Sobat KoverMagz mungkin belum tahu ada tak sejumlah brand atau merek ternama di Indonesia usianya sudah sangat tua. Tak hanya itu, brand ini bahkan eksis dan laris manis hingga saat ini.
Menjadi brand tertua, banyak orang Indonesia yang sudah familiar ketika mendengar nama brand – brand tersebut. Beberapa di antaranya, memiliki sejarah yang sangat panjang, bahkan sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Hebatnya, meski sudah lama, brand ini masih tetap eksis dalam melayani kebutuhan masyarakat hingga kini.
Sejak berdirinya, kepemilikan dari brand-brand ini pun telah mengalami perubahan dan silih berganti, baik secara turun temurun kepada keluarga maupun akuisisi oleh orang/perusahaan lain.
Apa saja brand tertua di Indonesia dan masih eksis hingga saat ini? Yuk simak ulasannya di bawah ini!
1. Sosro (1940)
Brand Sosro (kini PT Sinar Sosro) yang didirikan oleh Sosrodjoyo pada tahun 1940 awalnya memasarkan minuman teh seduh dengan merek Teh Cap Botol. Menurut keterangan di situs resmi Sinar Sosro, produk ini diperkenalkan di Jakarta pada 1965 lewat event pembagian sampel gratis yang waktu itu disebut Cicip Rasa.
Awalnya teh dibuat langsung di hadapan calon konsumen yang ditemui di pusat-pusat keramaian seperti pasar. Lalu diseduh dalam jumlah besar sebelum diantar ke calon pembeli sampai akhirnya dikemas dalam botol kaca yang kemudian diterima dengan baik oleh pasar. Lahirlah brand Teh Botol Sosro di tahun 1969. Brand teh tertua ini sudah berdiri selama setengah abad lamanya.
2. Blue Band (1936)
Coba tanya ke ibu dan nenek kamu apakah mereka mengenal margarin merk Blue Band? Karena produk ini sudah ada sejak tahun 1936. Jadi jangan heran kalau ibu dan nenek kalian juga sudah menggunakan ini untuk memasak selama puluhan tahun.
Tak kalah lama dengan brand tertua Teh Sosro. Sejak pertama kali hadir di Indonesia, produk milik Unilever yang merupakan gabungan dari Belanda, Margarine Unie dan pabrik sabun Lever Brothers asal Inggris ini sudah menjadi merk terkuat yang berhasil memimpin pasar utama mentega dan margarin. Hmm, rasanya klaim itu sampai sekarang masih benar adanya.
3. Kecap Bango (1928)
Brand Apa yang ada di benakmu jika mendengar kata “Mallika, kedelai hitam pilihan”? Ya, kecap bango. Tahukah Anda ? Cikal bakal salah satu brand lokal tertua ini berasal dari sebuah rumah kediaman suami istri Tjoa Pit Boen dan Tjoa Eng Nio. Nama Bango merupakan harapan agar produk kecap manis ini bisa diterima di pasar dan menjulang tinggi seperti burung. Harapan tersebut berhasil terwujud setelah diakuisisi oleh Unilever.
4. Sido Muncul (1930)
“Orang pintar minum tolak angin” itulah Slogan yang menjadi reminder dari Brand Sido Muncul. Brand lokal tertua ini bermula dari Kepiawaian Ibu Rakhmat Sulistio dalam meracik jamu masuk angin dengan nama tolak angin, yang kemudian dipasarkan dalam kemasan godokan di Yogyakarta. Selanjutnya, bisnis ini terus berevolusi sesuai harapan namanya yaitu “Impian yang Terwujud”.
5. Viva (1963)
Viva bisa dibilang sebagai merek kosmetik Indonesia tertua. PT Vitapharm berdiri sejak tahun 1962 di Surabaya dengan nama PT General Indonesian Producing Centre. Ini juga salah satu brand tertua di Indonesia. Salah seorang pendirinya adalah ahli farmasi bernama Dr. Tio Tiongho.
PT Vitapharm beberapa kali mengalami pergantian nama hingga akhirnya bertahan dengan nama yang sekarang. Produknya sangat beragam, mulai dari bedak, lipstik, lotion, pembersih wajah dan lain-lain. Siapa nih yang ibunya masih setia menggunakan produk dari Viva di rumah?
6. Sariayu (1979)
Siapa yang tidak kenal dengan sosok Martha Tilaar? Sudah tak terhitung banyaknya sumbangsih Martha Tilaar pada dunia kecantikan Indonesia. Pada tahun 1977 Martha Tilaar bekerja sama dengan Theresia Harsini Setiady, pendiri Kalbe Group, untuk mendirikan PT Martina Berto yang kini sudah melahirkan sederet produk kecantikan berkualitas.
Brand tertua pertama yang dirilis PT Martina Berto adalah Sariayu. Kalau masih ingat, di awal tahun 2000-an Sariayu tak pernah absen menggelar peragaan busana dan memperkenalkan trend riasan wajah.
7. Kembang Gula Davos
Davos adalah merek permen peppermint yang sempat populer di tahun 70-an. Pabriknya berada di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Mengutip keterangan dari situs Pemerintah Kabupaten Purbalingga, brand ini dirintis oleh Siem Kie Djian. Siem mendirikan Perusahaan Perseorangan Slamet (sekarang Slamet Langgeng) di tahun 1931 dan memproduksi Davos.
Pada masa kejayaannya di tahun 30-an, Slamet Langgeng juga memproduksi limun dan biskuit. Merek Davos terinspirasi dari nama kota di Swiss. Kota ini dikenal memiliki udara yang sejuk. Ini dianggap selaras dengan permen Davos yang bisa memberikan sensasi sejuk saat dikulum.