Mengenal Kanker Sarkoma, Penyakit Langka yang Diidap Alice Norin

Sedikit terdengar asing namun siapa sangka jika penyakit kanker sarkoma nyata jelas hidup di tubuh aktris cantik Indonesia, Alice Norin. Ya baru-baru ini, Aktris Alice Norin mengungkapkan bahwa dirinya telah mengidap kanker sarkoma. Lewat Instagram pribadinya, bintang Ketika Cinta Bertasbih 2 itu bahkan mengaku harus mengangkat rahimnya untuk menghilangkan penyakit tersebut.

“Aku divonis kanker sarkoma, yaitu kanker langka yang berkembang di otot rahim. (…) Harus segera dilakukan operasi dengan cara midline laparotomy alias dibelek dari atas ke bawah,” kata dia dalam sebuah video reels yang diunggah pada Jumat (5/3/2024).

Ibu dua anak tersebut mengungkapkan bahwa semua organ reproduksi dan dua kelenjar belakang harus dikeluarkan untuk menghindari penyebaran kanker. Akibatnya, ia tidak bisa memiliki keturunan lagi. Lantas apa sebenarnya penyakit kanker sarkoma? Berikut ini kami paparkan untuk anda! 

Pengertian Kanker Sarkoma

Sarkoma merupakan salah satu kanker yang bermula di jaringan lunak. Tumor ini dapat tumbuh pada jaringan lunak di bagian tubuh mana pun, namun umumnya muncul di area perut, lengan, atau tungkai.

Sumber lain mengatakan jika sarkoma adalah jenis kanker yang dimulai di jaringan ikat, yang merupakan jaringan yang menghubungkan, mendukung, dan melindungi bagian tubuh lainnya. Sarcoma dapat terjadi di mana saja di tubuh, tetapi paling sering terjadi di tulang, otot, dan jaringan lunak.

Ada lebih dari 100 jenis sarcoma yang berbeda. Setiap jenis sarcoma memiliki karakteristik yang unik, tetapi semua sarcoma memiliki satu kesamaan: mereka adalah kanker yang ganas, yang berarti mereka dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Penyebab pasti kanker sarkoma sejatinya belum diketahui. Namun melansir dari beberapa sumber, penyakit ini ada umumnya terjadi akibat mutasi DNA, sehingga sel berkembang di luar kendali yang lantas membentuk tumor yang bisa menyerang jaringan di sekitarnya.

Selain dari jenis sel yang mengalami mutasi genetik, sejumlah ahli menduga kanker sarkoma juga bisa terjadi karena virus. Virus ini bernama Kaposi’s sarcoma dan virus herpes manusia tipe 8. Virusnya menyerang orang dengan sistem imunitas yang lemah.

Ada pula beberapa faktor risiko yang diduga membuat seseorang mengalami kanker sarkoma. Di antaranya pernah terpapar bahan kimia tertentu, menjalani terapi radiasi, mengalami limfadema, atau memiliki sindrom yang diturunkan dari orang tua. Jumlahnya hanya 1 persen kasus pada orang dewasa, dan 7—10 persen pada anak-anak dan dewasa muda. Sarkoma jaringan lunak ini bisa menyerang bagian tubuh manapun.

Jenis Sarkoma Jaringan Lunak

Berdasarkan lokasi kemunculan sel kanker, sarkoma jaringan lunak terbagi ke dalam beberapa jenis berikut ini:

  • Angiosarcoma, yang dapat terbentuk di pembuluh getah bening atau di pembuluh darah.
  • Chondrosarcoma, yang terbentuk di jarigan tulang rawan.
  • Gastrointestinal stromal tumor, yang terbentuk di saluran pencernaan.
  • Leiomyosarcoma, yang terbentuk di jaringan otot polos.
  • Liposarcoma, yang terbentuk di jaringan lemak.
  • Neurofibrosarcoma, yang terbentuk di selubung saraf tepi.
  • Rhabdomyosarcoma, yang terbentuk di jaringan otot rangka.
  • Tumor Askin, yang terbentuk dari jaringan lunak di rongga dada.

Gejala Kanker Sarkoma

Pada tahap awal, sarkoma jaringan lunak tidak menimbulkan gejala apa pun dan sulit ditemukan. Hal ini lantaran tumor tersebut dapat tumbuh di bagian tubuh mana pun. Biasanya, gejala baru dapat terlihat bila tumor makin membesar.

Gejala yang ditunjukkan bisa berupa benjolan atau pembengkakan yang disertai rasa nyeri bila tumor menekan saraf atau otot. Kondisi ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman, hingga kesulitan bernapas.

Selain itu, juga berupa nyeri perut, perdarahan saluran cerna, dan sumbatan aliran makanan bila sarkoma berada di dalam rongga perut. Sementara itu, jika sarkoma terdapat di jaringan saraf, pengidapnya bisa mengalami gangguan saraf sensorik atau motorik.

Lebih lanjut, beberapa gejala umum sarcoma meliputi:

Benjolan yang tidak nyeri :

  • Nyeri tulang
  • Kelelahan
  • Kehilangan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Demam
  • Berkeringat di malam hari

Jika Anda mengalami salah satu gejala ini, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Sarkoma adalah penyakit yang serius, tetapi dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, prognosisnya biasanya baik.

Faktor-faktor Meningkatnya Terkena Sarcoma

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena sarcoma:

  • Usia: Sarcoma lebih sering terjadi pada orang dewasa yang berusia di atas 50 tahun.
  • Riwayat keluarga: Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan sarcoma, Anda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit ini.
  • Paparan radiasi: Paparan radiasi, seperti yang digunakan dalam pengobatan kanker, dapat meningkatkan risiko terkena sarcoma.
  • Infeksi virus tertentu: Infeksi virus tertentu, seperti virus Epstein-Barr dan virus hepatitis B, dapat meningkatkan risiko terkena sarcoma.
  • Paparan bahan kimia tertentu: Paparan bahan kimia tertentu, seperti asbestos, dapat meningkatkan risiko terkena sarcoma.
  • Mengidap penyakit Paget, yaitu suatu jenis gangguan pada tulang.
  • Terjadinya predisposisi genetik seperti sindrom gardner, hereditary retinoblastoma, dan neurofibromatosis von recklinghausen tipe 1. Kata ahli, rusaknya gen TP53 juga bisa menyebabkan sindrom Li Fraumeni yang meningkatkan risiko sarkoma.

Diagnosa dan Pengobatan Sarkoma

Saroma dapat didiagnosa dengan melakukan pemeriksaan fisik dan tes pencitraan berupa  CT scan, MRI, atau PET scan. Tes biopsi juga dapat dilakukan untuk mengambil sampel jaringan dari tumor untuk pemeriksaan di bawah mikroskop. Untuk pengobatannya sendiri tergantung pada jenis dan lokasi tumor, serta stadium kanker. Pengobatan sarkoma biasanya meliputi operasi, kemoterapi, dan terapi radiasi.

Operasi adalah pengobatan utama untuk sarkoma. Operasi digunakan untuk mengangkat tumor dan jaringan sehat di sekitarnya. Kemoterapi dan terapi radiasi dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa setelah operasi. 

Pilihan lainnya dapat melakukan terapi target. Terapi target secara spesifik menyerang gen atau protein tertentu yang berperan dalam perkembangan sel kanker. Terapi ini bertujuan untuk mencegah sel kanker berkembang sekaligus mengurangi kerusakan pada sel sehat.

Beberapa jenis obat yang digunakan dalam terapi target adalah:

  • Imatinib
  • Pexidartinib
  • Tazemetostat

Sarkoma yang didiagnosis dan diobati pada tahap awal biasanya memiliki prognosis yang baik. Namun, Sarkoma yang didiagnosis dan diobati pada tahap lanjut biasanya memiliki prognosis yang lebih buruk. 

Adapun tingkat keparahan atau stadium sarkoma jaringan lunak juga dapat terbagi menjadi beberapa bagian yakni: 

Stadium 1A

Pada stadium ini, tumor berukuran ≤ 5 cm, dengan kecepatan pertumbuhan yang lambat dan belum menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lain.

Stadium 1B

Stadium 1B menandakan bahwa tumor bisa berukuran hingga > 15 cm, tetapi pertumbuhan tumor masih lambat dan belum menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lain.

Stadium 2

Pada stadium 2, tumor berukuran ≤ 5 cm, terlihat dapat tumbuh dan menyebar dengan sangat cepat, tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lain.

Stadium 3A

Pada stadium 3A, tumor berukuran 6–10 cm, terlihat dapat tumbuh dengan cepat, tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lain.

Stadium 3B

Stadium 3B menandakan bahwa tumor berukuran > 5 cm, terlihat dapat tumbuh dan menyebar dengan sangat cepat, tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lain.

Stadium 4

Pada stadium ini, tumor bisa berukuran berapa pun dan sudah terjadi penyebaran ke jaringan getah bening terdekat atau sudah meluas hingga ke organ yang jauh, seperti paru-paru.

 

Baca Juga:  Catat! Makanan & Minuman Ini Tidak Boleh Dikonsumsi Bersama Kopi

Itulah tentang penyakit kanker sarkoma yang dialami aktris cantik Alice Norin. Ini merupakan penyakit langka namun cukup serius untuk ditindaklanjuti. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan anda ya!