8 Jenis Kanker yang Sering Menyerang Anak-anak, Waspada!

Siapa yang bilang jika penyakit kanker hanya menyerang orang dewasa? Kanker merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyerang siapa saja, tak terkecuali anak-anak loh. Menariknya, beberapa jenis kanker anak ini diketahui justru lebih sering terjadi pada usia dini. Sayangnya, banyak orang tua yang tidak menyadari adanya tanda-tanda penyakit tersebut sejak awal.

Ditambah lagi, kanker pada anak kerap kali sulit dideteksi. Hal ini dikarenakan gejalanya hampir mirip dengan penyakit biasa, seperti demam, lemas, atau nyeri tubuh. Padahal, justru sebaliknya.

Oleh karena itulah, sangat penting untuk memahami jenis kanker anak yang paling sering terjadi. Nah kira-kira apa saja itu? Melansir dari berbagai sumber, simak penjelasannya agar lebih waspada!

Kanker Tulang

Kanker tulang lebih sering menyerang anak-anak yang lebih besar dan remaja. Ada dua tipe kanker anak yang paling sering terjadi di tulang, yaitu Osteosarkoma dan Sarkoma Ewing. Kedua jenis kanker ini bisa sangat agresif jika tidak segera ditangani.

Osteosarkoma umumnya berkembang di tulang panjang, seperti kaki atau lengan. Gejala utamanya adalah nyeri tulang yang semakin parah di malam hari atau saat beraktivitas. Seiring waktu, area sekitar tulang yang terkena kanker bisa mengalami pembengkakan. 

Sementara itu, Sarkoma Ewing lebih jarang terjadi, tetapi tetap berbahaya. Kanker ini sering muncul di tulang panggul, tulang rusuk, atau bagian tengah tulang panjang. Gejalanya mirip dengan osteosarkoma, yaitu nyeri tulang dan pembengkakan di area yang terkena kanker.

Kanker Mata

Retinoblastoma adalah kanker mata yang paling sering menyerang anak-anak, terutama di bawah usia 6 tahun. Penyakit ini berkembang di retina dan bisa menyebabkan gangguan penglihatan yang serius jika tidak segera ditangani.

Salah satu tanda paling khas dari retinoblastoma adalah adanya pantulan putih di pupil mata saat terkena cahaya atau saat difoto dengan flash. Biasanya, mata normal akan memantulkan warna merah karena pembuluh darah di belakang mata. Namun, pada anak dengan retinoblastoma, pupilnya justru terlihat putih atau merah muda. 

Selain itu, gejala lain yang perlu diwaspadai adalah mata juling, mata merah dan bengkak, serta penurunan penglihatan secara tiba-tiba. Jika dibiarkan, retinoblastoma bisa menyebar ke jaringan lain di sekitar mata. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk menyelamatkan penglihatan anak.

Hepatoblastoma

Kanker yang sering terjadi pada anak berikutnya adalah hepatoblastoma atau kanker hati. Penyakit ini kerap menyerang anak-anak mulai dari bayi hingga berusia tiga tahun. Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, hepatoblastoma dapat bermetastasis ke area tubuh lain. Beberapa gejala yang umumnya terjadi pada penderita hepatoblastoma adalah:

  •  Penyakit kuning (menguningnya mata dan kulit).
  • Demam.
  • Kulit terasa gatal.
  • Pembesaran vena di perut yang dapat dilihat melalui kulit.
  • Pembengkakan perut.
  • Nafsu makan dan berat badan menurun.
  • Pubertas dini pada anak laki-laki.
  • Nyeri perut.
  • Mual dan muntah.

Neuroblastoma

Neuroblastoma adalah kanker yang berkembang dari sel saraf tahap awal. Penyakit ini lebih sering menyerang bayi dan anak kecil di bawah usia 10 tahun. Kanker ini biasanya muncul di perut dan sering kali ditandai dengan adanya benjolan atau pembengkakan di daerah tersebut.

Selain benjolan yang mencurigakan, anak dengan neuroblastoma bisa mengalami nyeri tulang yang tak kunjung hilang, demam yang terus-menerus, serta penurunan berat badan secara drastis. 

Sayangnya, karena sering kali gejalanya tampak seperti penyakit biasa, neuroblastoma baru terdeteksi ketika sudah memasuki tahap lanjut. Oleh karena itu, orang tua perlu lebih waspada dan segera melakukan pemeriksaan jika menemukan tanda-tanda mencurigakan.

Leukemia

Leukemia adalah kanker yang sering menyerang anak dan menjadi jenis yang paling umum terjadi. Kanker ini menyerang sel darah putih dan sumsum tulang belakang, sehingga mengganggu produksi darah yang sehat. Dua tipe leukemia yang paling banyak ditemukan pada anak-anak adalah Leukemia Limfositik Akut (ALL) dan Leukemia Myeloid Akut (AML).

Gejala leukemia sering kali tampak seperti penyakit biasa, sehingga sulit dikenali. Anak yang terkena leukemia biasanya akan terlihat pucat, sering kelelahan, mengalami nyeri tulang dan sendi, serta mudah memar atau berdarah tanpa sebab yang jelas. 

Selain itu, demam berkepanjangan dan penurunan berat badan yang signifikan juga bisa menjadi tanda bahaya. Leukemia akut berkembang dengan cepat, sehingga membutuhkan penanganan segera melalui kemoterapi.

Limfoma (Kanker Kelenjar Getah Bening)

Limfoma merupakan salah satu jenis kanker darah yang menyerang kelenjar getah bening. Limfoma lebih sering menyerang anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun. Jenis kanker ini dibedakan menjadi dua, yaitu linfoma Hodgkin dan non-Hodgkin.

Adapun beberapa gejala limfoma atau kanker kelenjar getah bening pada anak-anak adalah:

  • Tampak lesu sepanjang hari.
  • Berkeringat saat malam hari.
  • Penurunan nafsu makan.
  • Lesu.
  • Penurunan berat badan.
  • Demam.
  • Kelenjar getah bening di paha, ketiak, atau leher mengalami pembesaran.

Tumor Otak

Tumor otak adalah jenis kanker anak yang sering menyerang sistem saraf pusat. Kanker ini bisa berkembang di berbagai bagian otak, tetapi lebih sering ditemukan di otak kecil dan batang otak. Letaknya yang sensitif membuat tumor ini dapat memengaruhi berbagai fungsi tubuh.

Gejalanya bervariasi tergantung pada lokasi tumor. Anak yang mengalaminya mungkin akan sering mengeluh sakit kepala yang semakin parah, mengalami mual dan muntah tanpa sebab yang jelas, serta mengalami gangguan penglihatan. Beberapa juga mengalami kesulitan berjalan, kehilangan keseimbangan, atau bahkan kejang. 

Kanker nasofaring

Kanker nasofaring pada anak lebih umum terjadi menjelang usia remaja dan jarang terjadi pada anak di bawah usia 14 tahun. Kanker nasofaring pada anak dapat menimbulkan gejala, seperti munculnya benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening, hidung tersumbat terus-menerus, sering mimisan, telinga berdengung, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan gangguan pendengaran atau tuli pada salah satu telinga.