Baru-baru ini viral diperbincangkan soal kos wanita penuh sampah di media sosial tiktok. Wanita itu diduga mengidap hoarding disorder. Dalam video yang beredar, kamar itu terlihat tak terurus dan sangat berantakan. Ada genangan air, tumpukan kardus, sampah berserakan, dan berbagai barang serta tumpukan pakaian dimana-mana.
Lantas apa itu hoarding disorder? Dan apa yang menyebabkan seseorang bisa mengalami hoarding disorder?. Kovermagz telah merangkumnya untuk Anda, simak di bawah ini!
Apa itu hoarding disorder?
Hoarding disorder adalah kondisi kelainan mental yang ditunjukkan dengan kebiasaan menyimpan barang hingga barang tersebut menumpuk dalam jumlah banyak. Barang yang disimpan biasanya juga kurang atau tidak bernilai sama sekali, contohnya koran atau baju bekas.
Pengidap hoarding disorder juga kesulitan untuk membuang barang yang disimpannya. Bahkan, ia bisa stres jika disuruh atau mencoba membuang barangnya tersebut. Sehingga, barang akan terus menumpuk seperti timbunan sampah dan kamar/rumah pengidap hoarding disorder jadi tampak sangat kotor serta tidak layak huni.
Gejala dan Hoarding Disorder
Penyebab hoarding disorder belum diketahui secara pasti dan masih terus diteliti. Beberapa hal yang diduga dapat menyebabkan hoarding disorder antara lain faktor genetik, gangguan fungsi otak, serta kejadian traumatis di masa lalu.
Menurut laman Mayo Clinic, hoarding disorder memiliki gejala sebagai berikut:
- Menyimpan dan menimbun banyak barang yang tidak dibutuhkan sampai ruangan penuh sesak.
- Sulit membuang barang yang disimpan atau memisahkannya dari barang pribadi.
- Menyimpan barang sudah menjadi kebutuhan dan merasa tertekan jika mencoba membuangnya.
- Kamar/rumah akan penuh timbunan barang sampai ruangan tersebut tak bisa dihuni/digunakan sebagaimana mestinya.
- Pengidap hoarding disorder selalu berusaha menjadi sempurna. Ia juga sering menghindar atau menunda sebuah keputusan. Kesulitan dalam hal perencanaan atau pengelompokan.
Penyebab hoarding disorder
Terlepas dari usia, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami hoarding disorder. Hal itu meliputi:
1. Kepribadian
Kepribadian tertentu ternyata bisa jadi salah satu faktor risiko orang mengalami masalah mental ini. Biasanya orang yang sulit mengambil keputusan, kesulitan fokus, dan memiliki masalah dalam mengorganisir serta memecahkan masalah berisiko tinggi mengalami hoarding disorder.
2. Sejarah keluarga
Biasanya jika dalam keluarga pernah ada yang memiliki gangguan ini, kemungkinan besar anggota lainnya juga bisa mengalami hoarding disorder.
3. Menjalani hidup penuh tekanan
Beberapa orang memiliki gangguan ini setelah mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dan sulit diatasi. Misalnya kematian orang yang paling dicintai, perceraian, atau kehilangan harta benda dalam peristiwa kebakaran atau bencana alam.
4. Pengalaman buruk masa kecil
Beberapa peneliti meyakini gangguan hoarding disorder bisa berhubungan dengan pengalaman buruk saat kanak-kanak. Misalnya mengutip Mind, pernah kehilangan barang yang sangat berharga, tidak pernah tercapai untuk memiliki barang yang sangat diinginkan, hingga tak pernah dipedulikan orang lain.
5. Pengalaman menyakitkan
Hoarding disorder juga bisa berkaitan dengan perasaan menyakitkan dan pengalaman yang sulit di masa lalu. Beberapa orang mengungkapkan bahwa menimbun barang membuat mereka merasa masalah mentalnya bisa terselesaikan.
Mereka tidak lagi merasa cemas, takut, atau kesal. Meski demikian, menimbun barang bukan cara menyelesaikan masalah. Anda tetap harus melakukan konsultasi ke profesional untuk mendapatkan bantuan.
Cara Mengatasi Hoarding Disorder
Terdapat berbagai opsi perawatan untuk membantu mengurangi kebiasaan menimbun barang, membuat rumah lebih aman, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi tekanan yang muncul ketika harus memilih menyimpan atau membuang barang. Di antaranya:
- Terapi perilaku kognitif untuk membatasi jumlah barang yang diambil dan membantu menata barang-barang itu.
- Wawancara motivasional untuk meningkatkan motivasi dengan membantu pelaku hoarding disorder menghubungkan nilai dan tujuan hidupnya dengan perilakunya serta menemukan jalan untuk mengubah perilaku itu agar sesuai dengan nilai dan tujuan hidup tersebut.
- Pelatihan keterampilan untuk membantu mengatur barang-barang yang dimiliki di rumah, menggunakan metode pemecahan masalah untuk menangani masalah yang muncul saat membereskan barang yang berantakan di rumah dan membuat keputusan tentang menyimpan barang yang dibutuhkan dan membuang objek yang menyebabkan rumah berantakan.
- Obat-obatan untuk meredakan kecemasan dan depresi serta membantu pelaku hoarding disorder beralih ke perilaku yang lebih menyehatkan