Indonesia layak bangga. Pesawat CN235, mahakarya dari presiden ketiga B.J Habibie itu kini dibeli oleh negara- negara lain. Terbaru, Malaysia sebagai salah satu pembeli, mengkonversi produk Dirgantara Indonesia itu menjadi pesawat militer. Selain dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan nasional, Pesawat CN235 telah diproduksi untuk memenuhi permintaan ekspor dari sederet negara seperti Venezuela, Senegal, Burkina Faso, Uni Emirat Arab, Pakistan, Turki, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Nepal, dan Brunei Darussalam. Bahkan, Senegal sendiri telah memesan pesawat yang dibuat hasil dari kerjasama PT. Dirgantara Indonesia dengan Airbus Military dan Construcciones Aeronauticas SA (CASA) ini sebanyak 3 kali. Pertama pada tahun 2011, lalu tahun 2014 dan terakhir kali pada Maret 2021 yang lalu.
PESAWAT CN235 MULTI-FUNGSI
Pesawat CN235 bukan untuk memenuhi kebutuhan militer saja. Beberapa pesawat dibeli untuk kepentingan penerbangan komersial di wilayah-wilayah kepulauan, maupun untuk menjadi pesawat pribadi (VVIP). Semua pesawat ini dimodifikasi sesuai dengan permintaan dari klien. Malaysia, misalnya. Pesawat CN235 yang semula dibelinya untuk kebutuhan komersil, belakangan memodifikasinya menjadi pesawat militer. Rencana modifikasi CN235 oleh Malaysia diberikan oleh sejumlah media pada Februari 2020. Malaysia berencana mengkonversi enam armada CN235 menjadi pesawat intai maritim.
Sejauh ini, berkat harga yang kompetitif dan kualitas yang dapat diandalkan, CN-235 sangat laris manis. Pesawat rakitan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) ini telah memproduksi 8 unit untuk Tentera Udara Diraja Malaysia, 8 unit untuk Angkatan Udara Korea Selatan, 4 unit untuk Polisi Korea Selatan, 4 unit untuk Pakistan, 7 unit untuk Uni Emirate Arab, 1 unit untuk Burkina Faso, 1 unit untuk Brunei Darussalam dan 3 unit untuk Senegal.
SPESIFIKASI PESAWAT CN-235 BUATAN INDONESIA
CN-235 merupakan pesawat penumpang sipil (airliner) angkut turboprop kelas menengah bermesin dua. Pesawat bermesin turboprop ini dirancang bersama duo-tim IPTN Indonesia dan CASA Spanyol sejak tahun 1980 dan purwarupa milik Spanyol pertama kali terbang pada tanggal 11 November 1983, sedangkan purwarupa milik Indonesia terbang pertama kali pada tanggal 30 Desember 1983.
Spesifikasi yang membuat pesawat ini multi-fungsi adalah:
- mudah diubah konfigurasinya. Pengamat Penerbangan Alvin Lie menjelaskan “Bisa juga untuk angkut kargo dan angkut penumpang,” seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (31/10/2019).
- Pesawat model ini menurutnya mampu take off dan landing di landasan pacu non-aspal.
- Jenis pesawat tangguh, bandel dan mudah perawatannya.
- Pada bagian belakang bisa dibuka sebagai Ramp Door seperti pintu untuk memasukkan kendaraan ke dalam kapal Ro-ro atau jenis kapal lain yang mengangkut kendaraan, sehingga cocok juga untuk penerjunan pasukan. Pesawat ini mampu menampung 49 tentara atau 34 pasukan terjun payung.
- Pesawat ini irit bahan bakar. Ia bisa terbang selama delapan jam dengan sistem avionik glass cockpit, autopilot serta adanya winglet di ujung sayap untuk membuatnya stabil dan irit bahan bakar.
- Pesawat CN235-220 MPA ini dilengkapi beberapa fitur militer, yakni: Tactical Console (TACCO) 360° Search Radar yang bisa mendeteksi target kecil hingga 200 NM (Nautical Mile) yang juga akan teridentifikasi dengan otomastis. Sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal sehingga bisa diperoleh posisi objek yang mencurigakan Forward Looking Infra Red (FLIR) untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target dan mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi baik siang atau malam.
Dari sebanyak 286 unit populasi pesawat CN235 yang mengudara di seluruh dunia. Bisa dipastikan bahwa, PT Dirgantara Indonesia adalah satu-satunya perusahaan aviasi yang memproduksi pesawat yang sangat multifungsi dan berkualitas ini.
Source from: Good News From Indonesia