Jelang KTT Asean 2023 yang berlangsung di Labuan Bajo pada 9 Mei hingga 11 Mei 2023 mendatang, ada sederetan wisata Labuan Bajo yang indah dan menawan. Keindahan alam yang dimiliki Labuan Bajo memang tak perlu diragukan lagi. Labuan Bajo menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berlibur di pulau tersebut.
Mulai dari pink beach yang terkenal dan memukau hingga pulau komodo yang merupakan tempat satwa endemik khas Indonesia terdapat di Labuan Bajo. Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi populer yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Bahkan, ia juga termasuk salah satu destinasi wisata super prioritas di Indonesia.
Penasaran dengan wisata di labuan Bajo? Berikut ini kami telah merangkum sederetan wisata di Labuan Bajo yang patut untuk anda kunjungi. Simak ulasannya!
1. Pink Beach
Merupakan salah satu pantai yang indah dan menakjubkan. Bagaimana tidak? Pantai yang satu ini memiliki pasir berwarna pink dengan air lautnya yang sangat jernih dan bersih. Warna pink ini diketahui berasal dari campuran pasir putih dengan serpihan karang, cangkang serta invertebrata yang berwarna merah muda. Dari seluruh dunia, hanya ada tujuh pantai yang memiliki pasir berwarna pink dan salah satunya berada di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur.
Untuk mencapai ke destinasi wisata tersebut, anda harus menempuh waktu perjalanan sekitar 2 jam baik melalui jalur darat maupun laut. Lokasi pantai ini terbilang cukup terpencil namun keasrian dan keindahanya tak perlu diragukan lagi.
Memasuki pantai ini juga tergolong murah. Yang mana untuk wisatawan lokal hanya dikenakan sebesar Rp10.000 dan wisatawan mancanegara sebesar Rp50.000. Dengan tarif tersebut, anda sudah dapat menikmati keindahan pantai pasir pink di Labuan Bajo.
2. Pulau Komodo
Pulau Komodo merupakan salah satu destinasi di labuan Bajo yang tak boleh anda lewatkan. Mengapa? Sebab, hanya pulau komodo inilah, anda dapat melihat langsung hewan komodo yang hidup secara liar di alam bebas.
Tak sampai situ, Anda juga dapat melihat kehidupan komodo dengan tiga macam pilihan tracking, yaitu short track, medium track, serta long track. Melalui tiga macam track tersebut, Anda dapat melihat komodo sekaligus keindahan alam yang ada ditawarkannya.
Berdasarkan informasi resmi Taman Nasional Komodo, memasuki pulau tersebut bagi WNI pada hari Senin-Sabtu sebesar Rp5.000 per orang dan untuk hari Minggu atau libur sebesar Rp7.500 per orang.
Sedangkan untuk WNA yang ingin mengunjungi pulau tersebut akan dikenakan tarif sebesar Rp150.000 per orang untuk Senin-Sabtu dan Rp225.000 per orang untuk Minggu dan libur nasional.
3. Pulau Rinca
Dari pulau komodo, jangan lupa lanjutkan perjalanan wisata anda ke Pulau Rinca. Ini merupakan salah satu destinasi wisata di Labuan Bajo yang tak kalah menarik dan menyenangkan. Letak pulau ini juga tak jauh dari pulau komodo.
Sama seperti pulau komodo, pulau Ranca memiliki keindahan alam yang berada disekitar dengan hewan liar komodo. Melansir melalui laman resmi kemenparekraf untuk harga tiket masuk pulau ini sebesar Rp3,75 juta berlaku di pulau yang ditetapkan sebagai wilayah konservasi. Namun untuk harga tiket masuk masih sama dengan pulau komodo yakni sebesar Rp5.000 per orang.
4. Pulau Padar
Sudah pernahkah anda mendengar nama pulau padar? Jika belum maka inilah saatnya bagi anda untuk mendengarnya sekaligus mengetahui pulau yang indah satu ini. Pulau Padar terletak tidak jauh dengan pulau rinca, yakni sebuah pulau yang hanya dipisahkan oleh selat lintah.
Keindahan yang terdapat pada Pulau Padar meliputi air laut yang berwarna hijau dan biru serta jajaran pulau-pulau kecil lainnya yang indah berwarna hijau. Untuk menikmati keindahan alam dengan biru nya lautan di Pulau Padar, Anda hanya merogoh kocek sebesar Rp5.000 per orang.
Memasuki pulau ini, anda akan kagum seketika bahkan enggan tuk pulang. Keindahan alam yang ditawarkan pulau padar tidak kalah dengan keindahan pulau Komodo dan Pulau Rinca.
5. Pulau Kanawa
Selanjutnya ada Pulau Kanawa. Ini merupakan pulau kecil dengan hamparan bintang laut di sepanjang pantai. Pulau ini menjadi salah satu pulau dengan keindahan laut yang super indah nan menakjubkan. Sangking indahnya, anda akan melihat gradasi warna air laut berwarna biru dengan pondok-pondok kecil di tepi pantai yang dikelilingi oleh rindangnya pohon di sekitar.
Untuk memasuki pulau ini tentunya akan dikenakan tarif sebesar Rp100.000 per kapal dengan menikmati indah nya pantai dengan air biru di Labuan Bajo.
6. Wae Rebo
Bukan sesuatu hal yang asing lagi saat mendengar wisata wae rebo bukan? Pasalnya, Wae Rebo merupakan salah satu desa yang cukup terkenal dengan adat tradisionalnya yang masih melekat erat di masyarakat setempat.
Melalui desa ini, Anda dapat belajar mengenai budaya dan kisah hidup suku Manggarai di desa Wae Rebo. Memiliki budaya yang masih sangat kuat tidak heran jika desa ini banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mempelajari mengenai budaya tersebut.
Adapun tarif untuk memasuki wisata ini berkisar dari Rp250.000 per orang. Dengan tarif itu, anda sudah dapat mengenal keindahan alam dan budaya yang ada pada desa Wae Rebo.
7. Desa Tradisional Bena, Bajawa
Selain Wae Rebo yang indah, ada lagi satu desa yang tak kalah indah dan menarik. Nama desa itu ialah desa tradisional Bena. Saat berkunjung ke Desa ini, anda akan disuguhkan dengan latar belakang pemandangan gunung inerie yang indah sekaligus udaranya yang dingin nan sejuk.
Selain menikmati keindahannya, Anda juga dapat mempelajari budaya yang ada pada desa tersebut. Desa ini terbilang murah meriah. Yang mana memasuki desa ini, hanya akan dikenakan biaya tiket masuk sekitar Rp25.000 per orang.
8. Desa Cancar
Ingin menghirup udara segar persawahan nan luas dan nikmat dipandangan mata? Maka berkunjunglah ke Desa Cancar. Desa ini terletak di Kecamatan Ruteng Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Salah satu daya tarik dari desa ini ialah hadirnya area persawahan yang berbentuk jaring laba-laba atau disebut “Lodok” oleh masyarakat setempat. Profesi sebagian besar masyarakat disini adalah petani. Mereka mengelola area persawahan dengan sistem khusus yang disebut “Lingko” atau mengatur pembagian dalam pengelolaan sawah yang dilakukan oleh ketua adat kepada masyarakatnya.