Mengenal Kenza Layli, Karakter Virtual Pemenang Kontes Miss AI Pertama di Dunia

Sobat kover, sudahkah anda mengenal siapa itu Kenza Layli? Namanya sedang diperbincangkan usai berhasil menjadi pemenang di ajang Miss AI pertama di dunia loh.  Untuk pertama kalinya di tahun 2024 ini, World AI Creator Awards (WAICA) menggelar “Miss AI”, yaitu kontes kecantikan kecerdasan untuk model perempuan yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Ajang Miss AI ini disponsori oleh Fanvue, platform berlangganan sosial populer untuk para kreator konten yang dihasilkan AI. 

Kontes itu bertujuan buat mendemonstrasikan perubahan dalam cara memandang keindahan dan kreativitas dengan ranah kecerdasan buatan. Beda banget sama kebanyakan pihak yang merasa khawatir AI bakal mengancam, menuju dystopia.

“Penghargaan ini merupakan mekanisme luar biasa untuk merayakan pencapaian para kreator, meningkatkan standar, dan membentuk masa depan positif bagi perekonomian kreator AI.”

Lebih dari 1.500 model virtual ikut serta dalam ajang bergengsi tersebut. Dan setelah melalui seleksi serta penilaian akhirnya model AI dari Maroko dinobatkan sebagai Miss AI pertama di dunia. Model AI tersebut bernama Kenza Layli, dibuat oleh sebuah agen pemasaran asal Maroko, Phoenix AI. 

Layli terpilih menjadi pemenang lantaran berhasil memenuhi segala kriteria penilaian yang ditetapkan oleh ajang Miss AI tersebut. Adapun kriteria itu berdasarkan tiga kategori. Pertama, penampilan seperti aspek klasik kecantikan, ketenangan, dan jawaban unik untuk serangkaian pertanyaan.

Kedua, aspek keterampilan dan penerapan AI yang digunakan, termasuk penggunaan petunjuk dan detail visual di bagian tangan dan mata. Terakhir, para model juga mesti berpengaruh dalam sosial media yang dilihat dari jumlah keterlibatan mereka dengan penggemar, pertumbuhan fans, dan pemanfaatan kanal sosial media lain. Pengguna juga harus berusia minimal 18 tahun dan memiliki tanda pengenal untuk memverifikasi hal ini.

Miss AI menerima kreasi yang dihasilkan dari generator jenis apa pun, baik itu DeepAI, MidJourney, atau alat bikinan sendiri. Persona digital ini harus 100 persen dihasilkan oleh AI. Kemudian, para model buatan itu juga harus mengirimkan video mereka dengan menjawab serangkaian pertanyaan. Salah satunya adalah “Apa impianmu untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik?”

Mereka yang ikut dalam kontes Fanveu Miss AI selanjutnya diseleksi menjadi sepuluh besar sebelum tiga kontestan pemenang akhir diumumkan pada acara penghargaan virtual nantinya. Pemenang utama akan mendapatkan uang tunai USD5.000 atau setara dengan Rp81 juta dan program mentoring untuk si pencipta dengan harga sampai Rp50 juta.

“Kenza memiliki konsistensi wajah yang luar biasa dan mencapai kualitas tinggi dalam detail seperti tangan, mata, dan pakaian,” kata Lopez, seraya menambahkan bahwa hasil akhir yang cermat dan hiperrealisme adalah kunci dalam memilih pemenang virtual.

“Yang benar-benar membuat kami terkesan adalah kepribadiannya dan cara dia mengatasi masalah nyata di dunia, menunjukkan bahwa dia menjalankan perannya di platform dengan serius,” tambah digital kreator virtual itu.

Kenza Layli 100% Berasal dari AI 

Melansir dari kompas.com, Kreator Layli, Phoenix AI diketahui menggunakan perpaduan berbagai teknologi untuk menghasilkan gambar, video, dan audio yang 100 persen berasal dari AI. Jika dilihat sekilas dari foto atau gambar, Layli terlihat seperti manusia. Layli baru terlihat seperti persona digital bikinan AI ketika berbicara dan bergerak. Pasalnya, gerakan mata, serta, mulut Layli tidak natural, seperti manusia. 

Di dunia maya, Layli hadir sebagai sosok “aktivis dan influencer” berhijab yang memiliki lebih dari 200.000 pengikut di Instagram. Selain konten bersponsor, persona digital Layli juga mempromosikan pemberdayaan perempuan dan pelestarian lingkungan. Kontennya sering kali menyoroti budaya dan teknologi modern Maroko dengan konten dalam tujuh bahasa. Dengan begitu, tak heran bila Layli terpilih sebagai pemenang. 

Dengan dinobatkanya Kenza Layli sebagai ratu digital, Phoenix AI membawa pulang hadiah uang tunai sebesar 5.000 dollar AS (sekitar Rp 80,6 juta), menerima “program mentoring imagine creator” senilai 3.000 dollar AS (sekitar Rp 48,3 juta), serta dukungan PR senilai lebih dari 5.000 dollar AS (sekitar Rp 80,6 juta) karena berada di posisi pertama. Serupa dengan ajang kecantikan lainnya, Layli pun juga memberikan pidato kemenangannya setelah dinobatkan sebagai Miss AI. 

“Saya sangat berterima kasih atas kesempatan ini untuk mewakili pencipta AI dan untuk mengadvokasi dengan penuh semangat, dampak positif dari kecerdasan buatan. Memenangkan Miss AI memotivasi saya, bahkan lebih untuk melanjutkan pekerjaan saya dalam memajukan teknologi AI,” kata Kenza Layli dalam pidato kemenangannya.

“AI bukan hanya sebuah alat. ini adalah kekuatan transformatif yang dapat mengganggu industri, menantang norma, dan menciptakan peluang yang sebelumnya tidak ada.”

Pencipta manusia Layli, Meriam Bessa (40) juga mengatakan Miss AI ini diciptakan untuk mewakili Maroko dan memperjuangkan pemberdayaan perempuan.

“Ini adalah kesempatan untuk mewakili Maroko dengan bangga, untuk menonjolkan perempuan Maroko, Arab, Afrika, dan Muslim di bidang teknologi,” kata Bessa yang juga CEO Phoenix AI, kepada outlet The Post.

“Saya juga sangat senang bisa memperjuangkan hal-hal yang saya sayangi melalui Kenza Layli, pemberdayaan perempuan dan persaudaraan,” lanjutnya.

Para Juara Lainnya 

Menyusul Kenza Layli ada influencer asal Prancis bernama Lalina Valina. Kemudian di urutan ketiga adalah Olivia C. asal Portugal. Di Instagram, Lalina memiliki lebih dari 125.000 pengikut di Instagram. Menurut biografinya, Lalina senang jalan-jalan. Makanya, kontennya kebanyakan foto Lalina sedang berada di suatu tempat seperti pantai, laut, tempat makan, dan lainnya. 

Adapun Olivia C dari Portugal menempati posisi ketiga. Olivia memiliki lebih dari 10.000 pengikut di Instagram. Dia digambarkan sebagai “seorang penjelajah AI di dunia nyata yang besar” dalam biografinya. 

Penciptanya menggunakan Midjourney untuk menghasilkan citra dan menyempurnakan hasilnya dengan Adobe AI. Terakhir ada, Aitana Lopez, 25, seorang influencer imajiner yang berfokus pada kebugaran. Selain Miss AI, nantinya juga akan dilangsungkan pemilihan Mr AI. Namun belum ada informasi lebih lanjut mengenai prediksi kontes Mr AI tersebut.

Baca Juga:  Bikin Bangga! Reog Ponorogo Resmi Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO