Pesta olahraga terbesar di dunia yang digelar empat tahun sekali, olimpiade, resmi dibuka melalui upacara pembukaan yang meriah pada Jumat (26/7/2024) di Paris, Prancis. Namun, penyelenggaraan olimpiade kali ini menuai beberapa kontroversi, mulai dari upacara pembukaan yang dinilai menyinggung agama hingga aturan agar atlet basket berhijab dilarang untuk bertanding.
Salah satu kontroversi dari penyelenggaraan olimpiade tahun ini adalah keikutsertaan Israel—yang baru-baru ini ditetapkan sebagai negara apartheid oleh Mahkamah Internasional. Keikutsertaan Israel dalam ajang tersebut di tengah perang brutal di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 39.000 orang, memicu kritik terhadap penyelenggara Olimpiade.
Sepanjang sejarah Olimpiade, selalu ada beberapa negara yang pernah menghadapi larangan atau pemecatan dari pertandingan Olimpiade. Larangan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk sanksi politik, konflik internasional, atau masalah internal organisasi.
Dalam artikel Kovermagz akan membahas mengenai deretan negara yang pernah dilarang bertanding di Olimpiade, alasan di balik larangan tersebut, serta dampaknya terhadap atlet dan olahraga di negara-negara tersebut.
1. Indonesia Tahun 1962
Indonesia nyatanya juga pernah mengalami larangan bertanding di Olimpiade pada tahun 1962. Larangan ini berkaitan dengan ketegangan politik dan hubungan internasional saat itu. Namun, Indonesia diizinkan untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo 1964 kembali setelah larangan sementara yang berlaku pada tahun 1962.
Larangan pada tahun tersebu tentunya memiliki hubungan dengan ketegangan politik internasional dan ketidakstabilan yang mempengaruhi partisipasi Indonesia. Dampak dari larangan ini, atlet Indonesia mengalami periode ketidakpastian dan tidak dapat berkompetisi dalam Olimpiade selama waktu tersebut. Namun, Indonesia berhasil kembali berpartisipasi dalam Olimpiade setelah situasi politik mereda.
2. India Tahun: 1962
Bersamaan dengan Indonesia, India pernah menghadapi larangan bertanding di Olimpiade pada tahun 1962. Larangan ini juga terjadi dalam konteks ketegangan politik dan ketidakstabilan internasional yang melibatkan India pada awal 1960-an.
Dampaknya juga dirasakan oleh para atlet India yang tidak dapat berpartisipasi dalam Olimpiade pada periode tersebut. Namun, India segera dipulihkan hak partisipasinya dan kembali berkompetisi dalam Olimpiade di edisi berikutnya.
3. Jerman Timur dan Jerman Barat Tahun:1948-1964
Setelah Perang Dunia II, Jerman terbagi menjadi dua negara: Jerman Timur dan Jerman Barat. Selama periode 1948 hingga 1964, kedua negara ini menghadapi larangan bertanding di Olimpiade bersama-sama. Alasan larangan tersebut adalah karena Setelah Perang Dunia II, Jerman dipecah menjadi dua entitas politik yang berbeda. Jerman Timur (Republik Demokratik Jerman) dan Jerman Barat (Republik Federal Jerman) menghadapi larangan bertanding bersama sebagai satu negara di Olimpiade. Hal ini disebabkan oleh ketidakstabilan politik dan konflik ideologi antara kedua negara. Yang akhirnya juga kepada atlet dari Jerman Timur dan Jerman Barat, karena harus berkompetisi secara terpisah dalam Olimpiade selama periode ini.
4. Afrika Selatan Tahun: 1964-1992
Afrika Selatan mengalami larangan bertanding di Olimpiade selama hampir tiga dekade dari tahun 1964 hingga 1992. Larangan ini diterapkan sebagai bentuk protes terhadap sistem apartheid yang diterapkan oleh pemerintah Afrika Selatan saat itu. Apartheid adalah kebijakan segregasi rasial yang memisahkan warga negara berdasarkan ras dan etnis.
Setelah mengadopsi sistem apartheid pada tahun 1948, Afrika Selatan menghadapi tekanan internasional untuk menghapus kebijakan tersebut. Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada akhirnya melarang Afrika Selatan untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo 1964 dan semua edisi Olimpiade berikutnya. Larangan ini bertujuan untuk menekan pemerintah Afrika Selatan agar menghentikan diskriminasi rasial dan menciptakan keadilan sosial. Dampaknya bagi para atlet Afrika Selatan, mereka tidak dapat berkompetisi di pentas dunia dan merasakan dampak besar terhadap perkembangan olahraga di negara tersebut.
5. Rusia Tahun: 2016-2020
Rusia pun termasuk dalam daftar negara yang pernah dilarang berkontribusi dalam Olimpiade. Larangan ini harus dihadapi Rusia dalam Olimpiade pada periode 2016 hingga 2020 akibat skandal doping yang melibatkan atlet-atlet mereka. Kasus ini merujuk pada penggunaan substansi terlarang oleh atlet Rusia dan upaya pemerintah untuk menutupi pelanggaran tersebut.Pada tahun 2015, laporan oleh World Anti-Doping Agency (WADA) mengungkapkan adanya sistem doping yang melibatkan pemerintah Rusia.
Akibatnya, Komite Olimpiade Internasional (IOC) memutuskan untuk melarang atlet Rusia dari Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Larangan ini juga berlanjut ke Olimpiade Pyeongchang 2018, meskipun atlet Rusia diizinkan berkompetisi dengan status “Atlet dari Rusia” tanpa bendera nasional. Dampaknya juga menyebabkan kontroversi besar dan dampak yang signifikan terhadap atlet Rusia yang bersih dari doping. Beberapa atlet diizinkan berkompetisi secara individu di bawah bendera netral, tetapi banyak dari mereka merasa kehilangan semangat dan dukungan nasional karena hal itu.