Dalam beberapa tahun kebelakang, Operasi bariatrik telah mencuri perhatian masyarakat bahkan sempat viral di media sosial. Bagaimana tidak? Banyak masyarakat yang mengganggap bahwa operasi itu mampu menjadi solusi utama dalam penanganan obesitas yang serius.
Apalagi setelah adanya pemberitaan mengenai penyanyi Melly Goeslaw yang sudah mencoba operasi Bariatrik tersebut pada tahun 2022. Melalui operasi ini, pentolan grup musik Potret itu mengatakan bahwa dirinya berhasil menurunkan berat badannya hingga puluhan kilogram
Mengetahui hal itulah, masyarakat semakin penasaran dengan operasi Bariatrik dan ingin mengetahuinya lebih dalam. Nah, lantas, apa sebenarnya operasi Bariatrik itu? Pada artikel berikut ini, kami akan membahasnya untuk anda, baik itu pengertian, jenis, manfaat hingga resikonya. Simak ulasannya!
Pengertian Operasi Bariatrik
Melansir dari Siloam Hospital, kata Bariatrik berasal dari kata baros yang memiliki arti ‘berat’ atau ‘besar’. Sehingga dapat dikatakan sebagai ilmu bedah yang menangani pasien dengan berat badan berlebih.
Ilmu bedah ini bekerja dengan cara melakukan pemotongan sebagian organ lambung untuk mengurangi kapasitas lambung. Dengan cara ini, kemampuan lambung dalam menampung jumlah makanan dan penyerapannya menjadi lebih minim dan terbatas.
Seorang pasien operasi Bariatrik nantinya akan merasa kenyang lebih cepat dan mengurangi asupan kalori. Selain itu, operasi bariatrik juga dapat memperbaiki kondisi kesehatan yang terkait dengan obesitas, seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan sleep apnea.
Seseorang yang mengalami masalah berat badan seperti diabetes dan sebagainya beranggapan bahwa operasi Bariatrik adalah solusi efektif atau jalan tercepat untuk menurunkan berat badan. Padahal, kenyataannya tidaklah demikian. Operasi ini memiliki efek samping yang cukup berbahaya bagi kesehatan.
Manfaat Operasi Bariatrik
Kendati cukup beresiko, para dokter mengklaim bahwa Operasi bariatrik dapat memberikan sejumlah manfaat, baik secara fisik maupun psikologis. Adapun manfaat itu ialah:
- Mampu menghasilkan penurunan berat badan yang bertahan dalam jangka waktu lama: Dalam hal ini, penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 90% penderita obesitas yang menjalani operasi bariatrik mengalami penurunan berat badan, dan hasilnya menetap dalam waktu setidaknya 1 tahun.
- Meningkatkan angka harapan hidup: Penelitian menunjukkan bahwa penderita obesitas yang telah menjalani operasi bariatrik memiliki usia harapan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan penderita obesitas yang tidak menjalani operasi.
- Mampu mencegah atau membantu proses pengobatan gangguan kesehatan lain terkait obesitas: Seperti yang sudah disebutkan melakukan operasi ini dapat membantu proses pengobatan kesehatan berupa diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, sleep apnea, nyeri lutut karena radang sendi (arthritis), penyakit asam lambung, kolesterol tinggi, dan perlemakan hati.
- Meningkatkan kualitas hidup secara umum dan memperbaiki kondisi psikologis: Rasa percaya diri, interaksi sosial, gejala depresi, dan gangguan kecemasan dilaporkan mengalami perbaikan setelah penderita obesitas menjalani operasi bariatrik.
Kriteria Menjalani Operasi Bariatrik
Operasi Bariatrik memang bertujuan untuk mengurangi berat badan pada seseorang khususnya bagi penderita obesitas. Namun, bukan berarti semua penderita obesitas tersebut dapat menjalaninya. Sebab, menjalankan operasi yang satu ini memiliki beberapa kriteria-kriteria tertentu apabila ingin melakukannya.
Jika berhasil memenuhi kriteria tersebut, barulah pasien akan diperbolehkan untuk menjalani operasi Bariatrik. Bila sebaliknya, dokter tidak akan memperbolehkannya walaupun pasien memaksa. Hal ini semata-mata bukan tanpa adanya sebab, melainkan untuk menjamin keselamatan pasien itu sendiri.
Merujuk pada laman terpercaya, kriteria yang dimaksud terbagi menjadi dua bagian yakni kriteria umum dan psikologis. Kriteria umum berupa kriteria medis termasuk memiliki indeks massa tubuh (IMT) di atas 40, atau IMT di atas 35 dengan kondisi kesehatan yang terkait obesitas, seperti diabetes atau penyakit jantung.
Selain itu, pasien harus memiliki riwayat usaha yang gagal dalam penurunan berat badan melalui upaya non-bedah yang konsisten. Lalu, sebelum menjalani operasi, calon pasien akan menjalani evaluasi menyeluruh oleh tim medis, termasuk ahli bedah, ahli gizi, dan psikolog. Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan pasien memahami risiko dan komitmen jangka panjang terkait dengan prosedur ini.
Sedangkan kriteria kedua ialah faktor psikologis. Pasien harus memiliki motivasi yang kuat, kesiapan untuk mengikuti perubahan gaya hidup yang diperlukan, dan dukungan sosial yang memadai. Pemahaman akan perubahan yang diperlukan dalam pola makan, aktivitas fisik, dan pengelolaan emosi juga penting untuk keberhasilan jangka panjang pasca dilakukannya operasi.
Siapa saja yang bisa menjalani Operasi Bariatrik?
Melanjut dari pembahasan sebelumnya, Operasi bariatrik tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang. Operasi ini hanya dapat menjadi pilihan bagi individu yang mengalami obesitas berat dan telah mencoba berbagai metode penurunan berat badan lainnya tanpa hasil yang memuaskan.
Selain itu, operasi bariatrik biasanya direkomendasikan untuk individu yang berusia antara 18 hingga 65 tahun, dengan beberapa pengecualian tergantung pada kasus masing-masing.
Jenis-Jenis Operasi Bariatrik
Melansir dari Alo dokter, operasi Batriatrik terdiri beberapa jenis, diantaranya:
-
Gastric bypass
Pada jenis ini, dokter bedah akan memisahkan lambung menjadi dua bagian, yaitu bagian atas yang berukuran lebih kecil dan bagian bawah yang lebih besar. Usus halus juga akan dipotong menjadi lebih pendek dan langsung disambungkan dengan bagian lambung yang berukuran kecil tadi. Tujuannya adalah untuk mengurangi ruang tampung makanan di lambung dan mengurangi penyerapan nutrisi dari makanan di usus halus.
2. Sleeve gastrectomy
Jenis yang kedua adalah Sleeve gastrectomy. Jenis ini dilakukan dengan cara membuang sekitar 75-80% bagian lambung. Bagian lambung yang disisakan berbentuk ramping dan memanjang seperti pisang. Dengan begitu, daya tampung lambung pun berkurang secara signifikan dan pasien akan menjadi lebih cepat kenyang setelah menjalani operasi pemotongan lambung.
3. Adjustable gastric band
Pada jenis operasi bariatrik jenis ini, lambung akan diikat dengan sebuah alat khusus yang berbentuk menyerupai cincin. Dokter nantinya akan memasang alat ini, kemudian mengencangkan atau mengendurkannya sesuai keperluan. Ikatan ini akan membatasi jumlah makanan yang dapat dimakan dan membuat cepat kenyang.
4. Biliopancreatic Diversion With Duodenal Switch
Terakhir ada Biliopancreatic diversion with duodenal switch. Pada jenis ini, lambung akan dipotong dan disambungkan langsung dengan bagian akhir usus halus. Setelah menjalani prosedur, makanan tetap akan bercampur dengan asam lambung, cairan empedu, dan enzim pencernaan di usus besar, namun nutrisi yang terserap tubuh akan jauh berkurang. Dari seluruh tipe operasi bariatrik, metode ini adalah yang paling berisiko karena dapat menyebabkan kekurangan gizi.
Maka dari itu, sebelum menentukan jenis operasi bariatrik yang paling cocok dan efektif, dokter akan melakukan pemeriksaan kesehatan lengkap pada pasien terlebih dahulu, kemudian menentukan pilihan operasi bariatrik yang sesuai dengan kondisi pasien. Setiap jenis operasi bariatrik memiliki keuntungan dan risikonya masing-masing
Risiko Operasi Bariatrik
Setiap melakukan operasi bariatrik tentu akan memiliki risiko dan komplikasi potensial. Beberapa risiko yang akan ditimbulkannya ini bisa berupa:
- Infeksi pendarahan : termasuk infeksi, pendarahan, trombosis vena dalam, kerusakan organ internal, dan refluks asam.
- Terbentuknya emboli : yaitu bekuan darah yang dapat terbawa ke organ tertentu, seperti otak, paru-paru, atau jantung. Jika tidak segera diobati, kondisi ini bisa mengancam nyawa.
- Kebocoran pada lambung atau usus yang dijahit.
- Kesulitan bernapas.
- Reaksi terhadap anestesi.
- Pembekuan darah.
Untuk jangka panjang, resiko yang terdapat pada bedah bariatrik yaitu:
- Timbul masalah kesehatan karena gangguan penyerapan nutrisi.
- Mengalami kesulitan makan dan sering mual, diare, berkeringat, pusing, serta lemas setelah makan.
- Muncul batu empedu karena penurunan berat badan yang drastis dalam waktu cepat.
- Mengalami hernia.
- Muncul luka atau lubang di saluran cerna.
- Penyempitan di area lambung dan usus yang dijahit.
- Gula darah rendah.
- Bisul.
- Refluks asam lambung.
- Kematian meski kasusnya jarang.
Dengan berbagai resiko di atas, maka pertimbangan yang matang sangat diperlukan sebelum berniat melakukan operasi bariatrik.
Demikianlah informasi tentang operasi bariatrik. Bagaimana? Tertarik untuk mencobanya? Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan ya.