P&G Mengangkat Isu Kesetaraan Gender Pada Konferensi Virtual

 

Konferensi P&G Unsaid and Undone #WeSeeEqual. Foto: dok. Instagram

Pada 17 Februari lalu, konferensi virtual #WeSeeEqual bertema “#Unsaid and #Undone” yang digelar tahunan oleh P&G dan UN Women berlangsung secara inspiratif. Bagaimana tidak, konferensi tahunan berskala regional yang telah berlangsung untuk ketiga kalinya – namun pertama kalinya digelar secara virtual – ini menghadirkan berbagai sosok untuk membahas sejumlah tantangan kesetaraan gender, terutama di masa pandemi. Mulai dari para pemimpin bisnis, pejabat pemerintah, sampai selebriti serta influencer pun terlibat untuk membahas tentang tujuan berkelanjutan ke-5 dari United Nations (UN).

Acara yang berkolaborasi dengan UN Women ini digelar untuk ketiga kalinya dan sudah jadi ajang tahunan berskala regional, yang secara khusus membahas tujuan berkelanjutan ke-5 United Nations (UN). Pada kesempatan ini P&G mengumumkan deklarasi terbaru untuk mempercepat kesetaraan gender di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika. Magesvaran Surajan, Presiden P&G untuk Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika mengungkapkan bahwa P&G akan mengedukasi lebih dari 30 juta remaja perempuan di Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika mengenai pubertas dan kebersihan melalui program ‘Always And Whisper Keeping Girls in School’ selama tiga tahun kedepan.

“Sekarang juga saatnya bagi kami untuk terus merespons krisis kesehatan dan ekonomi, mendorong kesetaraan perempuan, serta mengedepankan peningkatan kualitas hidup melalui pendidikan di rumah maupun di tempat kerja,” ujar Magesvaran Suranjan, Presiden P&G untuk Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika dalam acara We See Equal, Rabu (17/2/2021).

Para pembicara pun merentang dari nama besar Anita Bhatia selaku Wakil Direktur Eksekutif UN Women, lalu Indra Nooyi selaku mantan CEO dan Chairman dari PepsiCo, adapun Bonang Matheba selaku pengusaha, filantropis, dan media personality dari Afrika Selatan, hingga Priyanka Chopra Jonas selaku aktor, produser, dan UNICEF Goodwill Ambassador. “Pencapaian yang telah dibangun selama beberapa dekade dalam kesetaraan gender, berisiko terhambat dikarenakan dampak yang dihasilkan dari COVID-19. Namun, pandemi juga mendesak kita untuk berpikir kritis dan bertindak lebih baik lagi, tentunya dengan menghilangkan bayang-bayang diskriminasi gender di masa lampau,” buka Anita dalam konferensi tersebut.

Salah satu poin yang disampaikan ialah berupa komitmen P&G untuk mengeluarkan total kumulatif 200 juta dolar AS atau sekitar Rp 2.8 triliunan yang akan digunakan untuk bekerja sama dengan pebisnis perempuan di kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika pada 2025 mendatang. Melalui program ‘Share the Care’, P&G juga memberikan kebijakan terbaru terkait cuti orang tua bagi karyawannya. Mereka diperbolehkan cuti dalam tanggungan perusahaan minimal selama delapan minggu untuk ayah dan cuti tambahan selama enam minggu untuk masa pemulihan ibu yang melahirkan.

P&G juga berkomitmen untuk mencapai kesetaraan gender di seluruh lingkungan kerja di wilayah Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika dengan perbandingan 50-50 pada akhir 2022 mendatang.
“Kami telah membuat perkembangan yang luar biasa dalam kesetaraan gender dan itu harus dipertahankan. Saat ini juga merupakan momen yang tepat untuk terus merespon krisis kesehatan dan ekonomi, mendorong kesetaraan perempuan, serta mengedepankan kualitas hidup lewat pendidikan di rumah atau tempat kerja. Kami juga akan terus menyuarakan aspirasi perusahaan di berbagai forum seperti #WeSeeEqual demi menggerakkan solusi terbaik bagi perusahaan secara internal maupun komunitas di sekeliling kami,” ungkap Magesvaran dalam acara konferensi #WeSeeEqual pada Rabu (17/2).
Ada banyak inisiatif yang telah dilakukan P&G untuk mewujudkan kesetaraan dan inklusivitas yang terangkum dalam 2.021 Kisah Kebaikan pada Tahun 2021 atau 2.021 Acts of Good in 2021. Salah satunya adalah P&G dan seluruh brand yang dinaungi akan terus memanfaatkan suara mereka di media dan iklan untuk mendorong kesadaran keberlanjutan, mengatasi bias gender, serta memotivasi perubahan.
Di Indonesia sendiri, P&G juga telah menerapkan beragam inovasi dan kebijakan yang menguntungkan karyawannya. Beberapa di antaranya adalah menetapkan kebijakan cuti ayah yang terbaru dengan durasi cuti berbayar (paid paternity leave) menjadi delapan minggu. Kemudian cuti melahirkan berbayar dari 3,5 bulan dengan opsi memperpanjang hingga 6,5 bulan.
P&G Indonesia juga menyediakan ruang laktasi yang layak, menyediakan tempat penitipan bayi di tempat kerja untuk memberikan kemudahan bagi orang tua yang bekerja. Selain itu karyawan juga dapat memanfaatkan pop up day care setiap tahun selama pra & pasca musim Lebaran untuk mengakomodasi kebutuhan karyawan saat tidak memiliki bantuan para pekerja rumah tangga atau perawat di musim Lebaran.
Penulis : Annette Thresia Ginting
Sumber : Cosmopolitan, Kumparan, TodayLine, IDN Times