JOURNEY 25TH ANNIVERSARY OF SUARASAMA

Medan, Kover Magazine – Merayakan Ulang Tahun Perak perjalanan berkesenian selama 25 tahun, kelompok musik bergenre World Music, SUARASAMA mengadakan syukuran di Rumah Musik Suarasama, Jl Stella 1 Simpang Selayang Medan (Senin/21/12/2020). Ini merupakan ucapan syukur dan terima atas perjalanan dan capaian selama ini.

“Perayaan 25 tahun ini adalah bentuk penghormatan dan ungkapan terima kasih kami kepada para guru, sumber inspirasi, personel Suarasama, publik seni, seniman dan orang-orang yang terlibat dalam perjalanan Suarasama,” ujar sang komposer Irwansyah, di lokasi acara.

Sebelumnya, sebagai bagian perayaan 25 tahun, melalui program Fasilitasi Bidang Kebudayaan 2020 dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud RI, SUARASAMA mengadakan workshop dan tur konser di tiga kota, yakni di TBSU Medan (Jumat-Sabtu/6-7 November 2020); Mas Don Art Center Kota Solo (Sabu-Minggu/14-15 November 2020) dan; Padepokan Mahagenta Jakarta (Sabtu-Minggu/20-21 November 2020). Workshop dan tur konser ini diberi tajuk “Journey: 25th Anniversary Suarasama: Equality in Musical Diversity.”

“Kegiatan tur konser ini merupakan prakarsa untuk diseminasi karya musik yang saya kerjakan bersama kelompok SUARASAMA melalui workshop dan pertunjukan. Perjalanan ini juga semacam silaturahmi dan ziarah kebudayaan. Bersilaturahmi dan berbagi energi dengan para seniman dan sesepuh kesenian sekaligus siklus perjalanan berkesenian di kota-kota yang dikunjungi,” terang Irwansyah didampingi manajer sekaligus sang istri, Rithaony Hutajulu.

Selain workshop dan tur konser di tiga kota, upaya diseminasi pada publik sebagai bentuk perayaan 25 tahun perjalanan berkesenian  juga dilakukan rekaman karya komposisi musik terbaru dan produksi video Klinik Musik Irwansyah sebanyak 14 seri untuk diunggah ke Youtube. Dalam acara perayaan 25 tahun Suarasama juga ada pemutaran video dokumenter Suarasama, termasuk testimoni dari para maestro seni, seperti maestro tari kontemporer Sardono W Kusuma dan maestro musik jazz Idang Rasyidi.

Kelompok musik SUARASAMA didirikan  pada pertengahan tahun 1995 oleh Irwansyah Harahap and Rithaony Hutajulu. Mereka berdua menyelesaikan studi di bidang etnomusikologi di University of Washington, Seattle, USA. Suarasama mengusung genre pertunjukan musik kontemporer dengan pendekatan world music. Sebagai komposer, Irwansyah Harahap menekankan karya-karya musiknya pada elaborasi berbagai konsep musik tradisi dunia, di antaranya adalah kebudayaan musik Afrika, Timur Tengah, India, Pakistan’s Sufi, Eropa Timur, Asia Tenggara dan juga Sumatera Utara (Batak dan Melayu).

Latar belakang akademiknya di bidang etnomusikologi bertaut dengan minatnya mencipta musik tertuang dalam karya-karya musik yang dibuatnya. Karya-karya musiknya, apakah berbentuk lirik ataupun instrumental, menggambarkan kesadaran dan kepeduliannya tentang spiritualitas, lingkungan dan kemanusiaan. Irwansyah Harahap sendiri telah mendapat “Anugerah Kebudayaan” sebagai “Pelopor World Music di Indonesia” pada tahun 2017 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Baca Juga:  Keren! Delipark Mall Hadirkan Atraksi Barongsai dan Magician Performance Luar Negeri di Perayaan Imlek

Suarasama telah memproduksi empat album musik: “Fajar Di AtasAwan” (1998, 2018), “Rites of Passage” (2002);  “Lebah” (2008); dan “Timeline” (2013). Album “Fajar di AtasAwan” diproduksi dalam bentuk keping CD oleh Radio France Internationale (RFI), France in 1998. Satu lagu berjudul “Fajar di AtasAwan” yang terdapat di dalam album tersebut juga dipublikasi sebagai lagu penutup dalam Music of Indonesia 20: Indonesian Guitars by the Smithsonian Folkways Recording, 1999 in Washington DC, USA.

Di tahun 2008 album yang sama diterbitkan ulang dalam bentuk  Cd and LP oleh Dragcity Chicago dan didistribusikan ke beberapa negara di dunia.  Album musik Suarasama “Fajar di AtasAwan” dianggap sebagai “One of the 5 best World Music album of the year” oleh San Francisco Chronicle (SFGate.Com);  “One of the 10 best World Music album Of the Year” olehUnCut Magazine, London dan  “One of the 10 Best Album of October, 2008” oleh Global Rhythm Magazine, USA. Karya musik Suarasama juga dipakai sebagai bagian dari isi dan ilustrasi dari film “[un]COMMON SOUNDS : exploring the contribution of music and the arts in fostering sustainable peacebuilding among Muslims and Christians”, oleh Fuller Theological Seminary, USA (2013).

Suarasama telah melakukan pentas di beberapa festival musik, di antaranya “Sufi Soul 2nd World Music Festival in Pakistan 2001; “SharqTaronalari Festival, di Uzbekistan 2001; Bali World Music Festival 2002; North Sumatra Traditional Music and Dance in Guangzhou, China 2001; North Sumatra Traditional Music and Dance in Singapore 2002; Asean Composer League and International Puppet Festival, New Zealand, 2007; Second International Rondalla Festival, Philippines, 2007; Riau HitamPutih World Music Festival 2008; Asian Music Forum, Thailand, 2009; Bandung World jazz Festival 2009; WARE (Wellington Asian Residency Exchange) Suarasama Farewell Concert 2009 Wellington NZ; Minpaku Museum of Ethnology Osaka Japan in 2010; Rondalla Festival, Philippines (2011); Art Summit, Indonesia (2013); Frankfurt Book Fair Germany (2015); “Pasar Hamburg“ Germany (2017); Kongres Kebudayaan Indonesia, Jakarta 2019; Indonesian Music Expo (IMEX) 2020, Bali Indonesia.

Sumber : Press Release Terkait