Medan, Kovermagz – Pola asuh, terdiri dari dua kata yaitu “pola” dan “asuh”. Kata “pola” yang berarti sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap. Sedangkan kata “asuh” berati menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil, membimbing (membantu; melatih dan sebagainya), memimpin (mengepalai dan menyelenggarakan).
Pola asuh merupakan gaya pengasuhan orang tua dalam mencoba berbagai strategi untuk mendorong anak mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan sebenarnya adalah mengenai pengetahuan, nilai moral, dan standart perilaku yang harus dimiliki anak kedepannya.
Menerapkan pola asuh yang tepat pada anak memang bukan hal yang mudah ya mom.. Ada banyak hal yang harus dipelajari ketika berurusan dengan pola asuh. Berikut adalah beberapa kesalahan pola asuh yang harus dihindari oleh orang tua masa kini:
Terlalu memanjakan
Setiap orang tua tentu ingin anaknya bahagia, sampai akhirnya rela memberikan segala hal yang anak minta. Hal ini akan membuatnya menjadi pribadi yang pemaksa dan sulit puas.Misalnya, membiarkannya bermain gadget tanpa batasan waktu. Perlu pembatasan waktu dalam menonton tv maupun memakai gadget.
Menggunakan gadget untuk bermain game bukanlah hal yang dilarang, tetali harus ada batasan umur dan juga waktu yang perlu diperhatikan. Ada baiknya anak di atas umur 3 tahun diperbolehkan menggunakan fasilitas tersebut
Banyak Mengkritik
Pola asuh yang juga ekstrem dilakukan orang tua adalah terlalu sering mengkritik anaknya sendiri. Hampir semua yang dilakukan anak selalu tidak tepat bagi Anda, sekalipun untuk hal-hal yang bersifat sederhana.
Terlalu banyak perilaku anak yang tidak sesuai dengan ekspektasi Anda sehingga anak merasa selalu serba salah dengan apa yang dilakukannya.
Terbiasa untuk makan diluar setiap hari
Sering makan di luar sebagai metode pola asuh anak bisa punya efek negatif untuk jalinan kedekatan dengan orang tua . Mungkin kebiasaan ini terlihat biasa namun bisa berdampak buruk untuk kesehatannya.
Hasil penelitian membuktikan bahwa masakan rumahan jauh lebih sehat karena kandungaan nutrisi dan bahan yang digunakan sudah terpantau dengan sendirinya oleh kita.
Penting untuk memberi Reward pada anak
Reward sebenarnya bertujuan untuk memotivasi anak. Motivasi terbaik adalah intrinsik, dan ini berarti anak termotivasi dari dirinya sendiri, misalnya karena tertantang atau merasa senang. Tapi sering sekali penggunaan reward pada pola asuh anak bisa menyebabkan anak mengandalkan motivasi dari luar dirinya.
Bila reward hilang, motivasi pun hilang dan anak kemungkinan tidak lagi melanjutkan perilaku yang baik. Ada baiknya berilah reward yang tak terduga untuk peningkatan kemampuan atau perilaku spesifik seperti dalam keterlibatan anak dalam menyelesaikan tugas tertentu. Misalnya Ibu mengatakan “Wah, kamu hebat nak bisa naik sepeda tanpa roda bantua lagi” dengan begitu anak memahami kalau reward yang diberikan berkaitan dengan kemampuan atau perilaku tersebut.
Sering mengabaikan pendapat anak
Jika terjadi sebuah kesalahpahaman antara orangtua dan anak ada baiknya duduk tenang berdiskusi. Sebagai orang tua tidak boleh selalu merasa benar seakan selalu lebih tau segalanya dari setiap permasalah yang terjadi.
Saat itu dengarkan pendapat anak dan jangan terlalu banyak menyelanya sehingga kita bisa memahami maksud pembicaraaanya, lalu kita beri dia alasan yang logis sebagai pengertian mengapa tidak semua pendapatnya harus diikuti alih-alih mencari jalan tengah dari permasalahan yang ada.
Suka membanding-bandingkan
Banyak orang tua tidak memiliki kepuasan atas perilaku maupun prestasi yang dihasilkan anak sehingga tanpa disadari mengeluarkan kata-kata yang membuat anak menjadi kurang percaya diri bahkan tidak berani lagi untuk tampil di depan umum maupun mengerjakan sesuatu.
Salah satunya karena orang tua sibuk membandingkan anaknya sendiri dengan anak tetangga, teman sekolahnya bahkan saudara kandungnya sendiri. Membantu anak dalam menemukan, memahami dan mengembangkan keinginan serta bakatnya akan menumbuhkan kepercayaan dirinya.
Sudah pasti setiap anak memiliki talenta dan kemampuan yang berbeda-beda yang tentu saja jika dilatih terus dengan baik bakat tersebut tidak hanya menjadi kemampuan dasar melainkan dapat menjadi masa depan yang baik.
Selain itu pola asuh juga harus didukung dengan aturan-aturan dan norma-norma yang berlaku dalam lingkungannya, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan begitu sikap kreatif, empati, mandiri dan bertanggung jawab pada diri anak dapat terlihat dalam kehidupannya, seperti :
a. Berani mengutarakan pendapatnya
b. Berusaha berfikir dengan jernih sebelum mengambil keputusan sehingga tidak menjadi orang yang gegabah.
c. Percaya diri dengan apa yang dilakukannnya
d. Menikmati hari-harinya. Dalam arti tidak cepat merasa bosan.
e. Mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik
f. Terdapat rasa iba dan perhatian terhadap sekeliling
Dengan demikian ada hubungan antara pola asuh demokratis orang tua terhadap tingkat sikap kreatif dan emosional anak.
Penulis : Annette Thresia Ginting
Dokuumentasi: Istimewa