
Belakangan ini, aplikasi chatbot berbasis Artificial Intelligence (AI) asal Cina bernama DeepSeek tengah ramai dibicarakan. Hal ini dikarenakan Deep Seek akan menjadi pesaing ketat aplikasi AI lainnya seperti ChatGPT. DeepSeek bahkan menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store Apple di Amerika Serikat (AS) selama akhir pekan Januari kemarin.
DeepSeek juga mengeklaim bahwa model AI terbarunya setara dengan model-model terkemuka di industri AS seperti ChatGPT. Menariknya, DeepSeek menjelaskan hanya butuh 6 juta dolar AS atau setara Rp97 miliar untuk membangun Chatbot AI. Angka ini jauh lebih sedikit dari miliaran dolar AS yang dihabiskan oleh perusahaan-perusahaan AI di negeri Paman Sam.
Selain itu, salah satu yang menarik perhatiannya adalah pendiri DeepSeek. Nah, tentunya sobat kover penasaran bukan? Dalam artikel berikut ini tim kovermagz akan mengulik pendiri chat bot AI tersebut beserta apa itu Deep Seek. Simak selengkapnya disini!
Pengertian Deep Seek dan Kegunaannya
DeepSeek adalah platform chatbot dengan teknologi AI. Dengan kecerdasan buatan berbasis model DeepSeek-V3 dan DeepSeek-R1, chatbot satu ini bisa melakukan berbagai tugas dan meningkatkan produktivitas penggunanya. Melansir dari BBC, DeepSeek adalah perusahaan kecerdasan buatan dari Cina yang didirikan di Hangzhou, sebuah kota di Cina Tenggara.
Salah satu keunggulannya terletak pada penggunaan sumber daya komputasi yang lebih efisien, sehingga biaya pengembangannya jauh lebih murah. DeepSeek memutuskan untuk menjadikan semua modelnya sebagai open source, tidak seperti pesaingnya, Open AI. Dengan model open source, kode dasar tersedia untuk umum bagi developer mana pun untuk dipakai dan dimodifikasi sesuai keinginan.
Kegunaan DeepSeek
Selain memiliki kelebihan yang jauh berbeda dari pesaingnya, Deep Seek memiliki beberapa kegunaan. Kegunaannya ini berasal dari fitur unggulan DeepSeek yang memungkinkan pengguna mendapatkan jawaban yang lebih komprehensif. Fitur yang dimaksud adalah DeepThink. Lewat fitur tersebut, pengguna bisa mendapatkan jawaban yang jauh lebih lengkap dan akurat dibandingkan dengan chatbot lainnya.
Berikut ini adalah beberapa kegunaan DeepSeek
Mampu memecahkan masalah kompleks
DeepSeek R1 diklaim mampu menyamai OpenAI-o1 dalam memecahkan masalah dan tugas yang diberikan. Hal inilah yang banyak mencuri perhatian publik, terutama di kalangan tech enthusiast. Kegunaan DeepThink satu ini memungkinkan pengguna untuk menangani masalah yang jauh lebih kompleks. Terlebih pada tugas yang membutuhkan analisis multi langkah. Hal ini mencakup materi matematika atau fisika lanjutan hingga analisis data yang membutuhkan jawaban komprehensif.
Selain itu, fitur DeepThink mampu membaca database berupa grafik atau tabel dan menyajikan hasil analisis komprehensif yang mudah untuk dipahami. Bahkan, pengguna bisa memprediksi tren berdasarkan data yang diberikan.
Membantu penalaran logis dan strategis
Selain menyelesaikan masalah kompleks, DeepThink juga membantu pengguna untuk mengatasi situasi yang membutuhkan logika deduktif atau induktif. Ketika ingin mengambil sebuah keputusan bisnis, DeepSeek bisa memberikan rekomendasi berdasarkan analisis SWOT, risiko, hingga peluang pasar bagi pengusaha.
Sistem akan memberikan hasil riset yang logis atas peluang bisnis dengan segala potensi dan risikonya. Analisis keuangan juga diberikan untuk memberikan gambaran akan finansial operasional bisnis.
Penalaran tersebut sangat membantu pengguna untuk menyusun rencana bisnis yang strategis. Waktu yang dibutuhkan juga relatif cepat kurang dari semenit atau disesuaikan dengan prompt yang diberikan. Jawaban yang diberikan berupa poin-poin, sehingga memudahkan pengguna untuk memahaminya.
Dapat disesuaikan dengan industri spesifik
Kegunaan DeepThink berikutnya adalah dapat disesuaikan dengan industri yang lebih spesifik. Lewat fitur DeepThink, DeepSeek bisa mengelola masalah pada sektor tertentu, seperti keuangan, kesehatan, bisnis, dan lain sebagainya. Dalam sektor keuangan, DeepSeek mampu memproses data pasar saham atau laporan keuangan secara mendalam. Pengguna bisa memperoleh insight tentang dunia investasi yang jauh lebih hemat waktu.
Tidak hanya industri, DeepSeek juga bisa disesuaikan dengan lokasi penggunanya berada dengan mendeteksi bahasa yang digunakan. Dengan menyesuaikan lokasi pengguna, fitur DeepThink mampu memberikan jawaban yang lebih relevan.
Mendukung pembuatan konten berkualitas tinggi
Dengan analisis dan penalaran yang lebih mendalam, pengguna bisa membuat konten berkualitas tinggi. Hal tersebut tentu sangat membantu kreator konten dalam proses pembuatan konten yang biasanya memakan banyak waktu dan tenaga.
DeepSeek menawarkan solusi praktis dengan menyusun analisis dan prediksi tren yang bisa dijadikan konten menarik. Referensi yang diberikan juga relevan dengan konteks dan akurat. Bahkan, fitur DeepThink mampu membantu dalam merancang alur cerita dengan plot yang koheren dan karakter kompleks.
Efisiensi pemrosesan data
Efisiensi dalam pemrosesan data jadi salah satu kegunaan DeepThink. Dengan teknologi yang telah dikembangkan, DeepSeek mampu mengaktifkan parameter yang relevan. DeepThink dapat meminimalkan konsumsi energi dan sumber daya perangkat keras. Model AI ini juga dianggap paling efisien dan bertenaga tanpa membebani sistem.
Dengan begitu, fitur DeepThink ideal untuk integrasi dengan aplikasi real time atau skala besar. Kemunculan DeepSeek R1 menuai berbagai respon dari pengamat teknologi. Bahkan, tidak sedikit yang menganggap model AI satu ini sangat inovatif.
Pendiri DeepSeek dan Profil Singkatnya
Melansir dari berbagai sumber, Aplikasi DeepSeek didirikan oleh Liang Wenfeng, pria kelahiran Zhanjiang, Guangdong, Cina pada tahun 1985. Kawasan tersebut dikenal sebagai pusat perkembangan teknologi di China. Pasalnya, kota tersebut menjadi rumah bagi raksasa teknologi Alibaba dan perusahaan teknologi multinasional lainnya.
Liang merupakan lulusan sarjana teknik di bidang teknik informasi elektronik di Universitas Zhejiang pada 2007. Kemudian pada 2010, dia berhasil menyelesaikan studi masternya dan meraih gelar magister teknik di bidang teknik informasi dan komunikasi dari Universitas Zhejiang.
Awal kariernya
Dikenal sebagai inovator di bidang teknologi, Liang Wenfeng mengawali kariernya di industri teknologi dengan mendirikan High-Flyer di tahun 2015. High-Flyer merupakan dana lindung (hedge fund) kuantitatif yang menggunakan algoritma matematis dalam perdagangan saham dan investasi. Perusahaan tersebut terkenal karena penggunaan strategi perdagangan berbasis AI secara inovatif, menurut publikasi media Cina, China Global Television Network (CGTN).
Pada bulan Oktober 2016, High-Flyer berhasil menciptakan model AI pertamanya. Model AI tersebut digunakan untuk pengembangan aplikasi dan algoritma AI. Pada 2021, Liang mulai membeli ribuan prosesor grafis Nvidia sebagai proyek sampingan AI. Hal ini terjadi sebelum pemerintahan Joe Biden mulai membatasi ekspor chip AI AS ke Cina.
Kemudian pada Juli 2022 lalu, unit AI High-Flyer mengatakan di akun WeChat resminya, bahwa mereka mempunyai kluster 10.000 chip A100. Di akhir Oktober 2022, perusahaan tersebut memiliki portofolio dana berjumlah lebih dari 100 miliar yuan atau sekitar 13,79 miliar dolar AS.
Seiring berjalannya waktu, perusahaan tersebut beralih kegiatan usaha ke eksplorasi kecerdasan buatan atau Artificial General Intelligence/AGI. Di tahun 2023, Liang Wenfeng berhasil mendirikan DeepSeek.
Mendirikan DeepSeek
Pada Maret 2023, Liang mengumumkan di akun WeChat resminya bahwa mereka mulai memusatkan perhatian dan sumber daya untuk membangun DeepSeek. Aplikasi DeepSeek resmi didirikan pada akhir 2023. Dalam wawancara dengan Waves pada Juli 2024, Liang mengatakan tentang ambisinya untuk DeepSeek dan strategi AI Cina secara keseluruhan.
DeepSeek menarik perhatian dunia
DeepSeek menimbulkan kekaguman dan kekhawatiran dunia, salah satunya di Silicon Valley. Hal itu usai DeepSeek mendemonstrasikan terobosan model AI yang menawarkan kinerja sebanding dengan chatbot terbaik dunia dengan biaya yang lebih murah.
Kemunculan DeepSeek memberikan tandingan terhadap keyakinan luas bahwa masa depan AI bakal membutuhkan kekuatan dan energi yang makin besar untuk berkembang. Peluncuran model AI terbaru oleh DeepSeek yang dikatakan setara atau lebih baik daripada model industri terkemuka di AS dengan biaya lebih murah, mengancam akan mengganggu tatanan dunia teknologi, melansir Reuters, Kamis (6/2).
Perusahaan tersebut telah menarik perhatian di kalangan AI global seusai menulis di sebuah makalah bulan lalu bahwa pelatihan DeepSeek-V3 membutuhkan daya komputasi senilai kurang dari 6 juta dolar AS dari chip Nvidia H800.
Asisten AI DeepSeek yang didukung oleh DeepSeek-V3 sudah melampaui saingannya seperti ChatGPT untuk menjadi aplikasi gratis di App Store Apple di AS. Hal ini menimbulkan keraguan soal alasan di balik keputusan beberapa perusahaan teknologi AS yang menjanjikan miliaran dolar investasi AI dan saham beberapa pemain teknologi besar, termasuk Nvidia.
Peluncuran ChatGPT OpenAI pada akhir 2022 lalu menyebabkan keributan di antara perusahaan teknologi Cina yang bergegas membuat chatbot mereka sendiri dengan didukung oleh AI. Namun, sesudah peluncuran ChatGPT pertama di Cina, muncul kekecewaan yang meluas di Negeri Tirai Bambu tersebut atas kesenjangan kemampuan AI antara perusahaan AS dan Cina.
Beberapa pihak skeptis terhadap DeepSeek
Dua model AI milik DeepSeek yang paling dipuji adalah DeepSeek-V3 dan DeepSeek-R1 dianggap setara dengan model OpenAI dan Meta. DeepSeek juga mengeklaim bahwa biaya yang digunakan untuk pengembangan AI tersebut 20–50 kali lebih murah dibandingkan OpenAI.
Namun, beberapa pihak justru berpendapat lain. CEO Scale AI, Alexandr Wang mengatakan bahwa DeepSeek memiliki 50,000 chip Nvidia H100. Menurutnya, hal itu tidak akan diungkapkan ke publik karena akan melanggar kontrol ekspor yang melarang penjualan chip ke perusahaan Cina.
Di sisi lain, DeepSeek belum menanggapi tuduhan tersebut. Pada Senin (27/1), Analis Bernstein menyoroti bahwa total biaya pelatihan DeepSeek untuk model V3-nya tak diketahui, tetapi jauh lebih tinggi daripada 5,58 juta dolar AS.