
Sobat kover, pernahkah anda mendengar istilah Queef pada vagina perempuan? Melansir dari halodoc, Queef adalah istilah yang menjelaskan kondisi buang angin dari vagina. Disebut queef karena suaranya yang mirip kentut, tetapi tidak menghasilkan bau sama sekali.
Kendati begitu, istilah queef masih terbilang tabu di masyarakat sehingga banyak memunculkan stigma negatif yang membuat perempuan merasa malu ketika mengalaminya. Nah, kali ini kami akan mengajak Anda untuk mengetahuinya lebih dalam. Simak pembahasannya!
Pengertian Queef
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Queef hanyalah pelepasan udara yang terperangkap dari dalam vagina. Queef terjadi ketika vagina melepaskan udara yang terjebak di dalamnya karena beberapa aktivitas seperti olahraga, hubungan seksual, atau bahkan saat perempuan berpindah posisi. Kondisi ini mengeluarkan suara seperti kentut namun tidak berbau. Queef tidak ada hubungannya dengan pencernaan.
Selain hubungan seks dan olahraga, Queef juga bisa terjadi dengan sendirinya. Ketika terangsang, vagina mengembang seperti balon yang bisa menyebabkan udara kadang tersedot oleh vagina. Queef adalah hal yang normal dan tidak perlu ada rasa malu ketika itu terjadi.
Tidak Mengenal Batasan Usia
Queef bisa terjadi pada siapa saja tanpa mengenal batasan usia. Mulai dari remaja hingga wanita yang lebih dewasa atau lanjut usia bisa mengalaminya. Lalu, Intensitas queef pada setiap perempuan pun juga berbeda-beda. Beberapa perempuan bisa secara anatomis lebih rentan mengalami kondisi ini karena bentuk dan panjang vaginanya. Bahkan pelumasan vagina dapat menyebabkan kondisi ini lebih sering terjadi.
Faktor-faktor Yang Memengaruhi Queef

Mengutip dari Cleveland Clinic, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi frekuensi terjadinya queef pada perempuan, diantaranya:
Aktivitas seksual: ketika terjadi penetrasi yang dalam dan intens, udara bisa terdorong masuk. Saat penis, jari, atau mainan seks keluar dari vagina, udara itu dilepaskan. Frekuensinya bisa lebih sering jika melakukan berbagai posisi selama hubungan seksual.
Penggunaan tampon saat menstruasi: memasukkan tampon ke dalam vagina mampu menimbulkan queef. Sebab, udara bisa turut masuk ke dalamnya dan akan dilepaskan begitu tampon dikeluarkan.
Otot panggul yang lemah: Menopause dan persalinan juga meningkatkan peluang terjadinya queef karena kedua hal ini melemahkan otot panggul.
Pemeriksaan vagina: Selama pemeriksaan panggul, queef menjadi hal yang umum terjadi. Saat tenaga medis memasukkan spekulum atau alat untuk melihat ke dalam vagina, hal ini memungkinkan udara masuk dan keluar ketika alatnya dilepaskan.
Fistula vagina: fistula adalah lubang antara saluran vagina dan saluran kencing atau pencernaan (seperti kandung kemih atau usus). Fistula vagina biasanya disebabkan karena trauma, operasi, atau penyakit lain. Salah satu gejala gangguan ini ialah munculnya gas pada vagina.
Gerakan fisik: yoga, olahraga, dan gerakan lain seperti lari juga dapat menyebabkan udara terperangkap di dalam vagina karena vagina sedikit terbuka atau tertarik selama melakukan aktivitas ini.
Melahirkan: kondisi yang memberikan tekanan pada jaringan panggul sehingga menyebabkan keluarnya udara dari vagina. Bila itu terjadi, pengobatannya mungkin melibatkan penggunaan pessary, yakni alat melingkar plastik atau karet yang sesuai ke dalam vagina untuk menopang jaringan yang tergeser oleh prolaps.
Kondisi Queef Membutuhkan Pemeriksaan Dokter
Queef adalah kondisi normal, sehingga tidak perlu dicari penanganannya. Akan tetapi, ada saat-saat di mana kondisi ini membutuhkan perhatian medis, seperti:
- Disertai bau: jika queef muncul dengan bau yang tak biasa, ini bisa menjadi tanda adanya infeksi atau gangguan kesehatan pada vagina. Infeksi vagina seperti vaginosis bakteri atau infeksi jamur bisa menyebabkan bau yang gak sedap.
- Memunculkan rasa sakit: Sebaliknya, bila queef disertai rasa sakit di area panggul atau vagina, itu bisa menandakan masalah kesehatan seperti radang panggul atau infeksi.
- Perubahan warna atau tekstur: jika terjadi perubahan warna atau tekstur cairan vagina saat queef, seperti keluarnya darah yang tidak terkait dengan menstruasi, kamu harus segera konsultasikan dengan dokter.
- Frekuensi yang tidak wajar: Apabila queef terjadi sangat sering, itu bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang perlu ditangani.
- Terjadi setelah cedera atau trauma: jika queef terjadi setelah mengalami cedera atau trauma pada area panggul atau vagina, segera cari perawatan medis.
Selain itu, terdapat pula kondisi yang lainnya berupa Kotoran atau nanah yang keluar dari vagina, Infeksi saluran kemih yang sering terjadi, Iritasi atau nyeri pada vulva, vagina, atau area antara vagina dan anus dan sakit saat berhubungan seks.
Cara Mengurangi Intensitas Queef
Walaupun queef pada vagina perempuan itu adalah hal yang alami dan normal. Beberapa perempuan mungkin ingin mengurangi terjadinya queef. Penting untuk diketahui, Queef tidak bisa dicegah. Namun ada beberapa teknik yang bisa dilakukan untuk mengurangi intensitasnya. Adapun caranya ialah dengan melakukan penguatan otot panggul seperti latihan kegel.
Latihan kegel diklaim ampuh dalam membantu menguatkan otot-otot tersebut dan mengurangi risiko queef. Namun, jangan lakukan latihan ini di saat hendak membuang air kecil. Sebab, hal ini beresiko menyebabkan infeksi pada saluran kemih. Selain itu, saat berhubungan seks, cobalah untuk tidak terlalu sering bergonta-ganti posisi dan menggunakan pelumas yang cukup. Dengan begitu, intensitas queef akan berkurang dan mengecil.