Daftar Makanan Indonesia Ini Ternyata Peninggalan Belanda

Dari sekian banyak makanan Indonesia, tahukah anda bahwa beberapa diantaranya ada yang merupakan peninggalan dari Belanda loh. Lebih tepatnya bisa dibilang merupakan akulturasi budaya dari Negeri Kincir Angin dengan Indonesia tersebut.

Kendati demikian, hal ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing lagi bukan? Pasalnya, Indonesia pernah dijajah oleh Belanda selama 350 tahun, sehingga sangat wajar bila ada beberapa makanan khas Indonesia yang ternyata merupakan akulturasi budaya dari Negeri Kincir Angin tersebut.

Dan meskipun menggunakan resep dan bahan yang serupa dengan warisan Belanda, tetapi cita rasa yang dimiliki makanan-makanan tersebut tentunya telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia.

Nah lantas apa sajakah makanan khas Indonesia yang merupakan warisan Belanda itu? Melansir dari laman detikFood, sederetan informasinya telah kami rangkum untuk anda. Simak selengkapnya disini! 

Risol

Siapa di sini penggemar risol? Camilan favorit masyarakat Indonesia ini ternyata merupakan salah satu makanan warisan zaman Belanda. Aslinya, camilan ini disebut ‘rissoles’ atau ‘roisolles’ yang sangat populer di Prancis. Adonan kulitnya pun terbuat dari puff pastry. Namun, risol khas Belanda terbuat dari adonan tepung terigu yang dibuat dadar tipis dengan isian ragout (adonan susu dan terigu) dan dilipat segi empat panjang.

Risol khas Indonesia juga menggunakan adonan tepung terigu untuk membuat kulitnya, hanya saja isiannya sangat bervariasi, mulai dari sayuran, bihun, ayam suwir, telur mayones, hingga beef mayones. Bentuknya pun beraneka ragam, ada yang bentuk segi tiga, persegi, dan persegi panjang

Perkedel 

Merupakan gorengan sederhana berbahan dasar kentang yang banyak disukai masyarakat Indonesia. Biasanya perkedel disantap bersama dengan nasi hangat, mi, ataupun dijadikan camilan. Namun ternyata, gorengan dengan cita rasa gurih ini merupakan makanan warisan dari Belanda yang disebut frikadeller. Dalam bahasa Belanda, frikadeller memiliki arti daging giling yang dipadatkan dan digoreng.

Maka, frikadeller menggunakan daging giling sebagai bahan utamanya. Sementara, perkedel khas Indonesia menggunakan kentang sebagai bahan utama dan biasanya diberi tambahan daging giling, kornet, wortel, ataupun daun bawang.

Kroket 

Sobat kover tentunya sudah tak asing dengan kudapan satu ini, kan? Yup, kroket khas Indonesia ternyata merupakan kuliner ‘warisan’ Belanda. Meski bentuk keduanya terlihat mirip, tetapi tetap aja ada bedanya, lho. Croquette asal Belanda berisi olahan daging cincang, jamur, atau ragout. Makanan ini dibentuk memanjang, kemudian dibalut dengan tepung roti dan digoreng. Biasanya disantap bersama saus cabai atau saus mustard.

Sementara di Indonesia, kroket dibuat dengan campuran kentang dan tepung terigu, serta isiannya berupa daging ayam suwir dan sayuran. Bentuk kroket khas Indonesia bulat atau sedikit panjang, dan biasa disajikan bersama cabai rawit hijau. Siapa sangka, hidangan yang sangat identik dengan masyarakat Indonesia ini ternyata merupakan peninggalan Belanda. Kata semur rupanya berasal dari bahasa Belanda, yaitu smoor yang artinya makanan rebusan.

Semur Daging

Semur daging memang diolah dengan cara direbus dan diberi tambahan aneka rempah khas Indonesia. Selain itu, semur juga menggunakan kecap manis dan gula Jawa sehingga warnanya  cokelat pekat dan rasanya manis. Bukan hanya semur daging, kini telah banyak ditemukan kreasi semur dengan beragam bahan makanan lainnya seperti daging ayam, tahu, tempe, hingga jengkol. Bahkan semur jengkol menjadi salah satu jenis yang sangat populer di Jakarta, lho!

Kue Cubit

Jajanan pasar dengan rasa manis satu ini ternyata juga terinspirasi dari salah satu kuliner khas Belanda yang bernama poffertjes. Poffertjes ataupun kue cubit, keduanya, sama-sama berbahan dasar dari tepung terigu, telur, susu dan mentega. Lantas, apa yang membedakan keduanya? Perbedaan tersebut ada pada topping yang digunakan.

Poffertjes khas Belanda hanya menggunakan taburan bubur gula putih di bagian atasnya. Sementara kue cubit memiliki beragam varian topping, mulai dari cokelat, keju, green tea, oreo, hingga aneka selai yang bisa dipilih sesuai selera.

Klappertaart

Di balik cita rasa lezat kudapan khas Manado ini, tersimpan sejarah menarik. Nama klappertaart merupakan perpaduan bahasa Belanda, yaitu “klapper” yang merujuk kepada kelapa, sedangkan “taart” berarti kue. Jadi, klappertaart merupakan sajian kue kelapa dengan aroma dan kenikmatan yang menggugah selera. Di Indonesia, klappertaart biasanya disajikan sebagai kudapan spesial saat Hari Natal dan Tahun Baru.

Sup brenebon 

Dikenal sebagai makanan khas Indonesia dengan cita rasa gurih dan menghangatkan. Nama sup brenebon berasal dari bahasa Belanda, yaitu “bruine” yang berarti warna cokelat, sementara “bonen” berarti kacang, maka “bruine bonen” diartikan sebagai kacang merah atau cokelat.  

Hidangan ‘warisan’ Belanda ini dulunya sangat familiar di lidah orang bule di masa perang dunia. Namun seiring berjalannya waktu, makanan satu ini mengalami modifikasi dan inovasi. Kini, sup brenebon dikenal sebagai hidangan khas Manado dan populer di daerah timur Indonesia.

Nastar

Nastar merupakan kue kering berisikan selai nanas yang sangat populer di Indonesia. Kue nastar memiliki kekhasan pada rasanya yang manis dengan aroma butter yang kuat. Meski identik dengan perayaan Lebaran di Indonesia, ternyata nastar bukanlah kue asli Tanah Air. Kue dengan isian selai nanas itu diperkenalkan ke Nusantara oleh bangsa Belanda. Dulunya dikenal sebagai pie Belanda.

Aslinya, nastar berisikan selai blueberi, stoberi, atau apel. Namun, saat masa penjajahan, orang Belanda kesulitan mendapatkan bahan tersebut di Indonesia dan menggantinya dengan nanas.

Kue Lapis Surabaya 

Surabaya identik dengan kue bolu lapis yang lembut dan nikmat. Kue lapis khas Surabaya tersebut dikenal dengan nama spikoe. Spikoe sendiri berasal dari bahasa Belanda, yaitu spekook. Dulunya, spikoe atau kue lapis surabaya ini disajikan untuk para bangsawan Belanda sebagai hidangan pelengkap saat minum teh.

Kini, kue lapis surabaya semakin bervariasi dan mengalami sedikit modifikasi. Kue lapis yang terdiri dari dua layer ini di tengahnya biasanya berisikan selai buah, kismis, ataupun buah kering lainnya.

Selat Solo

Sesuai dengan namanya, hidangan satu ini berasal dari kota Solo, Jawa Tengah. Selat Solo merupakan hidangan utama yang bahan dasarnya adalah daging. Untuk pelengkapnya ada kentang, wortel, selada, dan disiram dengan kuah manis. Usut punya usut, hidangan ini merupakan peninggalan Belanda yang bentuk dan tampilannya mirip dengan bistik. Dulunya, Selat Solo kerap disajikan untuk makanan ningrat di Keraton Solo.

Namun seiring berjalannya waktu, kini Selat Solo dapat dinikmati oleh siapapun. Cita rasa manis dari kuahnya berpadu dengan daging yang empuk membuat hidangan ini terasa nikmat di lidah.

Dadar Gulung

Dadar gulung merupakan kue basah yang memiliki bentuk seperti risol. Adonan luarnya terbuat dari tepung terigu, sedangkan isinya adalah campuran parutan kelapa dengan gula merah. Kue ini juga berasal dari Belanda.

Kastengel

Kue keju merupakan kue yang pasti ada saat hari raya lebaran. Belanda menyebut kue ini kaasstengels yang berarti ‘stik keju’, lalu orang Indonesia menuliskannya lebih mudah yaitu kastengel atau kue keju. Makanan ini merupakan salah satu camilan yang populer di Belanda, sehingga banyak dijumpai di toko-toko kue lawas yang menyediakan roti bergaya tempo dulu. 

Roti Gambang

Roti gambang merupakan kuliner warisan Belanda dengan cita rasa yang unik dan khas. Kue ini memiliki memiliki ciri khas berbentuk balok dengan warna kecoklatan dari gula merah. Tidak lupa taburan biji wijen selalu ada di atasnya. Biasanya roti gambang dinikmati dengan cara sobek terlebih dahulu sebagian kecil roti, lalu celupkan ke kopi pahit atau teh tawar agar meresap hingga dalam. Minuman tersebut tidak perlu manis sebab rasa manis sudah berasal dari roti gambang itu sendiri.

Roti Buaya 

Terkenal sebagai budaya yang harus ada dalam pernikahan masyarakat Betawi, rupanya roti budaya tidak terlepas dari pengaruh Belanda. Awalnya roti ini dibuat dari singkong atau ketela, namun setelah Belanda masuk, barulah mereka memperkenalkan teknik pembuatan roti berbahan gandum sehingga roti buaya menjadi seperti yang dikenal sekarang ini.

Baca Juga:  Ternyata Ini Perbedaan Blender, Juicer, Chopper & Food Processor Untuk Menghaluskan Bahan Makanan