
Sobat KoverMagz, kabar membanggakan kembali datang dari dunia perfilman Indonesia. Karya bangsa berhasil mengalahkan sederet film hollywood di kancah internasional. Sungguh membanggakan bukan?
Baru baru ini, New Musical Express (NME), sebuah majalah musik populer di Inggris, diterbitkan mingguan sejak Maret 1952, merilis daftar film terbaik dari benua Asia. Daftar film-film terbaik ini memberikan gambaran bahwa film-film Asia makin lama makin baik, dan makin bervariasi secara genre.
“Dari blockbuster aksi maksimal hingga drama arthouse minimalis, 2022 telah menjadi tahun yang sangat kuat bagi sinema Asia” menurut NME. Di luar kekuatan film-film India, Korea Selatan, dan Jepang, beberapa film terbaik Asia tahun ini berasal dari Asia Tenggara, yang mewakili keragaman genre dan budaya di seluruh Asia.
Daftar Film Terbaik di Asia 2022 Menurut NME
Berikut adalah sinopsis 7 Film Terbaik Asia 2022 menurut NME.
1. RRR (India)
Tollywood (hollywoodnya film-film Telugu) melangkah keluar dari bayang-bayang Bollywood tahun ini dengan blockbuster periode S.S. Rajamouli yang luar biasa. Menampilkan beberapa aksi yang menakjubkan, musik yang memukau, dan emosi yang sangat kuat yang pernah Anda lihat di bioskop, RRR adalah pemikat penonton yang membuat runtime tiga jam lebih terasa seperti 30 menit.
Kisah fiksi tentang bromance antara pejuang kemerdekaan India yang legendaris, Alluri Sitarama Raju dan Komaram Bheem yang berperang melawan Raj Inggris, adalah tontonan yang meriah tahun 2022 lalu.
2. Decision to Leave (Korea Selatan)
Film ini bercerita tentang detektif pembunuhan insomnia yang menyelidiki kematian seorang pendaki gunung. Apakah itu kecelakaan atau dia didorong dari tebing oleh istrinya? Saat polisi itu menghabiskan hari-harinya untuk menanyai tersangka , romansa pun mulai berkembang. Kisah cinta yang difilmkan dengan indah ini sangat rumit.
3. Whether The Weather Is Fine (Filipina)
Fitur debut Carlo Francisco Manatad bersetting di kampung halamannya di Tacloban setelah Topan Haiyan. Dengan kota pesisir mereka menjadi puing-puing, tiga karakter hidup di antara puing-puing dan mayat yang berserakan untuk mencari keselamatan. Dengan badai lain yang berpotensi kembali datang, satu-satunya jalan keluar ketiganya adalah kapal menuju Manila – tetapi keputusan untuk meninggalkan rumah mereka terbukti sulit.
Film komik dan surreal yang suram ini dengan sempurna menangkap keadaan seperti mimpi yang dialami para korban bencana, mempertahankan rasa realisme magis saat protagonis kita menghadapi absurditas yang tak terduga dan mencari makna dalam kegilaan.
4.The Falls
Walaupun film ini sudah dirilis pada tahun 2021, film ini masih menjadi salah satu film terbaik yang bisa kamu nikmati di tahun ini. Film yang mengisahkan tentang drama keluarga ini mengambil berlatar belakang saat pandemi Covid – 19 yang mewajibkan mereka untuk melakukan karantina.
Mereka pun mulai, mengalami masalah – masalah ekonomi dan sang ibu mulai menderita gangguan saraf yang memaksa putrinya untuk berjuang untuk menafkahi keluarganya dan merawat kesehatan ibunya
5. Writing With Fire
Disutradarai oleh Sushmit Ghosh dan Rintu Thomas, Writing With Fire menyoroti reporter pemberani dari satu-satunya surat kabar yang dikelola wanita di India, Khabar Lahariya. Film dokumenter ini mengisahkan pengalaman staf editorial surat kabar tersebut, yang sebagian besar terdiri dari kasta Dalit yang tertindas di India, saat mereka menggunakan ponsel pintar, tekad, dan kasih sayang untuk mengungkap skandal, mengungkap korupsi, dan mengungkapkan kebenaran kepada kekuasaan.
Dari tantangan transisi ke digital di desa-desa dengan sedikit atau tanpa listrik hingga ancaman kekerasan sehari-hari yang mereka hadapi sebagai perempuan Dalit, Writing With Fire adalah pandangan yang menginspirasi tentang keuletan dan ketangguhan para jurnalis pemberani ini.
6. Ajoomma (Singapura / Korea Selatan)
Ajoomma menceritakan kisah Bibi Lim, seorang janda paruh baya Singapura yang terobsesi dengan K-drama. Saat putranya yang sudah dewasa bersiap untuk pindah. Ia berjuang ketika identitasnya tidak lagi ditentukan oleh peran tradisional sebagai istri, ibu dan anak perempuan.
Terinspirasi oleh sinetron favoritnya, Bibi Lim memutuskan untuk melakukan perjalanan solo ke Korea Selatan untuk pertama kalinya. Kemudian Ia memulai perjalanan penemuan jati diri yang tak terduga.
7. Photocopier / Penyalin Cahaya (Indonesia)
Film Photocopier atau Penyalin Cahaya adalah film karya Wregas Bhanuteja yang mengangkat kisah kehidupan nyata mengenai isu kekerasan dan pelecehan seksual. Photocopier mengisahkan perjuangan seorang mahasiswi baru bernama Suryani (Shenina Cinnamon).
Ia berusaha mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di malam pesta saat bersama dengan teman-teman klub teaternya, “Mata Hari”. Suryani berjuang untuk mendapatkan bukti dan keadilan karena ia telah menjadi korban pelecehan seksual.