Siapa bilang jika olahraga hanya baik untuk anak muda maupun kaum lanjut usia saja? Nyatanya, olahraga juga baik untuk ibu yang sedang hamil loh. Bahkan para ibu yang hamil sangat dianjurkan untuk rutin berolahraga.
Namun, ada beberapa aturan yang memang harus dipatuhi setiap ibu hamil, agar olahraga membawa banyak manfaat dan tidak membahayakan calon bayi dalam kandungan. Olahraga saat hamil memiliki banyak manfaat, mulai dari mengurangi nyeri badan, memperlancar tidur, mencegah sembelit, dan meningkatkan mood. Selain itu, rutin berolahraga juga diketahui dapat menurunkan risiko komplikasi kehamilan dan memperlancar proses persalinan.
Olahraga yang dianjurkan untuk ibu hamil pun bukan yang sembarangan atau berat. Melainkan yang aman untuk dilakukan serta tidak membahayakan kesehatan ibu hamil dan janinnya. Misalnya jalan kaki, pilates, berenang hingga yang lainnya. Nah apa saja aturan olahraga untuk ibu hamil? Dalam artikel kali ini tim kovermagz akan membahasnya untuk anda. Simak di sini!
Gunakan Pakaian yang Nyaman
Pakaian olahraga menjadi hal penting pertama yang harus diperhatikan ibu hamil. Ibu hamil disarankan untuk menggunakan pakaian yang tidak ketat, tidak juga terlalu longgar, dan mampu menyerap keringat dengan baik. Dengan cara ini, ibu hamil bisa bergerak dan bernapas lega sehingga juga mengurangi risiko cedera.
Pilih Sepatu Olahraga yang Nyaman
Setelah pakaian, sepatu olahraga juga harus anda perhatikan. Sepatu olahraga ibu hamil sebaiknya nyaman. Karena biasanya kaki ibu hamil melebar selama kehamilan sehingga harus menggunakan sepatu dengan ukuran yang lebih besar dari sebelumnya.
Ibu hamil juga harus menggunakan sepatu olahraga yang ringan dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Ibu hamil juga sebaiknya memakai sepatu bertumit rendah dan tidak licin untuk mengurangi risiko cedera saat berolahraga.
Perbanyak Minum Air Putih
Saat Anda melakukan olahraga yang mengeluarkan keringat, jumlah cairan tubuh berkurang. Jika keluarnya cairan ini tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup, ibu hamil bisa mengalami dehidrasi yang dapat membahayakan janin. Jadi minumlah banyak air sebelum, selama, dan setelah berolahraga, bukan?
Pilih Jenis Olahraga Yang Tepat
Ibu hamil dianjurkan melakukan olahraga ringan yang tidak membuat perut stres, seperti jalan kaki, berenang, yoga, atau pilates. Ibu hamil juga bisa melakukan senam yang fokus pada kekuatan otot punggung untuk memperbaiki postur tubuh dan menjaga keseimbangan tubuh
Ditengah masa kehamilan, hindari olahraga yang mengharuskan Anda berbaring telentang. Saat perut mulai membesar, berbaring dapat memberikan tekanan pada pembuluh darah utama menuju plasenta, sehingga dapat mengurangi aliran darah ke janin.
Selain itu, hindari gerakan yang terlalu menyentak, apalagi jika ibu hamil sudah memasuki trimester ketiga. Hal ini karena otot-otot tubuh secara alami melemah pada trimester ketiga, sehingga membuat ibu hamil berisiko lebih besar mengalami cedera.
Lakukan Pemanasan Dan Pendinginan
Ibu hamil sebaiknya melakukan pemanasan sebelum memulai olahraga. Pemanasan membuat otot-otot tubuh lebih fleksibel dan mengurangi risiko cedera. Setelah selesai berolahraga, jangan lupa melakukan pendinginan untuk mengendurkan otot dan mencegah nyeri otot.
Perhatikan Lama Waktu Olahraga
Sebaiknya batasi latihan maksimal 30 menit. Padahal, 10 menit saja sudah cukup jika perut Anda sudah membesar. Segera hentikan olah raga jika ibu hamil mulai mengalami pusing, penglihatan kabur, atau sesak napas. Kondisi ini bisa menjadi tanda ibu hamil terlalu lelah. Selain itu, jangan pernah memaksakan diri untuk berolahraga saat sedang sakit, cukup lakukan peregangan secara perlahan.
Bumil, Perlu ditekankan bahwa ibu hamil sebaiknya mengikuti saran atau anjuran dokter kandungan saat melakukan senam. Pasalnya, ibu hamil dengan kondisi medis tertentu tidak disarankan untuk berolahraga.
Perhatikan Sinyal Tubuh
Memperhatikan tanda-tanda kapan harus menghentikan olahraga. Ibu hamil harus menghentikan olahraganya ketika merasa nyeri kepala disertai pandangan gelap, napas terengah-engah, dan sesak di dada. Selain itu, kram perut bawah harus menjadi perhatian khusus.
Kondisi seperti ini akan menjadi berbahaya ketika tidak mereda meskipun telah beristirahat. Kram berkepanjangan atau otot mengalami kontraksi pada perut bawah dikhawatirkan akan menyebabkan keluarnya cairan pada vagina, pecah ketuban, atau flek.
Konsumsi Suplemen Yang Mengandung Asam Folat
Bergerak aktif dan menjaga gizi selama kehamilan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Meskipun pola makan sehat tetap penting, asupan nutrisi tertentu seperti asam folat perlu diperhatikan karena kebutuhannya meningkat. Pastikan mengonsumsi suplemen asam folat yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.