
Medan, Kovermagz – Hampir semua orang rasanya pasti pernah mengalami kesepian. Rasa sepi, kadang terlintas begitu saja meski terkadang kita berada ditempat yang ramai sekalipun.
Jika kita berasumsi bahwa kesepian baru hanya dirasakan oleh orang dengan usia tua, ternyata itu kurang tepat, lho.. Dikutip dari laman Kompas.com dalam survei terbaru yang dilakukan oleh YouGov, terungkap bahwa orang dewasa muda pada abad ke-21 adalah generasi yang paling kesepian yang melampaui generasi Baby Boomer (1940-1955) dan generasi x (1955-1970).
Guy Winch, PhD, seorang psikolog sekaligus penulis buku berjudul Emotional First Aid: Healing Rejetion, Guit, Failure, dan Other Everyday Hurts, lewat artikel tulisannya dia mengutip bahwa sebuah studi terbaru yang menunjukkan bahwa orang-orang dewasa dengan rentang usia 30 tahun adalah kelompok orang yang paling rentan merasa kesepian dibanding kelompok lain.
Mengapa hal ini bisa terjadi dan apa penyebabnya?
Jika dibandingkan dengan orang tua, anak mudalah yang sebenarnya paling rentan mengalami rasa kesepian. Hal ini terjadi akibat mayoritas anak muda yang sebenarnya belum begitu paham bagaimana mengatasi kondisi saat kesepian.
Sebaliknya, jika dibandingkan dengan orang dewasa dan tua di umur mereka, mayoritas orang tua sudah bisa mengontrol emosi dan mengatasi rasa kesepian dalam hidupnya. Ini diakibatkan oleh asam garam kehidupan yang telah miliki.
belum lagi, saat diumur lansia, pasangan orang tua yang sudah kehilangan pasangan atau kerabat pasti akan mengalami kesepian, namun hal ini dapat lebih diatasi dengan baik.
Seperti yang kebanyakan kita lihat, anak muda zaman sekarang cenderung individual fokus pada diri sendiri, hal inilah yang akhirnya membuat kaum muda memiliki hubungan “komunikasi yang nyata” sangat kurang.
Dibalik riuhnya status dan update kehidupan rekan-rekan sebaya yang dibagikan lewat sosial media, sebenarnya hal ini akhirnya justru membuat kita merasa kesepian.
Mulai sekarang cobalah untuk lebih peka terhadap dunia sekitar. Hidup tak hanya sekecil genggaman telefon pintar. Lihat sekitar, bukannya lebih menyenangkan jika bercengkrama dengan bertatap muka dibandingkan harus memantau lewat telefon genggam?
Penulis: Jehan Erwita
Sumber: Berbagai sumber