Identity in A Piece of Cloth: The Batak Ulos (A Masterpiece by Torang Sitorus)

Lahir dari buah pikiran, hasrat hati dan kerja keras dari seorang Torang Sitorus, buku “Identity In A Piece of Cloth: The Batak Ulos” berhasil di rilis di Medan, 21 Maret 2022. Acara yang diselenggarakan dengan apik  ini mengambil tempat di Glass House Mutia Garden, Medan. 

Torang Sitorus (40), seorang pemuda batak yang lahir dan besar di Tarutung Sumatera Utara, telah mendedikasikan waktunya setidaknya dalam 2 dekade terakhir pada pelestarian wastra batak, Ulos. Kover sendiri pernah mengabadikan latar belakangnya dalam artikel berjudul “Torang Sitorus, Kolektor Ulos Membangun Peradaban Lewat Kain Tenun Ulos”. 

Namanya sudah tidak asing lagi, di Medan bahkan sampai ke ibukota. Selain menjadi nominator Medan Most Inspiring Awards (MMIA) 2018 sebagai pelestari ulos, karya Torang juga pernah dipakai Ibu Negara Iriana pada Perayaan 17 Agustus 2019

Impiannya untuk melestarikan dan mengangkat budaya bangsa khususnya dalam bentuk ulos, tidak hanya berhenti sejauh Istana Negara. Torang yang pernah terpilih menjadi satu dari 75 ikon prestasi Pancasila pada tahun 2020 ini, telah mengoleksi sekitar ±2000 helai ulos yang dinilai lengkap untuk semua jenis ulos yang ada di dunia. Koleksi tersebut merupakan hasil pencarian Torang Sitorus selama ±20 tahun yang berasal dari dalam dan luar negeri antara lain daerah Samosir, Bali, Singapura, Belanda, India dan lainnya. Torang bukan hanya sekedar kolektor. Perjalanannya hingga hari ini adalah bagian dari grand design yang telah ia susun dan pikirkan sejak lama. 

Beberapa tahun yang silam, penenun ulos yang berkualitas sulit ditemukan. Masa itu banyak penenun yang malu menjadikannya sebagai pekerjaan, alhasil banyak yang bertransmigrasi menjadi buruh di kota. Padahal menurut Torang penenun itu adalah seniman, pelaku seni dan  pengrajin yang terhormat.  Menjadi penenun adalah kebanggaan, demikian prinsip Torang, karena para artisan tenun ulos ini adalah harta dan nilai yang tidak terukur dan penting untuk dilestarikan keahliannya. 

Hal inilah yang menginisiasi Torang membentuk partonun pada tahun 2016, sebuah program dampingan bagi artisan tenun ulos pada aspek kelembagaan, finansial dan teknis pembuatan ulos yang lebih mumpuni. Hasilnya adalah replikasi ulos dengan motif dan material pilihan dan dinilai berhasil menempatkan ulos di hati masyarakat.

Tidak berhenti di sana, Torang ingin agar perjalanan dan perjuangannya bisa bermanfaat bagi banyak orang. Ini yang melatarbelakanginya untuk menulis sebuah buku yang mengemas perjalanannya. Pada buku ini Torang memulai ceritanya tentang awal mula mencintai ulos, filosofis dan pakem budaya batak, lalu kemudian memamerkan foto-foto 136 koleksi ulos terbaik yang disertai dengan penjelasan pada masing-masing ulos yang pastinya akan mengundang kekaguman pembacanya akan ulos. Kesemuanya ini dipaparkan dalam buku 376 lembar yang dijual seharga Rp.1500.000,-

Interior ruangan dihias dengan mewah. Runway yang elegan dipadu dengan rerumputan padi berwarna kuning keemasan, membawa para undangan ke Toba, tanah kelahiran ulos. Satu demi satu para model memamerkan keindahan pakaian berbasis ulos, rancangan para designer lokal kota Medan yang namanya juga tidak asing lagi. Diantaranya adalah, Junot Hutabarat, Yuni Pohan dan Yenti Lim.

Baca Juga:  Gandeng PFI Medan, Karyawan XL Axiata Gelar Khitanan untuk Disabilitas Grais

Launching buku yang diselenggarakan pada hari Senin, 21 Maret 2022 merupakan event puncak dari rangkaian peluncuran buku yang sebelumnya telah sukses dilaksanakan di Bali pada Bulan Januari 2022  bertempat di Hotel Apurva Kempinski dan menjadi pembuka pada gelaran Pameran Adiwastra Nusantara yang berlangsung di Jakarta, Febuari 2022.