
Apa yang ada terlintas di benak kalian saat mendengar hewan pengisap darah manusia? Mungkin sebagian dari kalian akan menjawab hewan pengisap darah manusia itu berupa nyamuk atau lintah. Padahal kenyataannya tidaklah demikian. Masih terdapat jenis hewan penghisap darah manusia yang lainnya loh.
Bagi beberapa spesies hewan tersebut, darah adalah minuman berenergi. Pasalnya, darah kaya akan protein dan lipid. Oleh karena itulah, tak heran bila jenis hewan itu gemar menghisap darah utamanya darah manusia. Nah lantas apa sajakah jenis hewan penghisap darah manusia? Dalam artikel kali ini, tim kovermagz akan membahasnya untuk sobat kover. Simak selengkapnya disini!
Lalat
Mengutip laman IFAS Extension University of Florida, beberapa spesies lalat juga termasuk dalam daftar hewan penghisap darah. Lalat betina sering menggigit manusia atau hewan untuk mendapatkan darah yang diperlukan untuk bertelur. Lalat tsetse di Afrika, misalnya, merupakan vektor penyakit tidur yang mematikan pada manusia dan hewan. Selain itu ada juga jenis lalat kandang, lalat kuda, lalat rusa, dan lalat pasir. Mereka semua adalah lalat penghisap darah baik pada manusia maupun hewan.
Nyamuk
Selain sebagai hewan paling mengganggu, Nyamuk adalah salah satu hewan penghisap darah paling terkenal. Hewan penghisap darah yang satu ini juga sudah ada sejak lama. Melansir dari A-Z Animals, nyamuk tertua yang diketahui muncul hampir 99 juta tahun yang lalu. Saat ini, nyamuk tersebar di seluruh dunia, kecuali di Antartika.
Nyamuk dikenal sebagai pembawa sejumlah penyakit parasit paling berbahaya, seperti malaria, demam kuning, demam berdarah, filariasis dan masih banyak lagi. Itulah mengapa nyamuk dianggap sebagai salah satu hewan paling mematikan di dunia. Hewan ini terkenal sebagai pemakan darah, termasuk darah manusia. Darah yang mereka dapatkan digunakan oleh para betina untuk menghasilkan telur, dan proses ini sangat penting untuk meningkatkan dan mempertahankan populasinya.Benjolan gatal akibat gigitan nyamuk adalah reaksi terhadap air liurnya.
Flea
Flea atau pinjal adalah serangga kecil yang sebenarnya sangat mematikan. Mereka juga berperan dalam terjadinya wabah Black Death. Berdasarkan laman Britannica, pengisap darah ini diyakini berperan menyebarkan penyakit pes yang membunuh seperempat populasi Eropa selama Abad Pertengahan. Ketika tikus yang terinfeksi mati, kutu berpindah ke manusia untuk mendapatkan darah, yang menyebabkan penyakit berpindah ke manusia.
Kutu
Terkadang kutu kerap dibandingkan dengan pijal. Kutu dapat ditemukan di berbagai negara di dunia, baik di daerah pegunungan maupun berumput. Secara eksklusif, kutu memakan darah, utamanya darah manusia dan hewan ternak. Tidak seperti pijal, kutu tidak bisa melompat. Diterangkan American Veterinary Medical Association, kutu menggunakan metode yang disebut pencarian untuk mendapatkan inang. Ini melibatkan menyergap calon inang dan kemudian menangkapnya saat korban sudah dekat.
Anda mungkin tidak sadar saat dihinggapi kutu karena air liurnya mengandung anti-inflamasi yang meredakan rasa sakit. Kendati gigitannya tidak menyakitkan, kutu seringkali membawa penyakit berbahaya, seperti penyakit Lyme dan demam bintik Rocky Mountain.
Kelelawar Vampir
Kelelawar jenis ini adalah satu-satunya mamalia yang pola makannya bergantung pada darah. Target utama kelelawar vampir, meliputi hewan ternak, burung, dan reptil. Namun, manusia terkadang menjadi mangsanya. Menurut laman Britannica, kelelawar vampir harus makan setidaknya setiap dua hari. Mereka menggunakan giginya yang tajam untuk menyayat kulit, kemudian mengisap darah yang keluar. Jika kelelawar terlalu kenyang, mereka akan memuntahkan darah untuk dibagikan kepada kelelawar lain yang lapar.
Ikan Candiru
Candiru dapat ditemukan di sungai Amazon dan merupakan keluarga lele. Terdapat beberapa kasus yang dilaporkan di mana ikan candiru menggigit penis orang yang sedang berenang.Candiru memang memakan darah, utamanya darah ikan lain.
Namun, tanpa sengaja, ikan ini bisa mengisap darah manusia yang sedang berenang di sekitarnya. Dijelaskan Discover Wildlife, taktik yang biasa dilakukan candiru adalah berenang di dalam insang ikan untuk menghisap darah dari arteri utamanya. Candiru telah terbukti menempel bersama inang sejauh ribuan kilometer.
Cenenose
Conenose atau yang memiliki nama ilmiah Triatoma sanguisuga ini berasal dari Amerika Utara dan Selatan. Jadi, kemungkinan besar kamu akan bertemu dengannya saat sedang berkunjung ke negara ini. Serangga ini juga disebut sebagai kissing bug karena kebiasaannya menggigit orang di dekat mulut. Selain menggigit, serangga ini diketahui memakan darah pada malam hari.
Diterangkan Animal Vivid, kissing bug paling menyukai darah mamalia, termasuk manusia. Bekas gigitan kissing bug mungkin tampak tidak berbahaya. Namun, umumnya mereka merupakan pembawa penyakit Chagas berbahaya yang dapat memengaruhi jantung. Terkadang, gigitannya juga memicu reaksi alergi yang serius.
Lintah
Lintah dikenal sebagai hewan penghisap darah. Namun ia berbeda dari hewan pengisap darah lainnya. Hal ini dikarenakan hewan jenis ini tidak benar-benar menggunakan mulut untuk mendapatkan darah dari inangnya. Mereka memiliki alat pengisap yang menempel dengan kuat pada inangnya dan mengisap kulitnya hingga darah keluar.
Menurut Texas Parks and Wildlife Department, lintah sebenarnya tidak membahayakan kulit. Selain itu, kamu dapat dengan mudah menariknya. Lintah juga telah lama digunakan dalam dunia pengobatan. Hingga abad ke-19, lintah digunakan untuk mengobati kondisi seperti penyakit mental, tumor, penyakit kulit, asam urat, dan batuk rejan.
Namun perawatan tersebut sekarang dihentikan. Lintah telah menemukan kegunaan baru dan terbukti dalam pengobatan modern. Terutama lintah digunakan untuk memulihkan aliran darah ke pembuluh darah yang rusak setelah embel-embel disambungkan atau jaringan dicangkokkan.