Medan, Kovermagz – Bunga Edelweis yang juga kerap disebut sebagai bunga abadi, memiliki nama latin Anaphalis Javanica.
Justru, karena julukannya sebagai bunga abadi, bunga yang kerap tumbuh dideretan gunung ini semakin terancam keberadaannya. Menurut sejarah, bunga ini pertama kali ditemukan oleh seorang naturalis asal Jerman bernama Georg Carl Reinwardt pada tahun 1819 silam di lereng Gunung Gede.
Namun, bunga Edelweis juga ditemukan di Pegunungan Alpen dan telah lama menjadi simbol negara Swiss. Bagaimana sih cerita sebenarnya?
-
Edelweis Indonesia berbeda dengan Edelweis yang ada di luar negeri.
Meski edelweis di Indonesia (Anaphalis Javanica) masih satu rumpun dengan Leontopodium Alpinum, Edelweis Eropa, namun terlihat cukup berbeda.
Edelweiss Jawa termasuk tanaman endemik dan langka, berbentuk semak dengan bunga yang berumpun. Sedangkan Edelweiss Eropa bunganya tidak berumpun. Mahkota Edelweis Jawa terbentuk dari ratusan kuncup bunga kecil bulat dan tidak runcing, berwarna putih. Di tengahnya terdapat “kepala bunga” yang berwarna kuning.
Sementara, dalam satu bunga Edelweis Eropa terdapat 500 hingga ribuan kuncup bunga dengan 2 hingga 10 “kepala bunga” yang dikelilingi daun beluduru runcing berwarna putih.
2. Disebut bunga abadi
Disebut bunga abadi karena bunga ini memiliki hormon Etilen yang mencegah kerontokan pada kelopak bunga dan bisa mekar sampai 10 tahun lamanya. Sementara itu,sumber lainnya menjelaskan bunga ini abadi karena meskipun dipetik bunga ini tidak akan berubah bentuk dan warnanya, selama disimpan di tempat yang kering dengan suhu ruangan tertentu. Sekalipun Edelweis biasanya tumbuh di tempat dengan ketinggian sekitar 2000 mpdl ke atas (tergantung dengan suhu udara dan kelembapan pada ketinggian tersebut), Edelweis juga merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza sehingga dapat memperluas daerah penyerapan akar-akarnya.
3. Simbol luhur
Kemampuan Edelweis untuk hidup di tanah tandus seperti di kawasan Danau Ranapoja, manjadikan bunga ini simbol semangat juang yang luar biasa. Selain itu, di kalangan muda-mudi bunga ini sempat terkenal sebagai simbol cinta sejati yang ditandai dengan perjuangan penuh pengorbanan. Hal ini terkait erat dengan keberadaan Edelweis yang hanya tumbuh di daerah pegunungan, bahkan hingga 2.000 meter dari permukaan laut. Sehingga pemberian bunga Edelweis kepada seseorang memberi makna pengorbanan yang tidak ringan karena mengambilnya dari kawasan pegunungan.
4. Simbol negara
Sementara di Indonesia, bunga Edelweiss Jawa pernah dijadikan gambar pada perangko oleh Pos Indonesia pada tahun 2003 lalu.
5. Merupakan tanaman langka yang dilindungi
Kondisi bunga Edelweis saat ini mulai terancam punah, dikarenakan banyak masyarakat, khususnya pendaki yang memetik Edelweis dan menjadikannya sebagai buah tangan, padahal bunga Edelweis biasanya hanya mekar di setiap bulan April hingga Agustus setiap tahunnya, terutama saat musim hujan telah berakhir.
Oleh karena itu berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 pasal 33 ayat (1) dan (2) tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem:
Bunyi ayat 1: “Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional.”
Sementara, ayat (2) berbunyi, perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi mengurangi, menghilangkan fungsi dan luas zona inti taman nasional, serta menambah jenis tumbuhan dan satwa lain yang tidak asli.
maka akan dipidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp200 juta rupiah.
6. Tujuh gunung habitatnya bunga Edelweis
Edelweis adalah tanaman endemik, artinya ia hanya dapat tumbuh di suatu tempat dan tidak ditemukan di tempat lain. Beberapa gunung di Indonesia dimana kita bisa menikmati keindahan hamparan bunga Edelweis adalah:
1. Gunung Lawu
Gunung Lawu berlokasi di perbatasan Jawa Tengah dan Timur. Disini kita bisa menemukan bunga Edelweis yang berwarna ungu, walau sering tertutup dengan bunga-bunga lainnya yang berwarna putih ataupun kecoklatan.
2. Gunung Rinjani
Hamparan bunga edelweiss ini bisa dilihat di Plawangan Sembalun, Gunung Rinjani yang terlihat diantara tebing bebatuan, bukit dan tepian danau.
3. Gunung Gede Pangrango
Gunung Gede Pangrango memiliki padang bunga edelweisnya sendiri yang dinamakan alun-alun Suryakencana. Untuk sampai ke sini kamu bisa melakukan perjalanan atau trekking selama kurang lebih sekitar 3 hingga 5 jam dari jalur pendakian Gunung Putri.
4. Gunung Sindoro
Berlokasi di Jawa Tengah, Gunung Sindoro memiliki ketinggian mencapai 3.150 mdpl yang sangat difavoritkan para pendaki lokal. Padang bunga Edelweis yang sangat memukau merupakan salah satu daya tariknya, yang paling banyak ditemukan dari jalur selatan Gunung Kledung hingga sisi timur menjelang puncak.
5. Gunung Semeru
Dijuluki “Atap Jawa”, Gunung Semeru menarik para pendaki dari seluruh Indonesia. Tepat sebeum puncak Mahameru ada Kalimati yang memang biasanya disinggahi. Di sini, para pendaki akan melihat hamparan bunga edelweis dan puncak Mahameru sebagai backgroundnya.
6. Gunung Papandayan
Salah satu gunung di Jawa Barat yang punya pemandangan hamparan Bunga Edelweiss ini adalah Papandayan. Gunung yang dijuluki sebagai Swiss van Java ini punya spot Edelweiss di Tegal Alun yang merupakan jalur pendakian Gunung Papandayan. Meski lokasinya berada di jalur pendakian, para pengunjung yang datang tidak boleh mendirikan tenda atau bermalam di tempat ini.
7. Gunung Merbabu
Pada Sabana 2, tempat terakhir untuk mendirikan tenda sebelum Puncak, yang juga merupakan tempat favorit untuk bermalam, kebun edelweis dapat dengan mudah dijumpai di sana. Sama seperti di sabana 1 dan pos 3, edelweis tumbuh subur. Beberapa pohon edelweiss bahkan tumbuh dengan tinggi di atas dua meter. Pada bulan Agustus dan September Edelweis menampakkan wujud tercantiknya.
Penulis: Elsa Malona, Jehan Erwita
Sumber: berbagai sumber