Selain memiliki keberagaman suka, budaya, dan alam yang sangat indah, Indonesia nyatanya juga kaya akan beragam jenis kerajinan tangan yang tersalurkan dalam bentuk tas etnik khas nusantara. Tas-tas ini bisa dibilang tak kalah trendy seperti tas brand lokal lainnya.
Anda bisa memadukannya saat mengenakan outfit casual, jeans denim maupun tunik. Desain dan bahan yang ada pada tas etnik khas Indonesia tersebut juga tergolong unik. Ada yang terbuat dari rotan, rajutan, anyaman hingga manik-manik. Uniknya lagi, tas-tas ini sarat akan nilai identitas suatu daerah. Proses pembuatannya bahkan turut dipengaruhi oleh kearifan lokal dari setiap daerah.
Nah, penasaran dengan tas-tas tersebut? Dalam artikel kali ini kami akan membahasnya untuk anda. Tim kovermagz telah mengumpulkan tujuh tas etnik khas terbaik dari Indonesia. Simak ulasannya!
1. Noken
Tas etnik khas Indonesia pertama ada noken. Tas ini terbuat dari serat kulit kayu pohon manduam dan pohon nawa. Memiliki bentuk berlubang-lubang dan tekstur yang lentur, tas ini cocok untuk membawa belanjaan sehari-hari. Cara menggunakannya pun cukup unik, yakni tidak dijinjing, melainkan disangkutkan di dahi atau kepala. Karena keunikannya itu, tas khas Papua ini masuk ke dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Berdasarkan filosofinya, noken khas Papua melambangkan kehidupan yang baik, kesuburan, dan perdamaian bagi masyarakat Papua.
2. Anjat
Anjat merupakan tas kerajinan anyaman dari kulit rotan berbentuk tabung yang dipakai seperti tas punggung dari Suku Dayak di Kalimantan Timur. Di sana, tas ini dipakai untuk menaruh perbekalan ketika berburu atau berkebun. Selain anjat, ada juga tas rotan bentuk jinjing dan bakul serta tas etnik manik-manik dari Suku Dayak yang sangat cantik. Semua variasi tas ini bisa digunakan untuk hangout, ke pantai, serta untuk tas belanja pengganti kantong plastik.
3. Koja
Tidak kalah menarik, tas etnik khas Indonesia berikutnya adalah koja. Tas ini berasal dari Suku Baduy, dan terbuat dari kulit pohon teureup yang dikeringkan, kemudian dibelah kecil-kecil, kemudian dirajut hingga berbentuk tas. Oleh masyarakat Baduy, koja sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Biasanya tas ini digunakan untuk berladang, bercocok tanam, dan menangkap ikan. Keunikan lain dari tas koja, selain berwarna cokelat kehitaman menyerupai kulit kayu, tas koja ini akan membusuk secara alami ketika sudah tidak terpakai oleh pemiliknya.
4. Tas Rotan
Pulau Bali terkenal dengan produk kriya yang mendunia. Satu satu di antaranya adalah berbagai kerajinan tangan dari rotan, termasuk tas rotannya. Uniknya, selain tas rotan khas Bali juga kerap disebut “tas roda” karena bentuknya yang bulat seperti roda, dengan berbagai motif yang unik-unik.
Terbuat dari rotan tanaman palmae, cara pembuatan tas ini dengan dianyam langsung. Ada beberapa sentra pembuatan tas rotan khas Bali, di antaranya berada di Pasar Seni Ubud, Pasar Seni Sukawati, dan Pasar Seni Kumbasari.
5. Tas Tenun
Salah satu oleh-oleh khas dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT), yang cukup populer ialah tas tenun. Biasanya, tas ini memiliki hiasan rumbai-rumbai di bagian bawah untuk mempercantik tampilan. Keunikan lain dari tas tenun terletak pada berbagai motif unik di tas etnik satu ini. Mulai dari motif burung, subahnale, enggok, merak, hingga wayang.
Hebatnya lagi, tas tenun juga dipasarkan hingga ke luar negeri, yakni ke Brasil, Australia, dan Amerika Serikat. Karena keunikannya, tas tenun juga sering dijadikan cendera mata pada acara internasional. Salah satunya pada pagelaran KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo Mei kemarin, Ibu Iriana Joko Widodo memberikan tas tenun kepada pendamping pemimpin ASEAN.
6. Sepu
Berikutnya adalah sepu. Berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan, tas selempang ini terbuat dari pa’tannun, atau kain tenun yang dibuat sendiri oleh masyarakat Toraja selama seminggu dengan alat tenun. Oleh masyarakat Toraja, tas etnik sepu biasa dipasangkan dengan baju adat. Khususnya bagi para perempuan Toraja saat mengikuti pesta adat Rambu Tuka (perkawinan), Marara Banua (syukuran rumah), dan Rambu Solo (upacara kematian).
Kini, tas sepu sudah menjadi salah satu suvenir khas Toraja yang banyak dicari oleh turis-turis dengan harga sekitar Rp400 ribu. Karena desainnya yang memiliki corak warna-warni, anda bisa gunakan tas sepu saat bersantai, jalan-jalan atau berlibur.
7. Tas Manik-manik
Tas manik-manik khas Suku Dayak termasuk tas etnik asli Nusantara yang tak boleh anda lewatkan saat berwisata ke Kalimantan Selatan. Produk kriya ini terbuat dari manik-manik dengan motif khas Dayak. Menariknya, motif manik-manik di dalam tas etnik ini bukan sekadar hiasan.
Pasalnya, masyarakat Dayak percaya, jika manik-manik tersebut memiliki nilai magis tersendiri, yakni menolak bala maupun memberi semangat hidup bagi masyarakat.
8. Tas Bulu Kasuari
Satu lagi tas unik dari Papua yaitu tas etnik bulu kasuari. Tas ini cukup jarang dimiliki orang, karena hanya mereka yang sudah pergi ke Papua saja yang bisa mendapatkannya. Tas etnik ini unik, dengan bentuk slingbag dan rumbai dari bulu kasuari. Tas souvenir ini cocok dipakai untuk santai atau jalan-jalan.
9. Tas Round Bag Borneo
Kembali lagi ke Kalimantan, khususnya dari wilayah Borneo, mereka memproduksi tas etnik yang sangat unik dengan model yang anti mainstream. Round Borneo Bag adalah tas-tas unik dari kayu yang dibentuk melingkar. Tas wanita ini juga memiliki motif khas Kalimantan yang mencerminkan budaya Indonesia. Anda bisa menggunakan tas ini untuk santai atau jalan-jalan.
10. Tas Goni Mix Jumputan Tote Hori
Solo juga mempunya produksi tas etnik yang unik dan lucu, salah satunya yang paling terkenal adalah Tote Hori, merupakan totebag dari bahan goni dicampur dengan kain jumputan. Diproduksi oleh lintangkejoragift, sebuah produsen souvenir Solo yang menjual beberapa jenis dompet dan tas untuk souvenir, tas ini cocok untuk dipakai saat acara resmi maupun acara santai.