Kabar tidak menyenangkan datang dari dunia bahari Indonesia terkait ikan pari. Belum lama ini, ikan pari Jawa resmi dinyatakan punah oleh Charles Darwin University melalui penelitian terbarunya. Dilansir dari Liputan6.com, pengumuman tersebut disertai dengan adanya pembaruan daftar merah spesies terancam punah dari Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).
Dilansir dari ProFauna Indonesia, Indonesia memiliki sebanyak 300.000 jenis satwa liar atau sekitar 17 persen satwa di dunia berada di Indonesia. Tapi sayangnya, IUCN mengungkapkan bahwa ada lebih dari 500 spesies yang terancam punah di Indonesia yang terdiri dari 184 jenis mamalia, 119 jenis burung, 32 jenis reptil, 32 jenis amfibi, dan 140 jenis lainnya terancam punah.
Ada dua penyebab terancam punahnya satwa liar di Indonesia, rusaknya habitat, perburuan dan perdagangan satwa liar. Namun ada juga satwa liar yang terancam punah dari penyakit serius yang terjadi di lingkungannya.
Berikut 6 daftar hewan yang sudah punah di Indonesia yang bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran.
1. Ikan Pari Jawa (Urolophus javanicus)
IUCN telah resmi menyatakan ikan Pari Jawa ke dalam kategori punah, karena keberadaannya belum pernah dilaporkan lagi sejak ditemukan lebih dari 150 tahun yang lalu. Faktor utama yang menyebabkan kepunahan tersebut ialah habitat Pari Jawa yang mengalami degradasi dan penangkapan ikan besar-besaran.
Berdasarkan kajian IUCN sebelumnya, Pari Jawa sudah masuk daftar merah spesies yang terancam punah. Melalui ketetapan itu, tim kemudian mengkaji informasi berdasarkan sejarah ekologi, semua upaya survei yang dilakukan, dan semua ancaman masif yang berdampak pada spesies selama 160 tahun terakhir. Adapun, kegiatan riset dilakukan dengan menggunakan model yang sudah dikembangkan sejak 2017.
2. Harimau Bali (Panthera tigris Balica)
Menukil laman DLKH Daerah Istimewa Yogyakarta, Harimau Bali adalah subspesies harimau pertama yang dinyatakan punah di dunia. Mereka adalah satu dari tiga subspesies harimau di Indonesia.
Kabarnya, Harimau Bali terakhir mati tertembak pada 27 September 1937 di wilayah Sumber Kima, Bali Barat, saat aktivitas perburuan kian meningkat usai kedatangan Belanda ke Tanah Air. Namun, mereka baru dinyatakan punah pada tahun 1938.
Selain faktor perburuan liar, Harimau Bali memiliki sistem reproduksi yang cukup lambat, bahkan proses pembiakannya berlangsung selama 20-30 hari. Pada masa kehamilan 90 hari, harimau betina hanya melahirkan 2-3 anak harimau. Sayangnya, setelah anak harimau tumbuh besar, mereka bisa menjadi korban predator.
3. Harimau Jawa (Panthera tigris Sondaica)
Harimau Jawa adalah subspesies harimau kedua di Indonesia yang telah punah. Mereka dinyatakan punah pada 1980-an setelah sebelumnya IUCN mengumumkan Harimau Jawa terakhir berada di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur pada 1976.
Kepunahan Harimau Jawa juga tak luput dari campur tangan manusia yang mengusik habitatnya lewat pembukaan lahan pada awal tahun 1800-an, yang berbuntut pada meningkatnya perburuan. Bahkan sejak awal 1940-an, jumlah populasinya dilaporkan terus menurun dan hanya tersisa 25 ekor pada 1950-an.
Sebelum spesies ini punah, pada tahun 1940-an, pemerintah sempat melakukan upaya untuk menyelamatkan Harimau Jawa membuka beberapa taman nasional. Sayangnya, ukuran taman konservasinya terlalu kecil dan jumlah mangsa yang disediakan terlalu sedikit untuk Harimau Jawa.
Ditambah, upaya pengembangbiakan harimau ini tidak berjalan dengan baik sampai hanya tersisa 7 ekor harimau Jawa yang tersisa pada tahun 1972, sampai resmi dinyatakan punah pada tahun 1980-an.
4. Tikus Pohon Raksasa Verhoeven (Papagomys theodorverhoeven).
Tikus Pohon Raksasa Verhoeven adalah salah satu hewan asal Indonesia yang telah punah sejak zaman Holosen atau lebih dari 11.000 tahun lalu. Tikus Pohon Raksasa Verhoeven adalah tikus dari upafamili Murinae yang pernah hidup di Flores, Indonesia.
Keberadaannya hanya dapat diketahui lewat sisa-sisa fosil yang ditemukan di Gua Liang Toge dan Liang Bua di NTT. Hewan ini dinyatakan punah pada tahun 1996, namun beberapa ahli berpendapat bahwa spesies ini pernah punah pada tahun 1500 masehi.
Hingga saat ini, beberapa ahli menduga ada kemungkinan tikus raksasa ini masih hidup, karena hingga saat ini masih belum dilakukan penelitian secara menyeluruh di Flores. Adapun, kepunahan hewan pengerat ini diduga karena aktivitas penggalian di Gua Liang Bua pada masa itu.
5. Tikus Gua Flores (Spelaeomys florensis)
Sama seperti spesies sebelumnya, keberadaan Tikus Gua Flores juga hanya diketahui melalui sisa-sisa fosil yang ditemukan di Gua Liang Toge dan Liang Bua di NTT. Berdasarkan penelitian MacPhee dan Flemming, spesies ini dinyatakan kepunahannya pada tahun 1996, namun dipercayai telah punah jauh sebelum tahun 1500 Masehi atau sejak zaman Holosen.
6. Burung Kuau Bergaris Ganda (Argusianus bipunctatus)
Burung Kuau memiliki dua spesies yang terdiri dari Kuau Raja (Argusianus argus) dan Kuau Bergaris Ganda (Argusianus bipunctatus). Namun, keberadaan Kuau Bergaris Ganda tidak pernah ditemukan di alam, melainkan spesiesnya dideskripsikan berdasarkan sejumlah bulu yang dikirim ke London untuk diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian itu, IUCN memasukkan burung Kuau Bergaris Ganda sebagai binatang asli Indonesia yang sudah punah. Adapun, burung Kuau Bergaris Ganda disebut tersebar di sekitar pulau Sumatera dan Kalimantan.