
Love scamming merupakan salah satu jenis kejahatan yang tengah menjadi sorotan. Pasalnya, kejahatan ini dapat menyerang siapa saja dan tak hanya merenggut korbannya melalui finansial melainkan juga emosional. Bila sebelumnya love scaming dianggap sebagai fenomena yang banyak terjadi di negara benua Amerika dan Eropa, tindak kejahatan ini kini rupanya juga beroperasi dan menelan korban di Indonesia.
Kepala Polisi Republik Indonesia atau Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo dalam acara Program Mentoring Berbasis Risiko, Kamis, 8 Mei 2025 mengatakan bahwa penipuan ini sudah memakan banyak korban. Bahkan, kejahatan ini ia terangkan memiliki sindikat global dan tengah beroperasi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Di Indonesia sendiri, penipuan online jenis ini pertama sekali ditemukan pada tahun 2022. Penipuan berkedok pencarian pasangan ini bahkan berhasil menghasilkan transaksi miliaran rupiah dan menjadi kasus yang paling banyak dilaporkan ke Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.
Bahkan kabar terbarunya, salah satu staf media pribadi Presiden RI Prabowo Subianto, Kani Dwi, menjadi korban penipuan love scamming oleh perempuan berinisial MR. Tersangka membuat akun palsu dan berpura-pura menjadi laki-laki berprofesi sebagai pilot.
Direskrimsus Polda Banten, Kombes Pol Yudhis Wibisana, menjelaskan tersangka awalnya membuat akun media sosial Instagram @febrianalydrss_ atau Febrian. Tersangka berkomentar di akun media sosial terlapor, @kanidwi.
“Berkomentar kalimat ‘Salamin ke Pakwowo ya, Mbak,’ yang dibalas oleh pelapor dengan ‘Hi, Haloooooo. Okeeey, disalamken hehe.’ Kemudian, pelapor berkomunikasi lebih lanjut melalui Instagram,” ujar Yudhis, Selasa (17/6/2025).
Pada 1 Maret 2025, tersangka meminjam uang kepada korban sebesar Rp 13 juta. Tersangka berdalih uang akan digunakan untuk administrasi sepupunya yang hendak bekerja melalui orang dalam.
“Pelapor pun meminjamkan uang tersebut dan mentransfernya ke rekening BRI atas nama Indri Sintia,” ujarnya.
Selanjutnya, pelaku kembali meminjam uang pada tanggal 27 April 2025 sebesar Rp 35 juta.
“Febrian kembali meminjam uang sebesar Rp 35 juta dengan dalih pembayaran administrasi training untuk maskapai Emirates,” kata Yudhis.
Kecurigaan korban lalu mencuat usai mengecek alamat rumah pelaku di Lebak, Banten. Saat itu korban pernah mengirimkan bunga ke alamat yang dikirimkan pelaku. Saat korban mendatangi alamat tersebut, lokasi itu diketahui fiktif.
“Sehingga pelapor langsung melaporkan kejadian tersebut ke Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Banten,” ujarnya.
MR kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Dia dijerat dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan/atau Pasal 378 KUHP tentang penipuan.
“Tersangka terancam pidana penjara paling lama 12 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 12 miliar,” kata Yudhis.
Apa Itu Love Scamming?
Love scamming atau penipuan cinta adalah taktik penipuan yang dilakukan oleh penjahat online untuk memanfaatkan perasaan cinta seseorang untuk tujuan keuangan. Para pelaku akan mencari target mereka melalui situs media sosial, aplikasi kencan, atau bahkan melalui email. Mereka akan berpura-pura jatuh cinta dan membangun hubungan dengan korban mereka, sebelum akhirnya meminta uang atau informasi pribadi.
Love scamming adalah jenis penipuan daring di mana pelaku memalsukan identitas dan membangun hubungan romantis atau emosional dengan korban untuk kemudian memeras uang atau keuntungan lainnya. Para pelaku biasanya akan mencari target mereka melalui situs media sosial, aplikasi kencan, atau bahkan melalui email. Mereka lalu akan menggunakan identitas palsu yang menarik dan meyakinkan.
Lewat identitas palsunya, nantinya para pelaku akan memanipulasi calon korbannya dengan buaian kata-kata cinta untuk mendapatkan kepercayaan korbannya. Kepercayaan ini juga akan dibuat meningkat dengan cara pelaku berpura-pura perhatian, peduli, dan dapat dipercaya.
Setelah kepercayaan korban sudah didapatkan, pelaku nantinya akan melakukan rencananya, yakni menguras uang atau harta benda korban. Para korban akan diminta untuk mengirimkan uang kepada pelaku dengan beragam alasan.
Bahkan, tidak jarang para pelaku love scamming ini akan meminta informasi keuangan, seperti kata sandi, nomor PIN, dan informasi rekening bank lainnya. Jika informasi-informasi tersebut sudah didapatkan, biasanya akun rekening tersebut mungkin akan dicuri ataupun dijadikan tempat untuk melakukan penipuan lainnya.
Untuk mencegah terjadinya love Scamming, penting untuk selalu memeriksa identitas dan latar belakang seseorang sebelum membangun hubungan online. Selain itu, berhati-hatilah jika seseorang terlalu cepat menyatakan cinta atau meminta uang secara tiba-tiba. Dengan meningkatkan kesadaran tentang Love Scamming, diharapkan setiap orang dapat lebih waspada dan terhindar dari kejahatan online ini.
Ciri-Ciri Love Scamming
Love scamming adalah modus penipuan yang menggunakan kedekatan emosional untuk memanipulasi korban dengan tujuan mendapatkan uang atau informasi pribadi. Untuk mencegah jatuh korban dalam love scamming, perlu diwaspadai beberapa ciri-ciri. Adapun ciri-ciri love scamming sendiri adalah sebagai berikut:
- Terlalu cepat jatuh cinta: Pelaku love scamming cenderung terlalu cepat menyatakan cinta atau mengungkapkan perasaan yang terlalu intens kepada korban.
- Meminta uang atau bantuan keuangan: Pelaku sering meminta bantuan keuangan dengan alasan tertentu, seperti masalah kesehatan atau keuangan, untuk menguji kesediaan korban memberikan uang.
- Identitas palsu: Pelaku sering menggunakan identitas palsu atau melakukan kebohongan terkait pekerjaan, pendidikan, atau status sosialnya.
- Menolak pertemuan langsung: Pelaku sering menghindari pertemuan langsung atau alasan-alasan tertentu yang membuatnya sulit dihubungi secara langsung.
- Kontrol atas korban: Pelaku cenderung mengendalikan korban melalui manipulasi emosional, seperti mengancam akan meninggalkan korban jika tidak memenuhi permintaannya.
Ciri-ciri love scamming ini perlu dikenali oleh setiap orang. Dengan mengenali ciri-ciri love scamming ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan dapat menghindari jatuh korban dalam modus penipuan ini.
Bagaimana Modus Love Scamming Bekerja?
Para penipu love scamming ini memiliki skenario yang terstruktur dan seringkali sangat meyakinkan. Berikut adalah tahapan umum yang sering mereka gunakan:
- Pencarian Target dan Pendekatan Awal:
Pelaku love scamming aktif mencari korban di berbagai platform daring, misalnya media sosial dan forum online. Mereka seringkali menargetkan individu yang terlihat kesepian, rentan secara emosional, atau memiliki kekayaan.
Setelah menemukan target, pelaku akan memulai komunikasi dengan profil palsu yang menarik. Profil ini biasanya diisi dengan foto-foto menawan, informasi pribadi yang terlihat sempurna (misalnya, berprofesi sebagai tentara, insinyur, dokter, atau pebisnis sukses), dan cerita hidup yang menyentuh hati.
- Pembangunan Hubungan dan Kepercayaan
Tahap ini adalah inti dari love scamming. Pelaku akan berinvestasi waktu dan upaya untuk membangun hubungan emosional yang kuat dengan korban. Mereka akan sering berkomunikasi, memberikan perhatian berlebihan, pujian, dan kata-kata manis. Mereka mungkin juga berbagi “masalah” atau “rahasia” pribadi untuk menciptakan kesan kedekatan dan saling percaya.
Pelaku akan berusaha membuat korban merasa sangat dicintai dan dihargai. Mereka akan membahas rencana masa depan bersama, bahkan berjanji untuk bertemu dan menikah. Semua ini adalah upaya untuk memanipulasi emosi korban agar menjadi tergantung secara emosional.
- Meminta Bantuan Finansial dengan Berbagai Dalih
Setelah korban terjerat secara emosional, pelaku akan mulai melancarkan aksi penipuannya. Mereka akan meminta uang dengan berbagai dalih yang mendesak dan seringkali dramatis. Beberapa dalih umum meliputi: biaya darurat medis, masalah bisnis/investasi, biaya perjalanan/visa, masalah hukum, dan bea cukai/pajak untuk barang kiriman. Pelaku akan menekan korban untuk segera mengirimkan uang dan seringkali mengancam atau memanipulasi emosi korban jika tidak segera memberikan bantuan.
- Menghilang Setelah Mendapat Keuntungan
Setelah berhasil mendapatkan uang dari korban, pelaku biasanya akan menghilang begitu saja. Mereka akan memblokir semua kontak dan tidak bisa dihubungi lagi. Korban akan menyadari telah ditipu setelah kehilangan sejumlah besar uang dan merasakan sakit hati yang mendalam.
Modus Umum dalam Love Scamming
Biasanya pelaku akan melakukan modus-modus berikut ini untuk menipu calon korban.
- Melakukan perkenalan lewat media sosial
- Pelaku menggunakan identitas palsu lewat foto profil dan biodata diri yang memberikan kesan berlebihan
- Pelaku hanya akan menerima komunikasi pesan di media sosial atau bahkan hanya di aplikasi percakapan saja dan menolak melakukan panggilan telepon suara ataupun video
- Jika melakukan telepon video, pelaku tidak akan menunjukkan wajah dengan jelas
- Mengutarakan cinta dan komitmen dengan sangat cepat
- Mengeluhkan masalah keuangan dan memberi alasan bahwa membutuhkan uang untuk keadaan-keadaan darurat
- Rutin meminta uang melalui aplikasi transfer uang atau metode non-tradisional seperti mata uang kripto
- Pelaku tidak bisa diajak bertemu dan mungkin mengatakan tinggal atau bepergian ke luar negeri, bekerja di militer, atau bekerja dengan organisasi internasional.
Tindak Pidana Bagi Pelaku Love Scamming
Tindakan kejahatan ini dapat dikategorikan sebagai Kejahatan Berbasis Gender Online (KBGO) sehingga bisa dijerat dengan Undag-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Selain itu, love scamming juga masuk ke dalam pelanggaran hukum Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Kedua pelanggaran di atas akan memiliki sanksi yang berbeda-beda pula, mulai dari denda ratusan juta dan pidana penjara selama beberapa tahun. Pelaku love scamming juga akan mendapatkan pasal berlapis dari pasal penipuan dalam KUHP, Pasal 378, yang memberi jeratan hukum paling lama 4 tahun.
Dampak Psikologis Korban Cinta Penipu
Love scamming memberikan efek ganda kepada para korban sehingga sulit untuk menjalani hidup secara normal. Aksi kejahatan ini dapat menyebabkan gangguan psikologis, seperti:
Depresi
Ada banyak korban cinta scamming yang mengalami depresi. Kondisi ini didorong karena korban merasa malu, sedih, dan tertipu setelah menjalin hubungan dengan pelaku. Selain itu, kerugiaan materi yang dirasakan ikut korban membuatnya semakin terpuruk.
Stres dan kecemasan
Sama halnya dengan depresi, korban cinta scamming cenderung mengalami peningkatan stres dan kecemasan karena rasa khawatir akan masa depannya. Dalam kasus ini, mereka mengalami masalah keuangan serius akibat kerugiaan yang dialami.
Hilangnya kepercayaan
Penipuan cinta meninggalkan trauma yang menyebabkan korban sulit untuk mempercayai orang lain. Selain itu, guncangan emosional yang parah menyebabkan korban menolak untuk membuka diri atau menjalin hubungan baru.
Mengisolasi Diri
Selain depresi dan hilangnya kepercayaan terhadap orang lain, love scamming menyebabkan korbannya menarik diri dari lingkungan sosial di sekitarnya. Hal ini dilakukan karena korban merasa malu dan khawatir tentang pandangan atau penilaian orang lain terhadap mereka.
Selalu menyalahkan diri sendiri
Kebanyakan korban menyalahkan dirinya sendiri karena terjebak di love scamming. Kondisi ini sangat umum terjadi karena korban merasa tidak lebih waspada dan terlalu mudah percaya dengan orang baru sehingga mereka terjerat dalam penipuan.
Sulit untuk pulih
Dalam waktu singkat, love scamming telah memberikan banyak dampak psikologis yang mempengaruhi korbannya. Ironinya, kebanyakan korban membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pulih dari trauma yang ditimbulkan. Diperlukan tenaga konseling dan dukungan dari orang terdekat dalam proses pemulihan korban.
Tips Melindungi Diri dari Love Scamming
Adanya tindakan love scamming membuat kita harus lebih berhati-hati untuk berkenalan dengan orang asing. Nah, maka dari itu, agar hal ini tak terjadi, berikut tips melindungi diri dari love scamming.
- Berhati-hati dengan Informasi Pribadi: Jangan mudah memberikan informasi pribadi yang sensitif seperti alamat rumah, nomor rekening bank, atau detail keuangan lainnya.
- Verifikasi Identitas : Jika seseorang menolak untuk melakukan panggilan video atau memberikan informasi yang bisa diverifikasi, patut dicurigai. Lakukan pencarian gambar terbalik (reverse image search) pada foto profil mereka untuk melihat apakah foto tersebut digunakan di tempat lain.
- Jangan Mudah Percaya dengan Cerita Dramatis: Waspadai cerita-cerita yang terlalu menyentuh hati atau dramatis yang ujungnya meminta uang.
- Jangan Pernah Mengirim Uang: Ini adalah aturan paling penting. Jangan pernah mengirim uang kepada orang yang belum pernah Anda temui secara langsung, apalagi jika mereka baru dikenal secara daring.
- Bicarakan dengan Orang Kepercayaan: Jika Anda mulai merasa ada yang aneh atau ragu, bicarakan dengan keluarga, teman, atau orang kepercayaan lainnya. Mereka mungkin bisa melihat situasi dengan lebih objektif.
- Laporkan ke Pihak Berwajib: Jika Anda menjadi korban love scamming, segera laporkan ke pihak berwajib dan platform tempat Anda berinteraksi dengan penipu.


