Pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan yang mendapat pukulan telak akibat pandemi COVID-19. Untuk menghindari penyesalan yang terus menerus, pemerintah justru memandang pandemi COVID-19 sebagai momentum untuk mempersiapkan sektor ini bangkit dengan melakukan restorasi dan pengembangan pada destinasi-destinasi super prioritas secara ekstensif, termasuk Danau Toba.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESTINASI SUPER PRIORITAS TETAP BERJALAN
Sebuah wacana tentang wisata super prioritas atau The New Bali yang telah dikembangkan beberapa tahun terakhir pun akan segera dirampungkan dalam waktu cepat untuk menggerakkan roda pariwisata Tanah Air.
10 nama tempat pun menjadi pilihan utama pemerintah mulai dari Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Banten, Tanjung Lesung di Bangka Belitung, Kepulauan Seribu, Candi Borobudur, Gunung Bromo, Tengger dan Semeru sebagai destinasi gunung yang jadi favorit pelancong asing beberapa tahun terakhir, hingga destinasi wisata di Indonesia Tengah dan Timur seperti Mandalika, Labuan Bajo, Pulau Morotai hingga Wakatobi menjadi target pengembangan destinasi wisata super prioritas (DPSP) untuk beberapa tahun yang akan datang.
Percepatan pembangunan kawasan Danau Toba juga merupakan komitmen tak tergoyahkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang merupakan putra daerah Toba Samosir. Luhut Pandjaitan terus memantau dan mendukung perkembangan Danau Toba. Setiap beberapa bulan, sang bapak menteri rajin mengunjungi Danau Toba untuk menyaksikan dari dekat kemajuan pembangunan kawasan danau yang terbentuk dari letusan supervolcano puluhan ribu tahun lalu itu.
SUDAH SEJAUH MANA PENGEMBANGAN VISI PARIWISATA DANAU TOBA?
Kabar lanjutan terakhir untuk persiapan Danau Toba sebagai prioritas pariwisata terlihat pada beberapa proyek pembangunan, seperti pembangunan Dermaga Porsea dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) Balige 3 yang merupakan sekolah kejuruan pariwisata untuk mendukung dan mengembangkan Danau Toba.