10 Kesalahan Investor Pemula Yang Kerap Terjadi!

Ketahui 10 Kesalahan Investor Pemula Yang Kerap Terjadi !

Sebelum sobat kover memutuskan untuk melakukan investasi, ada baiknya untuk mengetahui beberapa kesalahan investor pemula yang kerap terjadi loh. Hal ini bertujuan agar anda lebih waspada dalam berinvestasi sekaligus menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik.

Berinvestasi memang tengah diminati oleh banyak kalangan. Lantaran dianggap sebagai pembawa keuntungan yang berlebih.  Namun, jika terjadinya kesalahan, investasi justru akan membawa kerugian yang cukup fatal. Untuk itulah, anda tak boleh menyepelekannya.

Nah, Lantas apa saja kesalahan investor pemula yang kerap terjadi ini? Dalam artikel berikut, Tim Kovermagz akan membahasnya untuk anda.  Yuk, simak pembahasannya!

1. Suka Menunda-nunda

Kesalahan investor pemula pertama yang kerap terjadi ialah suka menunda-nunda. Ingat, dalam berinvestasi tidak ada kata menunda-nunda. Jika anda ingin mendapatkan penghasilan tambahan ataupun mendapat untung, maka mulai lakukan investasi. Anda bisa melakukan investasi dengan modal yang sedikit daripada menunda-nunda hingga akhirnya tak melakukannya sama sekali. Untuk itulah, kesalahan ini harus anda perhatikan dengan baik dan bijak.

2. Tidak ada Keberanian

Keberanian menjadi salah satu aspek penting yang perlu Anda miliki ketika berinvestasi. Adapun keberanian yang kami maksud yaitu berani memperbanyak pengetahuan Anda dalam berinvestasi agar Anda lebih jeli dalam melihat berbagai peluang yang ada. Buang segala rasa tidak percaya diri, sikap negatif dan sifat mudah menyerah Anda saat berinvestasi. Kemudian mulai optimisme dan semangat yang tinggi untuk melihat peluang dalam berinvestasi. Dengan begitu, anda bisa menjadi seorang investor yang handal dan berkeuntungan tinggi.

3. Mudah Terpengaruh Dengan Fluktuasi Nilai

Kesalahan investor pemula lainnya adalah selalu mengecek pergerakan nilai portofolionya setiap hari. Selama sudah merencanakan tujuan keuangan dengan baik dan menentukan target waktu untuk mencapainya, anda hanya perlu fokus pada tujuan saja dan tetap rutin berinvestasi dengan mengabaikan fluktuasi nilai investasi harian. Bukan justru mengeceknya tiap hari lalu menjadi lupa dengan tujuan dan fokus utama. Untuk itu, tak heran bila banyak investor pemula yang kerap terjerat dengan kesalahan ini.

4. Miskonsepsi Investasi

Masih banyak investor pemula yang belum bisa membedakan antara investing dengan saving (menabung), trading, dan gambling (judi). Pasalnya, masih banyak yang tergiur dengan iming-iming “investasi zero atau low risk, high return”. Akibatnya, banyak investor pemula yang kemudian berinvestasi di produk yang tidak memiliki underlying asset atau future cash flow. Pada akhirnya investasi yang dilakukan tidak dapat memenuhi tujuan keuangannya. Oleh karena itu, ada baiknya pahami terlebih dahulu perbedaan dari antara investasi, trading dan judi. Jika, anda sudah paham betul, maka kesalahan miskonsepsi ini tidak akan anda alami.

5. Tidak memiliki rencana keuangan dan tujuan investasi

Ingat sobat kover, berinvestasi bukan hanya untuk mendapatkan keuntungan saja loh, tetapi tujuan utama berinvestasi adalah untuk memenuhi kebutuhan finansial di masa depan. Jika tidak memiliki perencanaan keuangan yang matang dan tujuan investasi yang jelas, investor seringkali melakukan kesalahan dalam berinvestasi dan akhirnya merugi.

Misal, anda menjual portofolio saham untuk kebutuhan dana darurat (yang seharusnya sudah anda pisahkan sejak awal) atau bahkan rela berutang di pinjol hanya untuk dapat memulai investasi.

6. Tidak realistis terhadap resiko

Kesalahan investor pemula berikutnya yaitu tidak realistis terhadap resiko. Ya, Ketika Anda berinvestasi, Anda perlu mengedepankan logika dan realistis dalam menginvestasikan uang loh. Untuk itu, pastikan Anda tidak mudah tergiur dengan tingkat keuntungan yang tidak wajar, apalagi bila risiko yang ditawarkan sangat minim.  Semakin besar uang yang Anda tanam, semakin besar pula risiko yang harus Anda tanggung.

Selain itu, pastikan pula institusi yang Anda pilih untuk berinvestasi sudah memiliki izin dari salah satu lembaga yang berwenang di Indonesia. Baik itu, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maupun Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan Kementerian Koperasi dan UKM. Hal ini bertujuan menjauhkan anda dari yang namanya investasi bodong atau penipuan.

7. Menggunakan Teknik yang Salah

Agar hasil investasi optimal, seorang investor pemula perlu menggunakan strategi atau metode yang tepat. Namun, sayangnya banyak yang justru terjebak dengan investasi yang abal-abal, investasi yang belum mereka kenal atau bahkan dengar, memilih untuk menggunakan analisis teknikal terlebih dahulu sebelum analisis fundamental, tidak mempertimbangkan trading cost yang tentunya menggerus imbal hasil portofolio, tidak ingin cutloss walaupun diperlukan, dan bahkan tidak memperhatikan perkembangan portofolionya selama ini.

8. Menempatkan semua uang dalam satu instrumen investasi

Hal yang perlu Anda ketahui dalam berinvestasi adalah, jangan menaruh semua uang Anda pada satu tempat investasi.  Karena, jika sewaktu-waktu  tempat investasi Anda mengalami kegagalan atau bangkrut, maka risiko yang akan Anda tanggung semakin besar.

Sementara, bila Anda melakukan diversifikasi berbagai aset yang Anda miliki, Anda bisa mempertahankan aset dan dana yang telah diversifikasi, apabila salah satu tempat investasi Anda tertimpa masalah.

9. Salah Memilih Produk Investasi

Kesalahan investor pemula berikutnya adalah terlalu bersemangat dan hanya melihat keuntungan tanpa mempertimbangkan berbagai hal.  Ya, umumnya investor pemula  lebih memilih produk investasi dengan keuntungan tinggi tanpa tahu resikonya. Alih-alih untung,  para investor pemula yang seperti ini justru bisa berpotensi merugi ketika nilai portofolio sedang turun. Oleh karena itu, jangan salah dalam memilih produk investasi dan pertimbangan semuanya dari berbagai sisi. Bukan sekedar mencari untung.

10. Emosional

Sudah tak bisa dipungkiri bahwa banyak investor pemula yang cenderung emosional saat melakukan investasi. Hal ini terjadi karena melihat tren pasar yang berkembang, sehingga tanpa melakukan analisa dulu menjadi ikut-ikutan.  Akibatnya, emosional ini justru membuat investor pemula membeli terlalu banyak jenis investasi atau dapat terjebak di investasi bodong. Untuk itu, dalam berinvestasi jangan libatkan emosional tapi libatkan dengan pengetahuan yang anda miliki, perencanaan yang matang dan miliki strategi yang tepat.