Dalam rangka mencegah penyakit kanker serviks yang tengah menjadi sorotan publik, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan akan memberikan vaksin HPV gratis di seluruh wilayah Indonesia.
Ya, Melalui keterangan resmi Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa vaksinasi HPV gratis tersebut akan menjadi bagian dalam program imunisasi rutin. Lebih lanjut, ia mengatakan jika Vaksin HPV bisa diterima secara gratis oleh anak perempuan di kelas 5 dan 6 SD di seluruh wilayah Indonesia.
“Program pemberian vaksinasi HPV secara gratis diberikan guna mencegah angka pengidap kanker leher rahim (kanker serviks) pada perempuan,” demikian penjelasan Kemenkes dalam keterangan resminya, dikutip dari Beautynesia pada Jumat, 26 Mei 2023).
Sebelumnya, vaksin HPV hanya diberikan di 8 provinsi pada 2022, namun, tahun ini vaksin HPV itu akan diberikan secara merata di 34 Provinsi di Indonesia.
“Vaksin HPV diberikan kepada anak perempuan kelas 5 dan 6 SD. Tahun ini akan diberikan secara merata di 34 Provinsi di Indonesia,” lanjut keterangan tersebut.
Selain vaksinasi, Kemenkes juga tengah menyiapkan program percontohan untuk pemeriksaan kanker serviks dengan menggunakan metode HPV DNA Test.
Bisa dibilang, HPV DNA test saat ini akan dilakukan di lima kota di Provinsi DKI Jakarta, yaitu Jakarta pusat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara dan Jakarta Timur.
“Hal ini kita dilakukan karena ke depannya akan ada tambahan program pengembangan metode Genome Sequencing di 38 Laboratorium Kesehatan Masyarakat di Indonesia,” bunyi keterangan tersebut.
Berdasarkan Data
Kanker serviks dan kanker payudara diketahui menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak perempuan di Indonesia. Meninjau dari data Globocan 2020, kasus kanker serviks di Indonesia mencapai 36.633 kasus. Oleh karena itulah, pemerintah Indonesia bersama dengan kementerian kesehatan mencanangkan program vaksinasi HPV gratis di seluruh wilayah Indonesia.
Apa itu Kanker Serviks?
Melansir dari Mayo Clinic, kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang terjadi pada sel-sel leher rahim, yakni pada bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Berbagai jenis human papillomavirus (HPV) dan infeksi menular seksual berperan dalam menyebabkan sebagian besar kanker serviks.
Secara umum, kanker serviks berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika memasuki stadium lanjut. Untuk itulah mendeteksi kanker serviks sejak dini sangat penting dilakukan.
Kanker serviks menjadi salah satu penyakit paling mematikan di Indonesia. Kanker serviks menjadi jenis kanker terbanyak kedua yang diidap oleh perempuan setelah kanker payudara.
Tujuan Vaksin HPV
Adapun tujuan pemberian vaksin HPV ialah untuk mencegah perempuan terserang infeksi virus human papillomavirus (HPV). Virus ini adalah penyebab utama terjadinya kanker serviks pada wanita dan kutil kelamin pada pria maupun wanita.
Kelompok Penasihat Strategis WHO untuk Imunisasi (SAGE) melaporkan pemberian vaksin HPV satu dosis terbukti manjur mencegah risiko kanker serviks, sebanding dengan pemberian dua dan tiga dosis. Alasan lainnya mengapa vaksin HPV sangat penting untuk mencegah kanker serviks adalah untuk pendeteksian dini.
Virus HPV dapat menyebabkan beberapa jenis kanker. Namun, hanya kanker serviks yang bisa dideteksi secara dini dengan tes skrining, sebagaimana dilansir dari CDC. Kanker lain yang disebabkan oleh HPV mungkin tidak terdeteksi sampai ke tahapan yang lebih serius.
Selain itu, alasan mengapa pentingnya vaksin kanker serviks adalah karena ketika sudah terkena kanker serviks, maka vaksin tidak lagi membantu.
“Ini beda dengan Covid-19, yang sudah pernah sakit bisa divaksin. Kalau kanker serviks, ini enggak berlaku. Sudah kanker, vaksin enggak ada gunanya,” ungkap Andi Dharma Putra, konsultan onkologi ginekologi dan anggota Satgas Vaksinasi Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI).
Waktu Yang Tepat Untuk Pemberian Vaksin HPV
Melansir dari detikHealth, semua orang yang berusia 9 hingga 45 tahun dapat memperoleh vaksin HPV. Namun, vaksinasi ini sebaiknya dilakukan sedini mungkin, yakni mulai usia 9 – 11 tahun dan belum berhubungan seksual. Rekomendasi ini telah terbukti dapat menurunkan kemungkinan terkena kanker dan kutil kelamin yang disebabkan oleh HPV hingga 99 persen.
“Vaksin akan diberikan pada usia 11 sampai 12 seharusnya. CDC dan WHO rekomen di usia segitu. Tetapi ada penelitian anak usia 9 tahun ada baiknya dikasihkan karena ini usia anak-anak udah mens dan sebelum berhubungan seks sudah kita kasih,” sebut spesialis dermatologi venereology, dr Amelia Setiawati Soebyanto, SpDV, Jumat (27/5), dikutip dari detikHealth.
Meski begitu, mereka yang telah melewati umur ideal dan telah berhubungan seksual juga tetap dianjurkan untuk melakukan vaksin HPV.
“Pemberian sedini mungkin bagus, terlambat nggak apa-apa tetap dikasih aja. Mungkin efektivitasnya menurun tapi tetap ada gunanya dan tetap kita sarankan untuk vaksin kecuali sudah ada gejala,” tambah dr Yustin Sumito, SpKK, pada kesempatan yang sama.
“Biasanya kalau ada gejala kita pap smear dulu, kalau dari pap smear sudah ada kelainan kita rujuk ke yang berkompeten, biasanya obgyn tapi kalau tahap lanjut kita kirim juga ke radiologi onkologi,” pungkasnya.