
Kabar duka datang dari keluarga besar presenter Najwa Shihab. Suami tercintanya, Ibrahim Sjarief Assegaf, meninggal dunia pada Selasa, 20 Mei 2025, setelah menjalani perawatan intensif akibat komplikasi stroke.
Informasi ini disampaikan oleh sahabat dekat sekaligus mantan Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI), Andre Rahadian. Dalam pesan yang diterima media, Andre membagikan kronologi perjuangan mendiang Ibrahim atau yang akrab disapa Baim sejak pertama kali mengalami serangan stroke.
“Baim kena stroke hari Rabu, ada penyumbatan, terus di DSA di RSCM,” tulis Andre dalam pesan pada Selasa malam. Serangan stroke pertama dialami Ibrahim pada Rabu, 14 Mei 2025. Setelah diperiksa di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dokter menemukan adanya penyumbatan pada pembuluh darah.
Namun, tak lama setelah menjalani tindakan radiologi, kondisi Ibrahim justru memburuk.
“Malah jadinya stroke kedua, pecah pembuluh darah,” lanjut pesan tersebut.
Akibat komplikasi tersebut, Ibrahim sempat mengalami koma saat dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) pada Jumat, 16 Mei 2025. Kondisinya yang semakin kritis membuat pihak keluarga memutuskan untuk merujuknya ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) pada Selasa, 19 Mei 2025.
“Akhirnya koma hari Jumat di RSPI. trus kemarin pindah ke RS PON,” ungkap Andre.
Sayangnya, nyawa Ibrahim tidak dapat diselamatkan. Ia mengembuskan napas terakhir di RS PON pada pukul 14.29 WIB. Kabar kepergiannya pertama kali tersebar lewat pesan berantai di kalangan wartawan.
“Berita duka cita, Innalillahi wainnailaihi roji’un. Telah berpulang ke rahmatullah: Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf,” bunyi pesan tersebut.
Berdasarkan beberapa sumber, jenazah disemayamkan di rumah duka yang berlokasi di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Sementara pemakamannya telah dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Kehilangan ini tidak hanya dirasakan keluarga, tetapi juga oleh banyak sahabat dan tokoh publik. Sejumlah public figure ternama seperti Anies Baswedan, Zulkifli Hasan, Celine Evangelista, hingga musisi Armand Maulana terlihat hadir di rumah duka untuk memberikan penghormatan terakhir.
Profil Ibrahim Sjarief Assegaf
Lahir dan besar di Indonesia, Ibrahim Sjarief Assegaf merupakan figur cerdas dengan latar pendidikan dan pengalaman kerja yang sangat kuat di bidang hukum. Ibrahim Sjarief merupakan pendiri sekaligus salah satu mitra senior di firma hukum Assegaf Hamzah & Partners (AHP), salah satu kantor hukum ternama di Indonesia.
Kepemimpinannya di AHP tidak hanya membawa kantor tersebut diakui di tingkat nasional, namun juga menjadikan firma itu sebagai pemain penting dalam industri hukum di Asia Tenggara.
Pendidikan tinggi yang dimiliki Ibrahim Sjarief turut memperkuat profil intelektualnya. Ibrahim Sjarief meraih gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), sebuah institusi bergengsi yang telah melahirkan banyak praktisi hukum ternama di Tanah Air.
Setelah itu, Ibrahim Sjarief melanjutkan studinya ke luar negeri dan menyelesaikan gelar Master of Laws (LL.M) di University of Melbourne, Australia. Pengalaman akademik internasional ini memberinya perspektif global dalam menangani berbagai isu hukum kompleks.
Pada 2002–2003, ia juga pernah menjadi peneliti tamu di Harvard Law School, Amerika Serikat pada program Studi Hukum Asia Timur, mempertegas reputasinya sebagai ahli hukum berkaliber internasional.
Selama menggeluti pekerjaan ini, ia pernah menyabet aneka penghargaan bergengsi, seperti Leader in his Field oleh Chambers Asia Pacific (2016) dan Leading Lawyer oleh Asialaw Leading Lawyers (2016).
Kisah Cinta Najwa Shihab dan Ibrahim
Pertemuan Ibrahim dengan Najwa Shihab terjadi saat keduanya masih kuliah. Ibrahim adalah senior Najwa. Hubungan keduanya berkembang pesat hingga memutuskan untuk menikah pada tahun 1997, ketika Najwa masih berusia 20 tahun. Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Ngobrol Asix pada 15 September 2022, Najwa mengungkapkan alasannya menikah muda.
“Saking cintanya, aku merasa sudah menemukan orang yang tepat,” ucap Najwa.
Pasangan ini sempat menjalani hubungan jarak jauh karena Ibrahim harus melanjutkan studi ke luar negeri. Namun, jarak justru memperkuat hubungan mereka.
“Aku tumbuh bersama dia. Jadi itu yang mengokohkan pondasi hubungan,” kata Najwa.
Meski tidak tampil di publik, Ibrahim memiliki pengaruh besar dalam perjalanan karier Najwa. Jurnalis yang akrab disapa Nana ini menyebut sang suami sebagai sosok yang selalu menjadi tempat bertanya dan berdiskusi.
“Aku segala hal akan cek dan tanya dia,” ujar Najwa.
Namun, ada satu hal yang menjadi ciri khas Ibrahim: ia tidak suka menjadi pusat perhatian. Najwa mengungkapkan bahwa sang suami sangat menjaga privasinya, termasuk di media sosial.
“Dia itu nggak mau di-posting, nggak mau muncul. Jadi aku selalu nanya, ‘boleh nggak posting ini?’ Jadi harus posting di saat tertentu saja,” ujar Najwa sambil tertawa.
Karena sikap tersebut, publik pun kerap penasaran akan sosok suami Najwa Shihab. Namun bagi Najwa, justru itulah keunikan dan kekuatan dari hubungannya dengan Ibrahim. Pernikahan Najwa dan Ibrahim hampir memasuki usia ke-28 tahun. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua anak: Izzat Assegaf dan Namiyah binti Ibrahim Assegaf. Sayangnya, Namiyah meninggal dunia hanya beberapa jam setelah dilahirkan pada 15 Desember 2011.
Karier Cemerlang di Dunia Hukum
Perjalanan karier Ibrahim Sjarief sebagai pengacara dimulai dengan penuh dedikasi. Ia dikenal sebagai ahli di bidang penyelesaian sengketa dan litigasi. Selama lebih dari dua dekade, Ibrahim Sjarief menangani berbagai perkara besar, mulai dari konflik komersial, perkara investasi, hingga kasus yang menyita perhatian publik.
Di bawah bendera AHP, Ibrahim Sjarief berhasil membangun reputasi firma tersebut menjadi salah satu yang paling disegani di Asia. Beberapa kasus yang ia tangani bahkan menjangkau wilayah lintas negara, memperlihatkan kapabilitas dan reputasi profesionalnya di ranah internasional.
Ibrahim Sjarief tidak hanya dikenal karena kemampuannya berargumen di pengadilan, namun juga karena kepiawaiannya dalam memberikan nasihat hukum strategis bagi klien-klien besar, termasuk perusahaan multinasional dan institusi keuangan.
Dalam dunia hukum, Ibrahim Sjarief juga dikenal sebagai sosok yang menjunjung tinggi etika profesi dan integritas. Di bawah kepemimpinannya, AHP menjadi bagian dari jaringan hukum global Rajah & Tann Asia, yang membuka akses kerja sama lintas yurisdiksi dan memperkuat posisi firma di pasar hukum regional.
di Narasi, perusahaan media yang didirikan oleh Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Assegaf menjabat sebagai Komisaris Utama. Namun, ia juga pernah menjabat sebagai Managing Director PT Justika Siar Public, platform hukum online yang menyediakan solusi atas berbagai permasalahan hukum untuk masyarakat.
Pribadi yang Rendah Hati dan Jauh dari Sorotan
Meski memiliki karir yang cemerlang, Ibrahim Sjarief dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan tidak gemar mengekspos kehidupan pribadinya. Ibrahim Sjarief sangat menjaga privasi keluarganya, terutama mengingat istrinya, Najwa Shihab, merupakan figur publik yang kerap menjadi sorotan media.
Kehidupan rumah tangga Ibrahim dan Najwa dibangun dalam suasana saling mendukung satu sama lain. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Izzat Assegaf. Dalam berbagai kesempatan, Najwa kerap menyebut bahwa suaminya adalah sosok yang tenang, suportif, dan menjadi tempat berbagi pikiran dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Dalam dunia hiburan maupun media sosial, Ibrahim Sjarief jarang tampil. Bahkan banyak publik yang baru mengetahui lebih dalam tentang dirinya ketika kabar duka atas kepergiannya tersebar luas. Padahal, di kalangan profesional, namanya sangat dikenal dan dihormati.
Aktivitas Akademik dan Kontribusi Profesional
Selain menjadi praktisi hukum, Ibrahim Sjarief juga aktif memberikan kontribusi di dunia akademik. Ia terlibat dalam berbagai forum hukum, seminar, dan kegiatan pelatihan untuk para pengacara muda. Ibrahim Sjarief dikenal senang berbagi ilmu dan pengalaman dengan generasi penerus. Kontribusinya dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang hukum menjadi bagian penting dari warisannya.
Sebagai pembicara, Ibrahim Sjarief kerap diundang dalam diskusi tentang reformasi hukum, penyelesaian sengketa, serta pentingnya profesionalisme dalam praktik hukum. Dalam banyak kesempatan, Ibrahim Sjarief menekankan pentingnya hukum yang adil, transparan, dan berorientasi pada kepentingan publik.
Kecintaannya terhadap dunia hukum tidak hanya berhenti pada praktik profesional, tetapi juga mencakup upaya perbaikan sistem hukum di Indonesia. Ibrahim Sjarief percaya bahwa perubahan besar harus dimulai dari integritas para pelaku hukum itu sendiri.
Ibrahim Sjarief Assegaf telah menorehkan jejak yang kuat dalam perjalanan hukum Indonesia. Ia bukan hanya pengacara kondang, tetapi juga panutan dalam kesederhanaan dan komitmen terhadap keadilan. Di tengah kehidupan yang serba cepat dan penuh dinamika, ketenangan dan keteguhan prinsip yang ia miliki menjadi contoh langka yang patut diteladani.
Kini, sosok baik dan rendah hati itu telah berpulang kepada pemilik-Nya. Namun, masyarakat akan tetap mengenangnya sebagai sosok pengacara ulung yang berdedikasi tinggi dan pribadi yang rendah hati.


