Pemeriksaan Pap Smear, Sepenting Apakah Untuk Perempuan?

Sobat KoverMagz, sudah tahu belum bahwa Kanker Serviks merupakan salah satu penyakit mematikan yang rentan dialami oleh wanita. Pasalnya data GLOBOCAN mencatat kanker serviks adalah penyebab kematian tertinggi ketiga pada wanita Indonesia setelah kanker payudara dan kanker paru.

Terutama bagi kaum perempuan yang memiliki kinerja organ reproduksi yang lebih rumit ketimbang laki-laki. Salah satu cara memelihara kesehatan reproduksi adalah dengan melakukan pemeriksaan pap smear.

Namun, meskipun pemeriksaan pap smear ini penting, masih banyak orang yang belum menyadarinya. Bahkan, tak jarang perempuan-perempuan dewasa tidak melakukan pap smear hingga akhirnya merasakan ada yang tidak beres dengan organ reproduksinya. Padahal, pemeriksaan pap smear bisa menjadi salah satu pemeriksaan awal untuk mengetahui adanya risiko penyakit kanker serviks, sehingga dapat dilakukan tindakan penanganan sejak dini.

Lalu, sebenarnya pemeriksaan pap smear untuk apa sih? Dan apa manfaat dan prosedur pemeriksaan pap smear? Siapakah yang sebaiknya menjalani pemeriksaan ini? Berikut ini KoverMagz merangkum informasi untuk Anda.

Pemeriksaan Pap Smear Untuk Apa?

Pap smear, atau juga disebut dengan tes Pap, adalah prosedur untuk mendeteksi kanker serviks pada perempuan. Pemeriksaan ini melibatkan pengumpulan sel-sel dari leher rahim, yaitu bagian bawah rahim yang sempit dan berada di bagian atas vagina perempuan.

Pemeriksaan pap smear ini penting sekali dilakukan oleh perempuan dewasa, mulai usia 21 tahun hingga 65 tahun, atau mereka yang sudah menikah.

Pada perempuan dewasa berusia 30 tahun ke atas, biasanya pemeriksaan pap smear dilakukan sekaligus dengan pemeriksaan DNA human papillomavirus (HPV) untuk melihat apakah ada risiko terinfeksi penyakit menular seksual yang dapat memicu terjadinya kanker serviks.

Mendeteksi kanker serviks sejak dini melalui pemeriksaan pap smear memberikan peluang lebih besar bagi penderita kanker serviks untuk sembuh. Pap smear juga dapat mendeteksi perubahan pada sel serviks yang menunjukkan jika adanya kemungkinan kanker berkembang di masa mendatang.

Mendeteksi sel abnormal ini sejak dini melalui pap smear adalah langkah pertama dalam menghentikan kemungkinan perkembangan kanker serviks.

Seberapa Sering Pemeriksaan Pap Smear Perlu Dilakukan?

Pada perempuan berusia 21 hingga 65 tahun, dokter umumnya merekomendasikan pemeriksaan ini berulang setiap tiga tahun. Namun, untuk perempuan berusia 30 tahun ke atas dan telah aktif secara seksual dapat mempertimbangkan pemeriksaan ini setiap lima tahun jika prosedur ini digabungkan dengan tes DNA HPV.

Baca Juga:  Ketahui Apa Itu Diet Mediterania, Dinobatkan Sebagai Diet Terbaik 2025 Loh!

Pada pasien yang memiliki faktor risiko tertentu, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan lebih sering tanpa melihat usia. Faktor risiko ini meliputi:

  • Diagnosis kanker serviks atau pap smear yang menunjukkan sel prakanker.
  • Paparan dietilstilbestrol (DES) sebelum lahir
  • Terinfeksi HIV
  • Sistem kekebalan tubuh yang melemah karena transplantasi organ, kemoterapi, atau penggunaan kortikosteroid kronis
  • Perokok aktif

Kamu dapat berdiskusi dengan dokter tentang manfaat dan risiko pap smear agar dapat memutuskan apa yang terbaik untukmu berdasarkan faktor risiko yang ada.

Prosedur Pap smear

Pap smear dilakukan di ruang periksa dokter. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersamaandengan pemeriksaan panggul. Prosesnya sederhana dan cepat.

  1. Wanita diminta untuk membuka pakaian dari pinggang ke bawah dan selanjutnya menggunakan kain penutup atau handuk.
  2. Wanita berbaring di meja periksa dengan posisi litotomi (seperti mau bersalin). Lutut ditekuk dan tumit ditempatkan pada penopang (stirrup).
  3. Dokter akan memasukkan spekulum ke dalam miss v. Alat yang berbentuk seperti cocor bebek ini berfungsi menekan dan menahan dinding miss v agar serviks dan bagian atas miss v bisa dilihat jelas. Saat spekulum dimasukkan, wanita dapat mengalami sensasi seperti ditekan di area panggul.
  4. Selanjutnya, dokter akan mengambil sampel sel serviks menggunakan sikat lembut dan alat pengikis (spatula).
  5. Tergantung jenis Pap smear yang dipilih, dokter akan memindahkan sampel sel yang telah diambil dari serviks ke dalam wadah berisi cairan khusus untuk mengawetkan sampel (Pap smear liquid-based/thin prep) atau ke atas kaca objek (Pap smear konvensional).
  6. Sampel lalu dibawa ke laboratorium untuk diperiksa di bawah mikroskop. Pemeriksa akan mencari karakteristik sel yang mengindikasikan kanker atau kondisi prakanker.

Setelah Pap smear, wanita dapat melanjutkan aktivitas seperti biasa tanpa batasan tertentu.