Medan,KoverMagz – Walau jumlah orang yang terinfeksi virus Corona terus meningkat, banyak pula orang yang telah sembuh dari Corona. Namun, untuk bisa dinyatakan sembuh dari COVID-19, seseorang harus memenuhi beberapa kriteria terlebih dahulu.
Pasien konfirmasi tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang, dan gejala berat/kritis dinyatakan sembuh apabila telah memenuhi kriteria selesai isolasi dan dikeluarkan surat pernyataan selesai pemantauan, berdasarkan penilaian dokter di fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) tempat dilakukan pemantauan atau oleh DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan).
Dalam Surveilans Epidemiologi pada Evaluasi Akhir Status Klinis Pasien Covid-19 menyatakan beberapa kriteria penyintas baru bisa dinyatakan selesai isolasi adalah sebagai berikut :
- Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik). Pasien konfirmasi asimptomatik tidak
dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai isolasi apabila sudah menjalani isolasi mandiri selama 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
2. Kasus konfirmasi dengan gejala ringan dan gejala sedang. Pasien konfirmasi dengan gejala ringan dan gejala sedang tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai isolasi harus dihitung 10 hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.
3. Kasus konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang dirawat di rumah sakit dinyatakan selesai isolasi apabila telah mendapatkan hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif ditambah minimal 3 hari tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.
Dalam hal pemeriksaan follow up RT-PCR tidak dapat dilakukan, maka pasien kasus konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang dirawat di rumah sakit yang sudah menjalani isolasi selama 10 hari sejak onset dengan ditambah minimal 3 hari tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan, dinyatakan selesai isolasi, dan dapat dialihrawat non isolasi atau dipulangkan.
Bahwa prinsip dasar upaya penanggulangan Covid-19 bertumpu pada penemuan kasus suspek/probable _(find)_, yang dilanjutkan dengan upaya untuk isolasi _(isolate)_ dan pemeriksaan laboratorium _(test)_.
Ketika hasil test RT-PCR positif dan pasien dinyatakan sebagai kasus konfirmasi, maka tindakan selanjutnya adalah pemberian terapi sesuai dengan protokol.
Pelacakan kontak _(trace)_ harus segera dilaksanakan segera setelah kasus suspek/probable ditemukan.
Jika pasien merasakan gejala lebih dari 10 hari, ia harus melewati masa isolasi selama gejala COVID-19 tersebut masih ada, ditambah 3 hari tanpa gejala, misalnya:
- Pasien merasakan gejala selama 14 hari, maka ia harus melewati masa isolasi selama 14 hari + 3 hari tanpa gejala = 17 hari terhitung sejak gejalanya muncul.
- Pasien merasakan gejala selama 30 hari, maka ia harus melewati masa isolasi selama 30 hari + 3 hari tanpa gejala = 33 hari terhitung sejak gejalanya muncul
Hal yang Perlu Dilakukan Usai Sembuh dari Corona
Sebagian besar penderita COVID-19 akan sembuh total dalam beberapa minggu setelah pertama kali ia merasakan gejala. Kendati demikian, ada juga penderita COVID-19 yang masih mengalami gejala selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah ia dinyatakan sembuh dari Corona.
Umumnya, orang yang sudah sembuh dari COVID-19 tetapi masih merasakan gejala lanjutan adalah orang lanjut usia dan orang yang memiliki kondisi medis tertentu.
Gejala jangka panjang Covid-19 (post-acute Covid-19 syndrome) dapat dialami penyintas yang telah sembuh. Gejala yang juga disebut long-haul Covid-19 ini antara lain kelelahan, sesak napas, batuk, nyeri sendi dan otot, nyeri dada, sakit kepala, jantung berdebar kencang, hilangnya indra penciuman dan indra perasa (anosmia), sulit berkonsetrasi, sulit tidur, dan ruam. Penyintas long-haul Covid-19 dengan gejala tersebut disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Secara umum, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang yang sudah sembuh dari Corona untuk memaksimalkan pemulihan, di antaranya:
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
- Melakukan latihan pernapasan
- Rutin berolahraga ringan
- Rutin berjalan kaki
- Membiasakan untuk lebih banyak duduk dengan posisi tegak dibandingkan berbaring
- Memeriksa detak jantung dan kadar oksigen secara berkala
- Menjaga kualitas tidur
- Tidak merokok dan menghindari asap rokok
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
Menurut penelitian, orang yang sembuh dari COVID-19 memiliki kekebalan tubuh terhadap virus Corona selama 8 bulan atau lebih, sehingga mencegahnya untuk terinfeksi kembali oleh virus ini dalam jangka waktu tersebut. Namun, kasus infeksi ulang pada COVID-19 sangat jarang ditemui dan masih terus diteliti lebih lanjut.
Penyintas yang sembuh dari Covid-19 memiliki kekebalan tubuh terhadap virus Corona selama 8 bulan atau lebih. Namun, menurut profesor kedokteran di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Chicago dan spesialis perawatan paru dan pengobatan kritis, Michelle Prickett, MD, pasien yang telah terinfeksi masih harus mendapatkan vaksin.
Prickett mengatakan :
“Kami tidak yakin bahwa infeksi sebelumnya akan menyebabkan kekebalan seumur hidup. Data terkini menunjukkan infeksi sebelumnya bisa memberikan kekebalan selama sekitar enam bulan”.
Oleh karena itu, penyintas covid-19 di Indonesia akan tetap mendapatkan vaksin sesuai dengan Keputusan Kemenkes dalam Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/I/368/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 pada Kelompok Sasaran Lansia, Komorbid, dan Penyintas Covid-19, serta Sasaran Tunda.
Para penyintas COVID-19, bisa mendonorkan plasma darahnya kepada penderita COVID-19 yang masih sakit, terutama dengan gejala yang berat. Hal ini karena plasma darah mereka mengandung antibodi yang bisa melawan virus Corona.
Pendonoran plasma darah ini dinamakan terapi plasma konvalesen, yang dilakukan dengan tujuan mencegah bertambah parahnya gejala dan mempercepat proses penyembuhan pasien COVID-19 yang masih sakit.
Meski begitu, orang yang sudah sembuh dari Corona tetap dianjurkan untuk menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
Penulis : Annette Thresia Ginting
Sumber : Berbagai sumber