Beredar isu coklat telur Kinder yang disukai oleh anak-anak diduga terkontaminasi bakteri Salmonella. Berita ini cukup menghebohkan berbagai kalangan minggu ini. Tentu isu ini membuat khawatir sebagian orang tua.
Pasalnya, bakteri Salmonella merupakan kontaminan yang terdapat di sebagian besar makanan. Salmonella merupakan bakteri yang hidup di banyak usus hewan ternak. Anda bisa terinfeksi bakteri salmonella saat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dengan feses hewan yang mengandung bakteri salmonella.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menyetop sementara peredaran Kinder Joy, menanggapi laporan seratusan kasus anak terinfeksi Salmonella di banyak negara Eropa.
Dilansir dari Halodoc.com, Salmonellosis adalah penyakit akibat infeksi dari bakteri Salmonella pada saluran usus yang dapat menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri Salmonella serta terkait dengan kondisi higienitas perorangan dan lingkungan.
Bakteri ini rentan terinfeksi kepada anak usia 5 tahun dan juga pada bayi serta orang tua yang berusia lebih dari 65 tahun. Selain itu, sistem kekebalan tubuh yang lemah juga mempengaruhi. Seperti orang yang terkena HIV/AIDS, pasien transplantasi organ dan orang yang menerima pengobatan kemoterapi dan radiasi.
Untuk itu, Kovermagz akan merangkum gejala dan pencegahan mengetahui anak terinfeksi Salmonella sebagai berikut:
Gejala Salmonellosis
Orang yang terinfeksi oleh bakteri Salmonella dapat mengalami gejala-gejala, antara lain:
- Diare
- Mual dan muntah
- Demam dan menggigil
- Kram perut
- Sakit kepala
- Terdapat darah dalam tinja.
Pencegahan Salmonellosis
Beberapa upaya pencegahan terhadap salmonellosis, meliputi:
- Mencuci bersih dengan air mengalir bahan-bahan makanan dan alat-alat makan;
- Memasak makanan dan air untuk minum sampai benar-benar matang; dan
- Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir segera setelah kontak dengan hewan-hewan, lingkungan, atau kontak dengan pengidap.
Ketika mengalami gejala-gejala yang disebutkan sebelumnya (diare, muntah, demam, dan kram perut), kemudian gejala tersebut berlangsung selama empat hingga tujuh hari, maka dianjurkan untuk segera menemui dokter. Sebaiknya jangan melakukan pengobatan sendiri di rumah, diskusikan dengan dokter, karena jika penanganan telat dapat terjadi komplikasi bisa jadi lebih berbahaya.