
Sepekan yang lalu dugaan kekerasan dalam rumah tangga Johnny Depp dan Amber Heard tengah menjadi pergunjingan ramai di dunia online. Salah satu topik bahasan netizen adalah bahwa Dr. Shannon Curry, seorang psikolog yang direkrut pengacara Johnny Depp menyatakan Amber Heard mengalami gangguan kepribadian, dua diagnosa sekaligus yakni gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder) dan gangguan kepribadian histrionik.
Sama seperti kepribadian yang normal, kepribadian yang tidak normal pun dibentuk oleh banyak faktor. Namun, dua faktor utama yang dinilai sangat berperan besar dalam terbentuknya gangguan kepribadian adalah gen yang diwariskan oleh orang tua (temperamen) dan lingkungan.
Faktor lingkungan ini, bisa dicontohkan sebagai berikut:
- Faktor ekonomi keluarga yang sulit
- Menghabiskan masa kecil di dalam kehidupan keluarga yang tidak harmonis
- Memiliki perasaan sering diabaikan sejak masa kanak-kanak
- Mengalami pelecehan sejak kanak-kanak, baik secara verbal maupun fisik
- Memiliki tingkat pendidikan yang rendah
GANGGUAN KEPRIBADIAN AMBANG
Gangguan kepribadian ambang adalah kondisi gangguan mental serius yang mempengaruhi perasaan dan cara berpikir penderitanya. Kondisi ini ditandai dengan suasana hati dan citra diri yang senantiasa berubah-ubah dan sulit dikontrol, serta perilaku yang impulsif.
Umumnya terjadi pada kaum wanita, gejala-gejalanya biasanya muncul pada masa remaja menjelang dewasa dan bertahan saat usia dewasa. Gejala-gejala tersebut dapat bersifat ringan hingga berat.
Gejala Gangguan Kepribadian Ambang dapat digolongkan menjadi empat bagian, yakni:
- Mood atau suasana hati yang tidak stabil
Sering dicap “moody” karena seringkali mengalami perubahan emosi yang drastis terhadap dirinya sendiri, lingkungannya, atau orang-orang di sekitarnya tanpa alasan yang jelas. Bisa saja seseorang tersebut tiba-tiba menjadi marah, sedih, tidak bersemangat, tidak berharga, malu, panik atau takut, dan merasakan kesepian yang sangat dalam.
2. Gangguan pola pikir dan persepsi
Penderita Gangguan Kepribadian Ambang bisa berpikir bahwa dirinya buruk, bersalah, atau tidak berarti. Pola pikir ini membuat penderitanya kalut dan walau tidak diperlukan, sibuk mencari pembenaran atau pembelaan ke orang-orang sekitarnya untuk meyakinkan bahwa dirinya tidak buruk.
Apabila cukup parah, penderita juga dapat mengalami halusinasi, misalnya mendengar suara atau bisikan yang memintanya menyakiti diri sendiri. Selain itu, penderita juga bisa delusional, yakni memiliki keyakinan yang kuat akan sesuatu yang sebenarnya tidak masuk akal, misalnya keyakinan bahwa dirinya dikejar oleh pembunuh bayaran.
3. Perilaku impulsif
Bukan lagi hanya di pikiran, ketika gangguan ini semakin parah, penderitnya mulai melakukan aksi yang membahayakan atau merusak dirinya sendiri. Contohnya melukai diri sendiri, mencoba bunuh diri, melakukan hubungan seks yang berisiko, minum alkohol secara berlebihan, atau berjudi tanpa memikirkan resiko kalah.
4. Hubungan yang intens, tetapi tidak stabil
Di satu sisi, karena merasa butuh dihargai, butuh pengakuan bahwa dirinya bukan orang yang buruk, penderita Gangguan Kepribadian Ambang akan membina hubungan yang intens. Tetapi di sisi lain, dia juga bisa merasa tidak nyaman atau curiga yang brlebihan ketika ada orang yang terlalu dekat atau terlalu memperhatikannya. Akibatnya, hubungan sosialnya dengan orang lain akan mudah rusak.
Tidak semua penderita Gangguan Kepribadian Ambang mengalami seluruh gejala di atas. Sebagian hanya mengalami beberapa gejala, dengan tingkat keseriusan yang berbeda-beda. Umumnya, gejala-gejala ini akan mereda dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia penderita.
Untuk membantu Anda memahami apakah Anda mungkin menderita Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline Personality Disorder), Anda bisa mencoba test di bawah ini: