“Keep Moving!” teriakan semangat datang dari sekumpulan anak muda dengan hobinya melompat dari suatu tempat ke tempat yang lain. Adalah Parkour Medan, salah satu komunitas olahraga yang mewarnai Kota Medan.
Seni olahraga melompat kelas dunia yang dikenal ekstrem ini terbentuk sejak 28 Desember 2008 dan sudah beranjak 12 tahun. Banyak yang tidak tahu ternyata dibalik gerakan satu kali salto yang merupakan gerakan wajib parkour, setara dengan satu menit jogging.
Melirik dari sejarah singkat, parkour mempunyai arti “bergerak” atau berpindah tempat dari satu titik ke titik lain secara efisien dan secepat mungkin. Parkour juga menggunakan prinsip keindahan bergerak dan diiringi dengan kemampuan fisik manusia.
Sebenarnya parkour sudah ada sejak dahulu namun orang yang memperkenalkan olahraga ini ke seluruh dunia adalah pria berkebangsaan Perancis bernama David Belle.
Jumping merupakan salah satu gerakan dasar yang paling penting selain landing dan floating. Gerakan-gerakan parkour notabene sama halnya dengan senam lantai atau olahraga aerobik lainnya. Untuk dapat mahir perlu latihan secara rutin agar anggota tubuh tidak kaku saat melakukan gerakan-gerakan dasar tersebut.
Bak pemain sirkus, olahraga parkour tidak segampang yang terlihat dari video-video parkour yang tersebar. Banyak orang yang nekat melakukan gerakan berbahaya dan berakibat cedera serius. Parkour tidak hanya berhubungan dengan nyali saja, tetapi berhubungan erat dengan pikiran matang, latihan fisik dan dan teknik yang terus-menerus dilakukan.
Gerakan parkour dengan lompatan yang unik dan tampak melayang di udara membuat banyak orang kagum dan ingin meniru. Selintas terlihat sulit untuk dilakukan, namun jika disertai dengan niat dan usaha, maka permainan ini justru sangat mengasyikkan.
Bagus Septiawan, selaku Wakil Ketua Komunitas Parkour Medan menjelaskan bahwa tidak jarang anggota parkour mengalami cedera, bahkan ia menegaskan bahwa cedera sudah menjadi makanan sehari-hari yang tidak perlu ditakutkan.
“Banyak anggota yang mengalami seperti patah tulang, atau yang terparah adalah jari tangan patah, namun anggota tersebut bukan malah kapok lalu berhenti melainkan terus belajar dan aktif di parkour. Tidak sedikit pula anggota lainnya yang setelah cedera langsung berhenti dan tidak lagi beraktivitas,” ujarnya.
Beberapa kegiatan telah digelar oleh Parkour Medan, salah satunya adalah melakukan aksi hand stand atau berdiri dengan menggunakan tangan, di atas gedung Auditorium Universitas Sumatera Utara (USU) dalam rangka ulang tahun Parkour Indonesia. Selain itu Parkour Medan juga pernah melaksanakan jumping bersama dengan praktisi parkour se-Sumatera Utara di Lapangan Merdeka Medan.
Parkour Medan rutin berlatih di Auditorium USU setiap Rabu, Jumat serta Sabtu pada pukul 17.00 WIB. Demi mencegah cedera yang serius, anggota parkour diwajibkan memakai celana training dan sepatu olahraga.
Dibalik aksi-aksi terbaik yang diciptakan oleh komunitas ini, sayangnya Parkour Medan belum mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kota Medan. Mereka berharap pemerintah dapat memberikan fasilitas agar Parkour Medan dapat lebih berkembang.