Waspada! Mengonsumsi Daging Kurban Berlebihan Ternyata Punya Efek Samping Bagi Tubuh

Sobat kover, tahukah anda bahwa dibalik kelezatan daging kurban yang disantap disaat hari raya idul adha, ternyata memiliki efek samping yang tak biasa loh. Ya, daging kurban berupa kambing atau sapi bila dikonsumsi secara berlebihan diketahui dapat berbahaya bagi tubuh. Mulai dari rasa begah hingga risiko serius pada jantung, ginjal, dan sistem imun serta yang lainnya. 

Oleh karena itu, sebelum ingin menambah porsi daging di piringmu, ada baiknya berpikir terlebih dahulu dan waspada ya! Jangan sampai usai melakukan pesta daging, tubuhmu dipenuhi berbagai penyakit berbahaya. Nah, untuk lebih jelasnya, berikut ini tim kovermagz akan memaparkannya untuk anda. Simak selengkapnya disini! 

Menyebabkan Kantuk atau Kelelahan

Mengonsumsi daging secara berlebihan dapat menyebabkan tubuh merasa lelah dan mengantuk. Hal ini disebabkan oleh tubuh yang kehilangan banyak energi saat mencerna protein dari daging yang dikonsumsi. Proses pencernaan memerlukan lebih banyak darah yang dialirkan ke usus, sehingga aliran darah yang seharusnya menuju organ lain teralihkan ke sistem pencernaan. 

Kondisi ini membuat tubuh merasa lelah setelah mengonsumsi daging dalam jumlah besar. Selain itu, beberapa jenis daging, seperti daging sapi dan kalkun, mengandung tinggi triptofan yang dapat meningkatkan produksi melatonin, hormon yang memicu rasa kantuk dan mengatur siklus tidur.

Kolesterol dan Tekanan Darah Naik

Dalam beberapa hari, kadar kolesterol dan tekanan darah bisa ikut naik, terutama kalau menyantap bagian yang berlemak atau dimasak dengan cara yang tidak sehat seperti digoreng atau dibakar sampai gosong. Daging merah yang dikonsumsi berlebihan bisa memperburuk kadar kolesterol jahat dan membebani jantung serta pembuluh darah.

Risiko jangka panjang, hipertensi dan penyakit jantung ikut meningkat diam-diam. Dikutip dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, lemak jenuh dari daging merah adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan peningkatan kolesterol dan risiko tekanan darah tinggi.

Memicu Asam Urat

Buat sobat kover yang memiliki riwayat asam urat, konsumsi daging merah berlebihan bisa jadi bom waktu loh. Kandungan purin dalam daging terutama jeroan seperti hati, usus, atau babat, akan diubah tubuh menjadi asam urat. Jika sudah terlalu tinggi, anda bisa mengalami nyeri hebat di persendian, bengkak, dan rasa panas yang datang tiba-tiba. Ini bukan cuma mengganggu, tapi bisa sangat menyakitkan. Menurut Mayo Clinic, penderita gout (peradangan sendi) disarankan membatasi konsumsi daging merah dan jeroan karena tingginya kandungan purin yang dapat memicu serangan asam urat.

Dehidrasi

Efek samping lainnya dari mengonsumsi terlalu banyak daging adalah dehidrasi. Tubuh memerlukan banyak air untuk mencerna protein yang dikonsumsi. Meskipun protein adalah makronutrien penting, banyak orang cenderung mengonsumsi lebih banyak protein daripada yang sebenarnya dibutuhkan tubuh. Rekomendasi asupan protein harian hanya sekitar 0,8 gram per kilogram berat badan. Jadi, seseorang dengan berat badan 75 kg seharusnya tidak mengonsumsi lebih dari 60 gram protein dalam sehari.

Ginjal dan Hati Bekerja Tanpa Henti

Baca Juga:  Ketahui Perbedaan Light, Medium, dan Dark Roast Kopi. Yang Mana Aman bagi Lambung?

Ginjal dan hati juga ikut terbebani. Dua organ ini bekerja keras memproses dan membuang limbah hasil metabolisme protein. Jika kamu mengonsumsi terlalu banyak daging, beban ini akan semakin berat. Gejala awal seperti cepat lelah, mual ringan, atau pembengkakan di area tubuh tertentu bisa muncul tanpa kamu sadari. Dan bila dibiarkan terus-menerus, bisa berujung pada gangguan organ vital. Konsumsi protein hewani yang berlebihan meningkatkan beban ginjal dan hati, terutama bagi mereka yang sudah memiliki masalah pada organ tersebut.

Tubuh Rentan Alami Peradangan Kronis

Tubuh yang terlalu sering mengonsumsi daging merah juga rentan mengalami peradangan. Pola makan tinggi daging merah dapat memicu respons inflamasi, yang bisa memperburuk kondisi seperti jerawat, eksim, nyeri otot dan sendi. Dalam jangka panjang, kondisi peradangan kronis seperti ini berisiko berkembang menjadi penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2 hingga kanker usus besar.

Dikutip dari Cleveland Clinic, senyawa yang terbentuk saat memasak daging dengan suhu tinggi, seperti nitrosamin dan advanced glycation end products (AGE), akan memicu pada inflamasi kronis dalam tubuh.

Pencernaan Melambat dan Perut Terasa Berat

Tubuhmu akan langsung memberi sinyal lewat perut yang terasa penuh, begah, atau bahkan sembelit. Daging merah seperti sapi dan kambing mengandung lemak jenuh dan protein hewani yang tinggi, yang membuat proses pencernaan jadi lebih lambat.

Kalau anda tidak bisa menyeimbangkannya dengan sayuran atau buah-buahan, sistem cerna bisa kewalahan. Rasa tidak nyaman, kembung, bahkan naiknya asam lambung bisa muncul hanya beberapa jam setelah makan.

Menurut Cleveland Clinic, kandungan lemak dan protein tinggi pada daging merah memang membuat lambung bekerja lebih lama untuk mencerna, sehingga perasaan begah dan pencernaan melambat adalah hal yang wajar terjadi.

Peningkatan Risiko Kehilangan Penglihatan

Konsumsi daging merah yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko degenerasi makula terkait usia, penyebab utama kebutaan di kalangan orang tua. Lemak jenuh dalam daging dianggap berbahaya bagi pembuluh darah kecil di mata. Beberapa bahan kimia dalam daging olahan, seperti nitrosamin, juga dianggap dapat merusak mata.

Tulang Melemah

Konsumsi protein dalam jumlah sangat tinggi dapat meningkatkan kehilangan kalsium melalui urin, yang penting untuk membangun tulang yang kuat. Meskipun kondisi ini dapat dicegah dengan mengonsumsi cukup kalsium, banyak orang tidak memikirkan hal ini saat mengonsumsi makanan berprotein tinggi. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan tulang menjadi lemah dan rentan terhadap patah tulang