Mengulik Tradisi Ramadhan di Sumatera Utara

Indonesia adalah negeri yang kaya akan budaya, adat, tradisi, suku dan lain sebagainya. Di setiap daerah pasti memiliki keanekaragaman budaya lokal dan menjadi ciri khas pada daerah tersebut.

Misalnya di Sumatera Utara memiliki makanan yang khas seperti Bika Ambon dan Bolu Meranti. Selain itu, memiliki tenun yang populer yakni Ulos. Kain ulos dikembangkang oleh masyarakat Batak di Sumatera Utara.

Sementara itu, Sumatera Utara juga memiliki banyak tradisi. Misalnya tradisi yang dilakukan setiap bulan ramadhan seperti tradisi mandi pangir, tradisi seribu bubur melayu, tradisi pawai obor dan ziarah kubur.

Tradisi Mandi Pangir

Tradisi Mandi Pangir dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan diri sebelum memasuki bulan Ramadhan. Dahulu mandi pangir di lakukan di sungai atau pantai yang ada di wilayah masing-masing, namun saat ini mandi pangir juga diperbolehkan di kediaman rumah pribadi

Pangir terdiri dari daun pandan, daun serai, bunga mawar, kenanga, jeruk purut, daun limau, akar wangi serta bunga pinang yg diikat lalu direbus dan dipakai untuk mandi.

Baca Juga:  Potret Gaya Busana Selebritis Wanita di Paris Fashion Week 2025

Tradisi Seribu Bubur Melayu

Bubur melayu merupakan salah satu kuliner khas Medan yang begitu melekat di kalangan masyarakat Melayu Deli. Tradisi seribu bubur melayu ini hanya kita dapatkan di Kota Medan.

Keberadaan bubur melayu pada awalnya merupakan sajian khas di lingkungan Kesultanan Deli.

Bubur melayu mulai disajikan sebagai menu berbuka puasa di lingkungan Kesultanan Deli sejak tahun 1909 atau di era pimpinan Tuanku Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alam Syah.

Meski bubur melayu merupakan santapan khas di kalangan kesultanan, namun seiring berkembangnya zaman, bubur pedas kini bisa dimasak dan dikonsumsi oleh siapa saja, terlebih lagi di kalangan masyarakat Melayu di Sumatera Utara, khususnya Melayu Deli.

Uniknya, kota Medan memiliki tradisi seribu bubur melayu. Biasanya, bubur Melayu ini akan dibagikan dari hari pertama hingga hari ke-27 ramadhan. Demi mencicipi bubur khas raja ini masyarakat Medan dan sekitarnya rela antri dari siang.