Mengenal Brand Sukkhacitta, Brand Lokal Berkelanjutan yang Berdayakan Ribuan Ibu Rumah Tangga

Brand Sukkha Citta, Brand Lokal Berkelanjutan yang Berdayakan Ribuan Ibu Rumah Tangga
Brand Sukkha Citta, Brand Lokal Berkelanjutan yang Berdayakan Ribuan Ibu Rumah Tangga

Brand Sukkhacitta belum lama ini menyita perhatian publik. Bagaimana tidak?. Pasalnya, brand lokal yang satu ini cukup berbeda dengan brand-brand lokal lainnya. Bisa kita bilang, brand lokal tersebut secara sukses menempatkan kepedulian terhadap isu lingkungan dan kesejahteraan sosial sebagai pilar-pilar penting bisnisnya. 

Bahkan, baru-baru ini pula, Sukkhacitta mendapatkan sertifikasi B Corp dan Ethically Handcrafted sebagai standar pelopor fashion berkelanjutan. Ia mencatat skor 95.3, dari skor pada umumnya senilai 50.9. Selain itu, Sukkha Citta juga turut mendapatkan penghargaan B Corp Best For The World kategori komunitas dengan skor 5% teratas dari kategori komunitas. 

Melansir dari sumber terpercaya, Sertifikasi B Corp hanya akan di berikan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki standar tertinggi dan kekuatan untuk mendorong perubahan positif dalam bidang sosial dan lingkungan dengan menerapkan transparansi publik, akuntabilitas hukum, serta memiliki tanggung jawab dalam menyeimbangkan tujuan sosial dan laba. 

Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi potensi bisnis fashion berkelanjutan. Karena bisnis ini terus mendapat dukungan dari sejumlah pihak.  Tak hanya itu, dukungan tersebut pun nyatanya diiringi dengan perubahan perilaku konsumen yang kini mulai cenderung memilih dan beralih pada material yang ramah lingkungan, upcycle hingga reuse. Terbukti dari Sukkha Citta mendapat respon positif dari pasar hingga dapat menembus pasar global hingga ke 30 negara.

Lantas, seperti apa perjalanan bisnis dari Sukkhacitta yang berhasil membuat produk dari para ibu-ibu di daerah mampu menembus pasar global? Berikut ini, tim kovermagz akan membahas selengkapnya untuk anda!

Profil Bisnis Sukkhacita 

Melansir dari sumber terpercaya, Sukkacitta telah berdiri sejak 2016 ketika sang pendiri sekaligus CEO-nya yaitu Denica Riadini-Flesch merasa resah dengan bagaimana situasi di Indonesia utamanya para pengrajin kain di daerah yang tidak mendapat upah yang layak.

Kala itu, ia bekerja di salah satu NGO Internasional, di mana secara kebetulan Denica harus melakukan survei ke desa-desa. Sampai di tahap frustasi, Denica menyadari bahwa apa yang dilakukannya selama bekerja di sana, belum tepat sasaran.

Situasi tersebut lantas menggugah hati Denica dan memotivasinya untuk mendirikan Sukkha Citta, sebuah jenama mode ramah lingkungan yang berkonsep perusahaan sosial yang mengusung pemberdayaan perempuan.

Nama Sukkha Citta sendiri berasal dari Bahasa Sanskerta yang artinya harfiah, ingin semua yang terlibat di dalam brand ini, dari pembuat hingga pemakai produknya merasakan suka cita. Berangkat sebagai brand yang bergerak di bidang social bussiness, awal mulanya, Sukkha Citta menghadirkan produk-produk kerajinan tangan. 

Alasan Mengambil Suistanable Living

Adapun alasan yang membuat Sukkha Citta mengambil tindakan untuk memulai sustainable living yaitu: Karena, sudah lama masyarakat tidak memikirkan lingkungan. Bahkan, dengan populasi yang kian banyak, membuat permintaan baju makin banyak, membuat orang di balik proses hilir ikut terdampak,” ungkap Founder Sukkha Citta Denica Riadini-Flesch.

Lebih lanjut, ia menyebutkan, kini banyak petani yang menggunakan pestisida kimia untuk menghilangkan hama, gula karena hasil cepat terlihat. Padahal itu akan sangat merusak tanah dan kedepannya mengganggu mata pencaharian mereka.

Akhirnyaa, dengan melalui serangkaian pendekatan, Sukkha Citta pun mencoba berguru kepada para ibu di desa untuk menciptakan pakaian dengan menggunakan material dan proses alami. Salah satunya dengan menggunakan pewarna alami yang berasal dari tanaman, mulai dari pelepah pisang hingga kayu secang. 

Desa pertama yang diajak bekerjasama dengan Sukkha Citta kala itu adalah Desa Jlamprang, di Jawa Tengah dengan keterampilan mereka dalam hal pewarnaan indigo. Selain itu, Sukkha Citta menanam kapas sendiri dengan menggunakan metode tumpang sari.

Brand Sukkha Citta, Brand Lokal Berkelanjutan yang Berdayakan Ribuan Ibu Rumah Tangga
Brand Sukkha Citta, Brand Lokal Berkelanjutan yang Berdayakan Ribuan Ibu Rumah Tangga

Memberikan Akses Langsung ke Pasar 

Berawal dari tiga ibu di desa pada tahun 2016, kini sudah ada lebih dari 1.480 ibu-ibu muda yang terlibat dalam social entrepreneurship ini. Mulai dari petani hingga penjahitnya.

Tak hanya proses alami, Sukka Citta pun fokus dalam memberikan perbaikan ekonomi dengan memberikan sebesar 56 persen dari keuntungan penjualan untuk para perajin di desa-desa.

“Kalau dulu ibu-ibu yang bergabung umurnya rata-rata 60 tahun. Tapi, sekarang karena merasakan dampaknya, di mana kenaikan pendapatan mereka mencapai 70 persen hingga 100 persen, terjadi regenerasi, di mana ibu-ibu muda sekitar umur 28 makin tertarik dan bergabung bersama kami,” jelasnya.

Denica mengatakan, Sukkha Citta pun memberikan semacam bentuk pendidikan bernama Yayasan Rumah Sukkha Citta. Para ibu diberikan edukasi terkait bisnis dan pemasaran. Saat ini telah tersebar di 8 titik, yakni di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara.

Adapun, mengenai desain biasanya para ibu-ibu mengajukan ide motif terlebih dahulu. Nantinya, tim Sukkha Citta melakukan kurasi. 

“Kami ingin mereka yang menanam, kami coba bantu diskusi hingga distribusi pakaian jadi, hingga akhirnya produk mereka bisa langsung punya akses ke pasar,” tuturnya.

Kini, Sukkha Citta telah menanam kapas sendiri dengan menggunakan metode tumpang sari. Yakni sebuah metode dengan kearifan lokal yang alami agar terhindar dari hama tanpa menggunakan pestisida. Kapas yang menghasilkan kain, kemudian dijadikan pakaian untuk dikenakan dan 100 persen  dapat ditelusuri asalnya.

Penjualan Tembus ke 30 Negara 

Walau proses pengerjaan ini memakan waktu, tenaga dan biaya yang cukup lebih lama, namun respon pasar sangat positif. Melalui website, Sukka Citta telah berhasil melayani world shipping.

“Jadi, kami dari awal sebelum punya toko fisik di ASTHA, Jakarta Selatan. Kami memasarkannya di media sosial. Puji syukur, penjualan sudah mencapai 30 negara, mulai dari Amerika hingga Hungaria.

Tapi, terbanyak ada di Singapura dan Amerika, yang mana persentase fifty-fifty dengan konsumen Indonesia alias domestik,” ungkap Public Relations of Sukkha Citta, Arti. 

Sebagai tambahan informasi, Produk Sukkha Citta ini tidak hanya untuk kalangan wanita saja namun juga pria. 

Sejak 2016 sampai sekarang, Sukkha Citta telah melahirkan 9 koleksi yang masing-masing memiliki cerita tersendiri. Untuk Range harga sendiri,  produk-produk di Sukkha Citta memiliki harga yang cukup terjangkau, mulai dari Rp1.050.000 hingga Rp5.250.000 untuk baju dan Rp185.000 hingga Rp950.000 untuk aksesoris.

Baca Juga:  Deretan Busana Selebritas Terbaik di LACMA Art + Film Gala 2024