuhan janin bisa sempurna:

  1. Posisi tidur tengkurap

Saat kandungan semakin besar posisi tengkurap dapat menyebabkan janin tergencet bahkan dapat mengancam jiwanya. 

2. Mengangkat kaki ke atas

Terkadang, untuk mengurangi rasa lelah di kaki karna menanggung beban yang lebih berat saat kehamilan, ibu hamil menempatkan kaki di atas batal sehingga posisi kaki menjadi lebih tinggi. Memang ini bisa melegakan rasa penat di kaki, namun posisi tidur seperti ini dapat menyebabkan penyempitan pada ruang janin dan dapat membuat si janin mengalami kekurangan oksigen.

 

POSISI TIDUR YANG SESUAI UNTUK IBU HAMIL

 

  1. Posisi tidur miring ke kiri

Dilansir dari Infobunda, dr. Tanti Retnowati menyarankan bahwa ibu hamil sebaiknya tidur dengan posisi miring ke kiri. Caranya, Anda bisa menyelipkan bantal di antara kedua lutut yang ditekuk. Letakkan juga beberapa bantal di bawah pinggang serta di belakang punggung ibu yang hamil agar terasa lebih nyaman. 

Posisi ini menguntungkan janin dalam kandungan karena mengurangi tekanan pada pembuluh darah vena, sehingga memaksimalkan aliran darah dan nutrisi menuju plasenta dan dapat mencegah janin terkena tekanan organ hati ibu yang terletak di sebelah kanan. 

Selain itu, posisi tidur miring ke kiri juga meleluasakan ginjal ibu, sehingga ginjal tetap bekerja dengan baik dalam menyaring dan membuang toxin dan senyawa-senyawa lain  sehingga rasa sakit pada pergelangan kaki, telapak kaki dan tangan akan berkurang. 

 

2. Posisi Tiga Perempat

Caranya, pertahankan satu kaki ditekuk dan satu kaki terentang dengan bantal atau bantalan di antara paha kita untuk memungkinkan aliran darah yang tepat dan mengurangi ketegangan otot dan persendian kita

Secara umum, penempatan bantal yang tepat, misalnya di antara kaki, di belakang punggung, serta di bawah perut, bisa membantu ibu agar merasa lebih nyaman. Manfaatkan bantal khusus kehamilan yang sudah banyak dijual di toko-toko maternity. Selamat mencoba!