
Sebagian besar wanita mungkin pernah mengalami keputihan, gatal, kemerahan, atau nyeri pada area kewanitaannya. Berbagai kondisi tersebut bisa menjadi pertanda gejala awal dari penyakit kelamin wanita.
Penyakit kelamin pada wanita bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi bakteri, jamur, hingga kanker. Jenis penyakit yang menyerang juga sering kali tanpa gejala dan terlambat diobati. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali lebih jauh berbagai penyakit kelamin wanita agar Anda mengetahui gejala dan segera melakukan penanganannya.
Nah, lantas apa sajakah penyakit kelamin wanita tersebut? Dalam artikel berikut ini, tim kovermagz akan membahasnya untuk anda. Simak selengkapnya disini!
Gonore atau kencing nanah
Gonore merupakan salah satu penyakit kelamin wanita yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Selain menginfeksi selaput lendir saluran reproduksi, bakteri ini juga dapat menyerang selaput lendir mulut, tenggorokan, mata, dan rektum.
Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung saat berhubungan intim dengan orang yang terinfeksi. Gejala awalnya mungkin sangat ringan sehingga sering keliru dianggap sebagai infeksi saluran kemih. Gejala gonore yang muncul yaitu sakit saat buang air kecil, dan keluarnya cairan kental seperti nanah berwarna kuning atau hijau dari vagina.
Herpes genital
Herpes genital adalah penyakit seksual pada wanita yang disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sering disebut HSV. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui kontak langsung dengan luka kulit atau cairan dari orang yang terinfeksi.
Gejalanya bisa berupa lepuhan, nyeri atau gatal di area genital, nyeri saat buang air kecil, pembengkakan kelenjar getah bening, dan demam. Saat ini, tidak ada obat untuk menyembuhkan herpes genital sepenuhnya. Namun, obat antiviral dari dokter dapat membantu mengurangi keparahan serta mencegah kekambuhannya.
Kista Bartholin
Merupakan kista yang terbentuk di kelenjar Bartholin, yaitu sepasang kelenjar yang terletak di kedua sisi bibir vagina. Kelenjar Bartholin berperan dalam produksi cairan pelumas untuk membantu melumasi vagina selama aktivitas seksual. Kista Bartholin terjadi ketika saluran kelenjar Bartholin tersumbat, sehingga cairan yang diproduksi oleh kelenjar tidak dapat keluar dan membentuk kista. Kondisi ini biasanya tidak menyebabkan rasa sakit, kecuali jika terinfeksi sehingga dapat menyebabkan pembengkakan, nyeri, dan kemerahan di daerah sekitarnya.
Infeksi jamur vagina
Pada organ kelamin wanita, terdapat jamur Candida albicans yang tumbuh secara alami. Namun, jika jumlahnya berlebihan, jamur ini dapat menyebabkan infeksi. Infeksi jamur merupakan salah satu penyebab peradangan pada vagina. Infeksi jamur pada kelamin wanita menimbulkan gejala gatal bagian kewanitaan, nyeri saat buang air kecil dan berhubungan seks, keluar cairan kental dari vagina berwarna putih atau kekuningan, serta kemerahan, pembengkakan, serta perih pada vagina dan vulva.
Infeksi menular seksual
Infeksi menular seksual yang sering menyerang wanita adalah kutil kelamin, herpes, sifilis, dan trikomoniasis. Seorang wanita berisiko tertular penyakit menular seksual apabila memiliki lebih dari satu pasangan seksual, tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks, atau berbagi penggunaan alat bantu seks (sex toys) dengan orang lain.
Adapun gejala yang ditimbulkan dari penyakit menular seksual yaitu:
- Nyeri atau perih saat buang air kecil (anyang-anyangan).
- Nyeri atau rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual.
- Terlihat adanya darah pada urine.
- Bentol dan gatal pada bibir kemaluan.
- Keluar keputihan yang berwarna kekuningan, kehijauan, merah atau kecoklatan dan berbau tidak sedap.
- Muncul luka atau lepuhan di sekitar vagina.
Kendati begitu, penyakit menular seksual pada wanita terkadang tidak menunjukkan gejala sama sekali. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin sebagai bentuk deteksi dini agar dapat diobati sejak dini.
Kanker
Tahukah anda bahwa ada beberapa jenis kanker yang dapat menyerang organ kelamin wanita? Kanker tersebut diantaranya kanker serviks, kanker ovarium, kanker rahim, kanker vagina, dan kanker vulva. Setiap jenis kanker memiliki gejala yang berbeda, tetapi umumnya gejala yang muncul berupa perdarahan lewat vagina di luar waktu menstruasi, haid tidak teratur, nyeri perut, hingga penurunan berat badan.
Untuk mencegah berbagai penyakit kelamin wanita di atas, Anda perlu senantiasa mempraktikkan hubungan seks aman dengan menggunakan kondom, tidak berganti pasangan seksual, dan mendapatkan vaksinasi HPV. Bagi wanita yang sudah berusia di atas 25 tahun atau telah aktif berhubungan seksual, dianjurkan juga untuk melakukan langkah pencegahan tambahan berupa pemeriksaan serviks atau Papsmear secara berkala ke dokter kandungan. Hal ini perlu dilakukan karena penyakit kelamin wanita sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas atau gejala baru muncul saat penyakit sudah berkembang menjadi lebih parah.
Salpingitis
Berikutnya ada Salpingitis. Ini merupakan peradangan pada saluran tuba atau tuba falopi. Sebagian besar kasus salpingitis disebabkan oleh infeksi bakteri akibat perilaku seks berisiko. Peradangan ini dapat menimbulkan kerusakan permanen pada saluran tuba yang akhirnya dapat menurunkan tingkat kesuburan wanita. Salpingitis terkadang tidak menunjukkan gejala. Apabila muncul, beberapa gejalanya bisa meliputi:
- Demam.
- Mual dan muntah
- Nyeri perut atau punggung bagian bawah.
- Nyeri saat menstruasi atau berhubungan seks.
- Keluar cairan berwarna dari vagina dan berbau.
- Pusing
- Sering buang air kecil.
Servisitis
Servisitis adalah peradangan pada serviks atau leher rahim. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, reaksi alergi terhadap alat kontrasepsi dalam rahim, produk pembersih kewanitaan, atau ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.
Sebagian besar wanita yang menderita servisitis tidak merasakan gejala apa pun. Namun, ada juga yang mengalami gejala berupa keputihan, nyeri saat buang air kecil dan berhubungan intim, serta keluar darah dari vagina setelah berhubungan intim.
Vulvovaginitis
Vulvovaginitis merupakan peradangan pada vagina dan vulva (bibir vagina). Penyakit kelamin wanita ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan jamur di vagina, alergi terhadap cairan pelumas kondom atau sabun pembersih vagina, serta penurunan kadar hormon estrogen dalam tubuh akibat menopause atau penggunaan alat kontrasepsi.
Gejala vulvovaginitis meliputi rasa nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil dan berhubungan seks, keluar cairan berbau dari vagina, serta pembengkakan dan kemerahan pada kulit di sekitar area kelamin wanita.
Klamidia
Klamidia disebabkan oleh infeksi bakteri yang bernama Chlamydia trachomatis dan bisa ditularkan melalui hubungan seks. Penyakit ini tidak langsung menimbulkan gejala, melainkan bisa muncul setelah beberapa minggu setelah seseorang terinfeksi pertama kali.
Ciri-ciri penyakit kelamin pada wanita ini yaitu keluarnya cairan dari vagina dan pendarahan berat saat menstruasi. Jika tidak diobati, klamidia dapat menyebabkan infertilitas hingga kerusakan pada organ reproduksi.
HIV/AIDS
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit. Jika seseorang wanita terkena HIV, ia dapat menularkan kepada pasangannya, kepada janin yang dikandungnya, dan akan lebih rentan terhadap penyakit infeksi dan keganasan/kanker.
Penularan virus ini dapat terjadi melalui saat cairan tubuh seseorang yang mengidap HIV ke tubuh orang lain dengan berbagai cara, seperti melakukan hubungan seks tanpa kondom, penggunaan alat suntik secara bersama-sama, transfusi darah, kepada janin yang dikandungnya melalui plasenta saat hamil, persalinan, dan menyusui.