Kabar terbaru datang dari Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman. Ia mengumumkan rencana pengembangan The Line di NEOM, kota modern yang ada di dalam cermin. Nantinya The Line akan dibangun secara vertikal, kota tersebut sepenuhnya akan menggunakan energi terbarukan.
Sobat Kover pasti tidak asing lagi dengan negara Arab Saudi. Terkenal sebagai salah satu negara yang paling familiar bagi masyarakat Indonesia. Tak hanya karena Arab Saudi menjadi tujuan perjalanan haji sebagai bagian rukun Islam yang ke-lima, tetapi juga terlibat banyak kerja sama bagi Indonesia.Kabar terbaru dari negara ini berhasil membuat banyak orang berdecak kagum.
Sebagai informasi, NEOM adalah salah satu proyek terpenting dari Visi Saudi 2030 dan The Line yang merupakan penegasan dari komitmen Arab saudi dalam mempresentasikan proyek ke seluruh dunia.
Dikutip dari Arab News, Kamis (28/07/2022), Pangeran mengatakan desain itu akan membuat struktur internal kota berlapis-lapis. Tak hanya itu project ini akan mengatasi masalah kota datar horizontal tradisional, mencapai keselarasan antara pembangunan perkotaan dan pelestarian alam.
Pangeran Mohammed meluncurkan ide dan visi awal kota yang mendefinisikan kembali konsep pembangunan perkotaan dan seperti apa kota masa depan pada Januari 2021 lalu.
“Di NEOM, kami berusaha untuk menjadi yang terdepan dalam memberikan solusi baru dan inovatif, dan hari ini kami bertekad untuk mengimplementasikan ide ‘Membangun ke Puncak’ melalui tim yang dipimpin oleh NEOM dan sekelompok orang-orang paling cerdas,” katanya.
Menurut rencana desain yang dilansir dari Arab News, The Line akan memiliki fasad cermin luar yang akan memberikan struktur karakter unik. Tak hanya itu desain The Line akan mewujudkan bagaimana komunitas perkotaan yang unik. Desan ini akan menampilakan masa depan dalam lingkungan yang bebas dari jalan, mobil, dan emisi.
Selain itu, desainnya yang ingin menyatu dengan alam sehingga interior akan menciptakan pengalaman luar biasa dan momen magis.
Tempat tersebut akan menampung 9 juta penduduk dan akan dibangun di atas tanah seluas 34 kilometer persegi. Negara megah ini menargetkan gedung kaca itu siap pada 2030. Akan tetapi, para insinyur mengatakan perlu waktu 50 tahun untuk membangunnya.
Lokasi ini dibuat di barat laut Arab Saudi, yaitu membentang dari pantai Laut Merah hingga tanah tandus pegunungan yang terjal.
Meskipun demikian, pengembangan proyek ini tidak lepas dari kontroversi. Pasalnya, sekitar 20.000 orang akan dipaksa pindah dari provinsi Tabuk untuk pembangunan The Line. Sementara penduduk yang tergusur terdiri dari suku asli Huwaitat.