Kabar duka datang menyelimuti dunia musik tanah air Indonesia khususnya musik Batak. Salah satu penyanyi legendaris Batak bernama Jack Marpaung dikabarkan telah tutup usia pada Minggu, 5 Januari 2025, setelah kritis selama satu minggu terakhir. Informasi meninggalnya Jack Marpaung pertama kali diembuskan oleh musisi Posan Tobing lewat unggahan di akun Instagram pribadinya.
“Indonesia khususnya penikmat music Batak sangat kehilangan. Hari ini sang maestro music Batak Ps Jack Marpaung meninggal dunia,” ucap Posan.
Dalam unggahannya, Posan juga menyampaikan rasa belasungkawanya untuk keluarga dan kerabat yang ditinggalkan.
“Turut berduka cita sedalam-dalamnya. Semoga keluarga yang dtinggalkan selalu diberikan ketabahan dan penghiburan. Siapa yang percaya kepada-Nya, upahnya adalah di surga,” kata dia.
Selain itu, berita kepergian Jack Marpaung disampaikan melalui akun Instagram resmi @marpaung_official. Dalam unggahan tersebut, diinformasikan bahwa jenazah disemayamkan di rumah duka Pondok Mitra Lestari, Blok C5 No.14, Bekasi Selatan, Jawa Barat.
“Keluarga Besar Marpaung Se-Jabodetabek mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya sang legendaris penyanyi Batak, Pdt. Jack Marpaung,” demikian bunyi pesan duka itu, dikutip pada Senin (6/1/2025).
Menurut keterangan menantunya, Alex Rudiart, Jack Marpaung mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit St. Carolus, Salemba, Jakarta, sekitar pukul 18.30 WIB. Alex juga menjelaskan bahwa kondisi kesehatan mendiang terus menurun selama dua tahun terakhir akibat komplikasi yang diawali dengan gejala stroke.
“Awalnya terkena gejala stroke dua tahun lalu, dan belakangan kondisinya makin menurun. Dalam seminggu terakhir, beliau kritis dan harus dirawat di rumah sakit,” ujar Alex.
Jack Marpaung diketahui meninggal dunia tepat di usia 76 tahun. Kepergiannya tentu menyisakan duka mendalam bagi keluarga, termasuk istri, anak-anak, dan para penggemarnya. Bagaimana tidak?
Selain dikenal sebagai maestro musik Batak, di keluarganya, Jack Marpaung adalah sosok ayah yang pekerja keras. Ia juga dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan jauh dari kesan mewah dalam kesehariannya. Hal inilah yang menjadi nilai penting yang terus diingat oleh keluarga, termasuk Novita. Baginya, ayahnya adalah contoh nyata bahwa hidup sederhana tidak mengurangi rasa syukur atas apa yang dimiliki.
“Papi itu bilang, ‘aku nggak harus yang terlalu gimana-gimana. Yang aku butuhkan, kalian baik-baik, jadi kebanggaan buat papi.’ Papi nggak pernah minta buat kemewahan, luxury, gimana-gimana, gak pernah,” jelasnya.
“Papi orangnya sederhana. Papi minta yang sederhana, dapatnya lebih dari yang sederhana. Jadi, gak perlu minta kemewahan. Aku banyak belajar dari papi,” lanjutnya.
Dimakamkan Pada Kamis Haru
Jack Marpaung kabarnya akan dimakamkan pada Kamis pagi di San Diego Hills Memorial Park. Hal ini sesuai dengan permintaan keluarga. Pemilihan lokasi ini juga disetujui oleh sang anak sekaligus jebolan Runner Up X Factor, Novita Dewi sebagai bentuk penghormatan terakhir.
Profil Semasa Hidup Jack Marpaung
Jack Marpaung merupakan musisi Batak legendaris. Sepanjang karier bermusiknya yang berlangsung kurang lebih 30 tahun, Jack Marpaung dikenal luas lewat lagu-lagu Batak bergenre pop rock dan folk. Namanya berkontribusi besar dalam mempopulerkan musik tradisional Batak ke tingkat nasional dan internasional. Lahir di Porsea, Toba, Sumatera Utara, pada 14 April 1948, masa mudanya diwarnai kehidupan keras sebagai preman jalanan, namun kecintaannya pada musik mengubah arah hidupnya.
Di era 1980-an, Jack Marpaung mulai dikenal sebagai penyanyi dengan suara khas yang memukau. Ia bergabung dalam Trio Lasidos bersama Bunthora Situmorang dan Hilman Padang, menghasilkan banyak lagu hits seperti “Kamar 13,” “Surat Narara,” dan “Didia Rokkaphi.” Lagu-lagu tersebut tidak hanya digemari masyarakat Batak, tetapi juga mendapat tempat di hati penggemar musik nasional dan mancanegara. Jack Marpaung berhasil menjadikan musik Batak diterima secara luas dengan perpaduan elemen tradisional dan modern.
Selama lebih dari tiga dekade, Jack Marpaung aktif mempopulerkan musik Batak. Ia tidak hanya menciptakan lagu, tetapi juga memainkan alat musik tradisional seperti gondang, kecapi, dan seruling. Penampilannya di berbagai acara budaya memperkenalkan musik Batak ke panggung nasional dan internasional.
Pada 12 Agustus 2023, konser tribute untuk Jack di Menara Kuningan menjadi bukti nyata betapa besar warisannya di dunia musik. Posan Tobing, seorang musisi yang pernah bekerja dengannya, menyebut karya-karya Jack sebagai “warisan tak lekang oleh waktu.”
Jack Marpaung Memilih Jalan Spiritual sebagai Pendeta
Pada tahun 2014, Jack Marpaung memutuskan untuk pensiun dari dunia musik dan mendedikasikan hidupnya sebagai pendeta di Gereja Bethel Indonesia, Medan. Keputusan ini diambil setelah melewati berbagai cobaan hidup, termasuk masalah kesehatan dan keuangan. Ia merasa terpanggil untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan berbagi kesaksian hidupnya yang penuh perjuangan.
Jack sering membagikan pengalaman hidupnya sebagai inspirasi, menunjukkan bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari pencapaian duniawi, tetapi juga dari kedamaian spiritual. Jack Marpaung menikah dengan Anita Lusiana Silalahi dan dikaruniai empat anak, salah satunya adalah Novita Dewi, runner-up X Factor Indonesia. Keluarganya menjadi bagian penting dalam hidupnya, terutama saat ia menjalani peran baru sebagai pendeta.
Jack juga dikenal dekat dengan cucu-cucunya, khususnya Jay Zachary Benzion Hutajulu, anak dari Novita Dewi. Meski memiliki jadwal yang padat sebagai musisi dan pendeta, Jack tetap mengutamakan keluarganya dan menjadi sosok panutan. Hubungan keluarga yang harmonis ini terlihat jelas dalam konser tribute yang diadakan untuk Jack, di mana Novita Dewi menunjukkan perhatian besar kepada sang ayah.
Warisan dan Pengaruh Jack Marpaung di Dunia Musik
Jack Marpaung meninggalkan jejak yang mendalam bagi dunia musik Batak. Lagu-lagu ciptaannya seperti “Surat Narara” dan “Kamar 13” masih sering dinyanyikan hingga kini. Karya-karyanya menginspirasi banyak musisi muda untuk terus melestarikan budaya Batak melalui musik.
Sebagai musisi yang juga menjadi pendeta, Jack membuktikan bahwa kesuksesan di dunia hiburan tidak harus mengorbankan nilai spiritual dan moral. Warisannya sebagai penyanyi, pencipta lagu, dan tokoh rohani akan terus dikenang dan menjadi sumber inspirasi.
Karya-karya Jack Marpaung
Selain kamar 13 dan Surat Narara, terdapat karya-karya lainnya yang berhasil ia ciptakan. Berikut adalah karya-karya Jack Marpaung:
Era 1995 – 2000
- Dung Dao Ho Sian Mata
- Pangaloho
- Unang Saitangis Ho Butet
- Boasa
- Ale Inang Porlab Tua
- Hu Andung Ma Damang
Tahun 2000 – 2005
- Unang Sai Tangis Ho Butet
- Ale Inang Parporlab Tua
- Hu Andung Ma Damang
- Tarida Do Hape
Tahun 2005 – 2010
- Kamar 13
- O Ale Inang
- Panikkotan
- Sai Ingot Ma Hasian
- Serly
- Sukkun Sukkun dari Rohakku
- Surat Narara
- Tarambe Tangan
- Unang Tinggalhon Ahu
- Modem
Tahun 2010-2013
- Nga Sae Be
- Didia Rokkap Hai
- Tikting Parbogason
- Sai Tu Ho
- Poda Silaosi
- Batangan Takkas Dope Hu
- SMS Ni Ise On