Tahukah anda, bila Indonesia tak hanya kaya dengan wisata alamnya yang luar biasa namun juga menjadi rumah bagi berbagai tempat ibadah yang mengagumkan loh. Salah satu buktinya yang dapat kita lihat adalah terdapatnya beberapa gereja unik yang ada di Indonesia.
Ya, dalam hal ini, gereja-gereja unik di Indonesia tersebut berhasil menarik perhatian banyak orang berkat menonjolkan keindahan arsitektur yang dimilikinya dan pesan rohani yang tersemat di setiap detailnya.
Nah lantas apa sajakah gereja unik di Indonesia itu? Artikel ini akan membawa anda mengelilingi beberapa gereja paling unik di Indonesia, yang bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga karya seni yang memukau. Simak selengkapnya di sini!
Graha Maria Annai Velangkanni, Medan
Jika berkunjung ke Medan sempatkanlah berwisata rohani ke Graha Maria Annai Velangkani Medan. Lokasinya berada tepat di Jl. Sakura III No.7-10, Tj. Selamat, Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan. Sangat mudah diakses dengan berbagai transportasi baik roda dua maupun roda empat.
Mengutip dari kompas.com, graha sendiri memiliki arti rumah, tempat suci, atau kuil. Sementara, Bunda Maria dikenal di India sebagai Annai Velangkanni Arokia Matha. Oleh karena itu jangan heran bila saat berkunjung ke sana anda melihat bentuknya layaknya seperti vihara bukan gereja.
Bangunan gereja ini memang sengaja tidak melambangkan ciri khas Katolik. Hal ini sesuai visi pendirinya Pastor James Bharataputra S.J, yaitu membuat Graha Maria menjadi tempat bagi semua orang dari berbagai ras dan agama dan dapat menyebutnya rumah. Graha Maria Annai Velangkanni memiliki arsitektur yang cukup berbeda dengan rumah ibadah umat Katolik pada umumnya. Yang mana bangunan tersebut lebih melambangkan struktur bangunan dengan atap bertingkat nan megah dengan campuran arsitektur Indo-Mughal. Beragam agama apapun dapat berkunjung ke sana untuk berdoa maupun sekedar berwisata rohani.
Gereja ST. Fransiskus Asisi Berastagi
Gereja unik selanjutnya masih berasal dari Sumatera Utara, yaitu Gereja ST. Fransiskus Asisi Berastagi. Lokasinya ada di Jalan Letjen Jamin Ginting, Desa Sempajaya, Berastagi. Keunikan gereja ini adalah keberadaan ornamen kain ulos pada bagian eksterior dan interior bangunan. Selain itu, arsitektur Gereja ST. Fransiskus Asisi Berastagi menyerupai rumah adat Suku Batak Karo. Selain menjadi tempat ibadah, Gereja Berastagi merupakan destinasi wisata religi umat Kristiani saat berkunjung ke Berastagi.
Gereja Fransiskus terdiri dari dua bangunan terpisah, yaitu gereja inti yang memiliki lebar bangunan mencapai 24 meter, dan panjang 32 meter dan tinggi 35 meter, sedangkan bangunan lainnya berupa pendopo, diberi nama ‘geriten’ yaitu rumah kecil tanpa dinding untuk berbagai keperluan religi, dan sebagai ruang untuk aneka keperluan kaum muda.
Gereja Katedral Jakarta (Gereja Katedral Jakarta)
Terletak di tengah hiruk-pikuk ibu kota, Gereja Katedral Jakarta adalah salah satu gereja katedral yang paling mencolok di Indonesia. Bahkan namanya cukup tersohor di telinga masyarakat Indonesia hingga wisatawan mancanegara. Bagaimana tidak?
Gereja satu ini menyimpan sejarah persebaran religi Nasrani di Indonesia oleh bangsa Eropa. Ditambah lagi, kamu akan dibuat terpukau dengan arsitektur gerejanya yang bergaya neo-gothik, seolah-olah membawamu ke Eropa era abad 19-20.
Desain Gereja Katedral pun dibangun sangat sederhana dengan berbentuk rumah bambu berukuran kecil pada 1808. Dengan arsitektur yang ciamik dan cerita pembangunannya yang bernilai historis tinggi, Gereja Katedral menjadi salah satu gereja yang paling banyak dikunjungi di Indonesia. Pada momen-momen khusus, cahaya yang memancar dari kaca patri menjadikan gereja ini tempat yang sangat sakral dan memukau.
Dibalik kemegahan gereja terbesar di Jakarta ini, tersimpan prahara dan musibah dalam proses pembangunannya. Pada 1826, gereja ini pernah mengalami kebakaran hebat dan membuatnya rata dengan debu. Selanjutnya pada 1890, Gereja Katedral pernah ambruk dengan sendirinya, sehingga proses renovasinya terjadi dalam dua tahap dan memakan waktu hingga 10 tahun.
Gereja Santa Maria de Fatima
Menjadi napak tilas persebaran budaya Tiongkok di kawasan Pecinaan, Glodok. Pasalnya, Gereja ini cukup kental dengan arsitektur budaya Tiongkoknya yang serupa dengan klenteng. Konon, ini adalah kawasan perumahan milik Kapitan Tiongkok bermarga Tjioe pada era Batavia pada tahun 1954.
Berjalan memasuki halaman depan gereja, anda akan disuguhkan dengan patung singa jantan dan betina yang merepresentasikan kebangsawanan sang pemilik rumah. Kemudian, di atas atap terlukiskan hiasan ornamen bunga dan buah-buahan menyimbolkan kedamaian dan kesejahteraan sertai tulisan huruf Tiongkok. Sedangkan warna merah yang menonjol pada gereja ini menandakan kegembiraan.
Gereja Pohsarang Kediri
Gereja Pohsarang atau Puhsarang adalah sebuah gereja Katolik Roma yang terletak di Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Seperti yang anda lihat, keunikan dari gereja ini adalah dindingnya yang terbuat dari batu. Gereja yang dibangun pada 1936 ini, menggabungkan gaya arsitektur Jawa dengan balutan ciri khas gereja Katolik Roma.
Lokasi gereja berada di lereng Gunung Wilis sehingga udara di sekitarnya sangat sejuk. Selain mendatangi gereja, pengunjung juga bisa mengunjungi Goa Maria Pohsarang yang berada di kompleks gereja ini.
Gereja Merah Kediri
Masih berada di Kediri, ada bangunan gereja unik lainnya yang patut anda kunjungi. Namanya adalah Gereja Merah. Mengutip laman Kemendikbud, nama asli Gereja Merah adalah GPIB Immanuel. Diberi nama Gereja Merah sebab bangunan gereja berwarna merah bata. Bangunan gereja bergaya arsitektur neo-gothik dengan ciri khas bangunan ramping dan tinggi.
Gereja ini dibangun pada 1904, berdasarkan informasi dari prasasti pada pintu masuk gereja. Lokasi gereja yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya ini berada di Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Gereja HKY Palasari Bali
Sekilas, bangunan ini menyerupai pura namun nyatanya ini adalah sebuah gereja katolik bernama Gereja HKY Palasari. Gereja Katolik ini memiliki desain bangunan yang unik dan estetis. Yakni berupa memadukan arsitektur gaya Eropa (gothik) dengan arsitektur Bali.
Mengutip dari situs Gereja HKY Palasari, terdapat tujuh buah salib di atap gereja yang melambangkan tujuh sakramen. Sebelum memasuki area gereja, para jemaat akan melalui dua buah candi bentar bergaya Bali. Menariknya, Gereja HKY Palasari dibangun di atas bukit, sehingga pengunjung harus menaiki tangga lebih dulu. Gereja HKY Palasari dibangun pada 1956-1958. Lokasinya berada di Jl. Dusun Palasari, Ekasari, Kec. Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali.