Penyakit anemia adalah kondisi medis umum yang dapat menyerang siapa saja, termasuk ibu hamil. Dalam keadaan ini, jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin dalam tubuh ibu hamil menurun, sehingga mampu mengganggu kemampuan tubuh untuk mengangkut oksigen dengan cukup ke jaringan dan organ.
Meskipun termasuk kondisi medis umum, penyakit ini dapat berdampak negatif pada kesehatan ibu dan perkembangan janin. Untuk itu, hal ini tak boleh dianggap sebelah mata. Anemia pada ibu hamil memerlukan perhatian yang serius dan tepat.
Lantas, apa saja gejala yang ditimbulkan oleh penyakit anemia dan bagaimana cara mengatasinya? Dalam artikel ini, kami akan membahasnya untuk anda.
Penyebab Anemia pada Ibu Hamil
Berdasarkan penyebabnya, anemia pada ibu hamil dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
- Anemia defisiensi zat besi : Anemia yang terjadi karena kekurangan zat besi di dalam tubuh. Di mana, zat besi ini diperlukan untuk memproduksi sel darah merah yang kaya nutrisi dan oksigen.
- Anemia defisiensi vitamin B12 : Anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12. Defisiensi vitamin B12 dapat terjadi karena kurangnya asupan makanan yang mengandung vitamin B12, gangguan penyerapan vitamin B12, atau kondisi medis tertentu.
- Anemia defisiensi asam folat : Anemia terjadi karena kekurangan asam folat yang berfungsi membentuk protein baru untuk menghasilkan sel darah merah.
Gejala dan Ciri-ciri Anemia
Ada beberapa gejala dan ciri-ciri yang timbul pada ibu hamil, diantaranya:
1. Kelelahan dan kelemahan
Salah satu gejala paling umum dari anemia adalah merasa lelah dan lemah bahkan setelah istirahat yang cukup. Aktivitas fisik ringan juga dapat terasa berat dan melelahkan.
2. Sesak napas
Kekurangan oksigen dalam tubuh dapat menyebabkan sesak napas yang terjadi bahkan dengan aktivitas fisik yang ringan.
3. Pucat
Kekurangan sel darah merah dapat mengakibatkan warna kulit yang pucat, terutama pada area wajah, kuku, dan gusi.
4. Detak jantung cepat
Tubuh yang kekurangan oksigen berusaha untuk mengkompensasi dengan meningkatkan detak jantung, sehingga detak jantung menjadi lebih cepat dari biasanya.
5. Kehilangan nafsu makan
Selain detak jantung bekerja dengan cepat, beberapa orang yang mengalami anemia akan cenderung kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan.
6. Pusing dan kepala terasa ringan
Kekurangan oksigen yang memadai ke otak dapat menyebabkan pusing, kepala terasa ringan, dan konsentrasi yang buruk.
Selain itu ada beberapa gejala yang jarang terjadi, di antaranya:
- Merasa gatal-gatal
- Perubahan pada indera perasa
- Rambut rontok
- Telinga berdenging
- Sariawan di pinggir mulut
Faktor Risiko Anemia pada Ibu Hamil
Adapun sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami anemia adalah sebagai berikut:
- Hamil kembar
- Morning sickness
- Kurang mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan asam folat tinggi
- Mengidap anemia sebelum hamil
- Mengidap ulkus dan polip
Cara Mengatasi Anemia pada Ibu Hamil
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi anemia pada ibu hamil, diantaranya:
1. Mengonsumsi Vitamin Prenatal
Langkah awal pengobatan anemia pada ibu hamil adalah dengan meresepkan vitamin prenatal, yaitu suplemen zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Suplemen tersebut biasanya dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil sebanyak 2–3 kali sehari.
2. Konsumsi Makanan yang Mengandung Zat Besi dan Asam Folat
Selain konsumsi suplemen tambahan, ibu hamil yang mengalami anemia juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan tinggi zat besi dan asam folat guna membantu proses produksi sel darah merah di dalam tubuh. Beberapa jenis makanan yang mengandung zat besi dan asam folat juga perlu dikonsumsi secara rutin oleh ibu hamil yaitu:
- Makanan laut
- Daging merah
- Daging ayam
- Sayuran hijau
- Kacang-kacangan
- Telur
- Makanan yang terbuat dari kacang kedelai, seperti tahu dan tempe
3. Penuhi Kebutuhan Vitamin C Harian
Vitamin C termasuk zat gizi yang dibutuhkan untuk mengatasi anemia pada ibu hamil. Hal ini berfungsi untuk dapat mengoptimalkan penyerapan zat besi di dalam tubuh. Karena itu, ibu hamil yang mengalami anemia perlu memenuhi kebutuhan vitamin C hariannya dengan mengonsumsi buah dan sayur, seperti jeruk, stroberi, kiwi, tomat, brokoli, kale, dan bayam.
4. Transfusi Darah
Jika kadar hemoglobin di bawah 7 gram/dL dan menunjukkan gejala yang cukup berat, dokter akan melakukan transfusi darah untuk mengatasi anemia pada ibu hamil.
5. Pemantauan medis secara teratur
Lakukan pemeriksaan rutin dengan dokter atau bidan untuk memantau kadar hemoglobin dan perkembangan anemia. Mereka juga dapat memberikan saran dan pengaturan dosis suplemen zat besi yang tepat.
6. Istirahat yang cukup
Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup dan tidur yang berkualitas. Istirahat yang baik membantu tubuh dalam proses penyembuhan dan pemulihan.
7. Hindari konsumsi teh atau kopi bersamaan dengan makanan
Teh dan kopi mengandung zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh. Oleh karena itu, sebaiknya hindari mengonsumsi teh atau kopi bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi.
8. Ikuti saran gizi dan pola makan sehat
Dapatkan saran dari ahli gizi atau bidan mengenai pola makan yang seimbang dan gizi yang diperlukan selama kehamilan. Pastikan asupan nutrisi Anda tercukupi untuk mendukung kesehatan dan pertumbuhan janin.