Apa Saja Kerugian Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20?

kerugian-Indonesia-Batal-Jadi-Tuan-Rumah-Piala-Dunia-U20

Sobat Kovermagz, baru-baru ini masyarakat Indonesia digemparkan dengan polemik sejumlah pihak yang menolak kehadiran Timnas Israel bermain di Indonesia. Hal ini tentunya berdampak pada keputusan FIfa yang membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah kompetisi bergengsi sepak bola Piala Dunia U20.

Huru-hara ini bersumber dari sikap politik beberapa pemimpin daerah terkait kedatangan Tim Israel yang dicampur dengan olahraga. Undian Piala Dunia U-20 yang seharusnya digelar pada 31 Maret pun dibatalkan. Muncul kekhawatiran turnamen juga akan batal diselenggarakan di Indonesia. Akibatnya Indonesia terancam terkena sanksi berat dari FIFA.

Lantas apa saja kerugian atau konsekuensi yang harus diterima Indonesia batal jadi tuan rumah piala dunia U20? Berikut informasinya!

Kerugian modal penyelenggaraan

Adapun kerugian modal yang diperoleh Indonesia dari dampak pembatalan sebagai tuan rumah adalah sebagai berikut:

-Juli 2020

Pemerintah mengucurkan dana Rp400 miliar untuk persiapan pelaksanaan Piala Dunia U-20. Kementerian PUPR juga mengeluarkan dana Rp 489 miliar untuk merenovasi stadion.

-Juni 2022

Kemenpora mengalokasikan dana Rp 500 miliar untuk persiapan Piala Dunia U-20.

Total kerugian penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 mencapai Rp1,4 triliun. Ketika status tuan rumah dicabut FIFA, modal yang dikeluarkan sebagai bentuk kerugian. Namun, peremajaan stadion, renovasi, dan pembangunan infrastruktur tetap diperlukan.

Kerugian dari sektor pariwisata

Qatar yang menjadi tuan rumah Piala Dunia mencatat jumlah turis yang datang naik menjadi 2,56 juta orang pada 2022. Angka itu melonjak empat kali lipat dibandingkan 2021 hanya 610 ribu orang.

Sembilan tahun lalu, Brazil menjadi tuan rumah Piala Dunia. Pada 2014, 6,43 juta turis mengunjungi Brasil atau naik 10,6?ri sebelumnya 5 juta turis.

Berkaca dari acara internasional yang digelar di Indonesia, G-20 menjadi alasan sektor pariwisata meningkat. Saat itu, hunian hotel di Nusa Dua, Bali, menurut Menparekraf Sandiaga Uno, meningkat 70%. Bahkan, kontribusi ekonomi dari G-20 mencapai USD 533 juta atau Rp7,4 triliun. Tidak hanya sampai di situ, 33 ribu tenaga kerja juga berhasil terserap pada event itu.

Baca Juga:  Daftar Bintang Real Madrid yang Telat Panas Namun Berhasil Bangkit!

Kerugian dari batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia dibagi menjadi tiga, yakni hilangnya magnet investor ke Indonesia, kesempatan mempromosikan pariwisata dan budaya lenyap, dan ekonomi kreatif seperti UMKM ikut rugi mendongkrak pemasukan.

Melansir Kompas.com, UMKM Indonesia juga gagal mendapatkan omzet sebesar miliar rupiah dalam pergelaran olahraga Piala Dunia U-20.

Ketua Bidang UMKM/IKM Apindo Ronald Walla mengatakan, seharusnya ajang itu bisa menjadi peluang UMKM di bidang souvenir, makanan dan minuman, serta jasa.

Apa saja potensi hukuman dari FIFA?

Dirangkum dari berbagai sumber, ada beberapa konsekuensi yang harus ditanggung Indonesia apabila FIFA memutuskan mencabut status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, yaitu:

  1. Mendapatkan sanksi berat dari FIFA termasuk liga sepak bola yang kembali dibekukan
  2. Indonesia dianggap bertindak diskriminatif dengan mencampuradukkan olahraga dengan politik sehingga bakal terkucilkan dari ekosistem sepakbola dunia.
  3. Timnas Indonesia tidak akan bisa berpartisipasi di kualifikasi Asia untuk Piala Dunia 2026 dan turnamen FIFA lain di masa depan termasuk Piala Dunia.
  4. Ranking Indonesia bisa turun jauh dari posisi sekarang
  5. Indonesia tidak akan memiliki kesempatan kembali untuk dipilih FIFA menjadi tuan rumah ajang olahraga.

Sebagai tambahan informasi bahwa , pencabutan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 ternyata juga memicu potensi diberikannya sanksi dari pihak penyelenggara, FIFA. Mengutip dari laman resmi FIFA, pihak mereka mengungkap akan segera mencari tuan rumah baru dan akan diumumkan segera. Lalu potensi sanksi terhadap PSSI juga akan diputuskan pada tahap selanjutnya, Beauties.

Meskipun begitu pihak FIFA menegaskan akan tetap aktif bekerja sama dan mendukung PSSI sekaligus pemerintahan Presiden Joko Widodo. Mereka pun tengah menjadwalkan untuk pertemuan antara Presiden FIFA dan Ketua Umum PSSI untuk membahas persoalan ini lebih lanjut dalam waktu dekat.